39. Hadirnya Rasa Curiga

8.2K 669 73
                                    

Happy Reading :)
Klo ada typo ksh tau.

.
.
.

Hmm aku kehabisan kata-kata lagi :v
.
.
.

Pandangannya menatap seorang gadis yang tadi mengatakan bahwa dirinya sedang mengerjakan tugas yang belum selesai. Tapi apa? Gadis itu turun tergesa-gesa dari lantai atas yang menghubungkan rooftop sekolah.

Pikirannya berkecamuk, ada buruk yang sangat mendominasi. Alih-alih untuk mengejar langkahnya tertahan kala dari arah berlawanan ada seruan seseorang.

"Apa?"

"Mau kemana si, ayok kantin!" ajak Agy, tangan lelaki itu menggandeng lengan Arlan dengan gaya manjanya. Seakan-akan Arlan adalah seorang gadis yang ia jaga. Bukan, lebih tepatnya dirinya yang berperan menjadi gadis di antara keduanya.

"Lepasin!" ujar Arlan risih.

"Gue gak mau disangka homo." lanjutnya.

Agy memanjukan bibirnya lima senti. "Abang galak banget, Adek gak suka." Arlan mempercepat langkahnya untuk menjauh dari makhluk yang datang dari planet luar itu.

"Ihhh Abang Arlan tungguin Adekkk!!!"

Mereka berdua menjadi pusat perhatian murid yang berlalu lalang. Ada tawa yang membeludak di meja tengah kantin. Pelakunya tersenyum layaknya orang gila yang baru lepas rumah sakit jiwa.

Arlan duduk tanpa bicara apapun. "Lo ganti pacar, Ar?" tanya Boby meledek.

"Berisik lo."

Boby kicep ketika Arlan membalasnya ketus. Ia melirik Agy yang tadi membelokkan diri ke warung Mang Asep. Di tangan lelaki itu terdapat semangkok bakso dan satu gelas es teh manis.

"Bakso Mang Asep emang mantep," ujar Agy lalu meletakkan bakso itu diatas meja.

"Pergi kepasar naik wahana.
Lalu ketemu artis korea.
Eh elu Agy Wirasena.
Bagi dong sama A'a." Boby memindah posisi kursinya menjadi berdampingan dengan Agy.

"Makan rujak setengah hati
Lain kali elu beli sendiri." Agy menyindir Boby yang sudah melahap bakso miliknya. Ingatkan teman laknatnya itu untuk menghargai usahanya yang telah mengantri di warung Mang Asep. Walaupun antrian tadi tidak terlalu padat.

"Abang Arlan mau gak?" tanya Agy, peduli.

"Enggak, makasih."

"Kenapa, Ar, kayak galau gitu mukanya?"

Arlan tidak berniat membuka mulut hingga kursi di sebelahnya bergerak. Davin datang dengan batagor yang tersisa setengah di piring kaca tersebut.

"Kok cuma segini, Vin?" tanya Boby heran.

"Udah gue makan waktu jalan ke sini. Keburu laper," ujar Davin dengan cengirannya.

"Mau gak?"

Tidak perlu ditawari Agy dan Boby tetap akan meminta pajak makanan. Dua manusia itu memang urat tali malunya telah putus. Yang penting perut mereka kenyang dan tidak berseteru satu sama lain.

"Tumben gak sama adek gue? Kenzo juga gak ada nih, mana tuh anak?" Davin berucap. Ngomong-ngomong tentang Dira. Davin mulai merasakan ada sesuatu yang disembunyikan adiknya itu.

"Dia bilang ada tugas," balas Arlan terkesan cuek.

"Kenzo dipanggil Bu Poppy ke perpus tadi," jawab Boby.

Agy mempercepat kunyahan baksonya kemudian menelannya kuat. "Kalian tau gak? Ada kabar ter hot hot hot hot bangett!!" katanya begitu heboh, sampai-sampai air liurnya berjatuhan membuat Boby menoyor kepalanya. "Hujan lokal, anjim!"

ARLANDIRA (OTW REVISI)Where stories live. Discover now