Chapter 24 - Say yes

155 43 292
                                    

Kalian, sudah berapa kali merasakan jatuh cinta? Apa selalu berjalan mulus? Atau pernah jatuh cinta pada orang yang salah?

Ya, sejujurnya kita tidak bisa memaksakan perasaan untuk orang lain. Memang tak bisa dipungkiri pula, jika tiap orang memiliki pengalaman jatuh bangunnya masing-masing dalam mencari cinta dan kebahagiaan. Akan tetapi, apa kalian tahu cinta seperti apa yang layak diperjuangkan?

Bagi Mugi, cinta yang pantas ia perjuangkan adalah cinta yang tulus. Ketika seseorang terbukti mencintai dengan tulus, maka itu patut diperjuangkan. Begitulah perasaannya pada Larissa. Namun, sampai detik ini ia tak yakin bagaimana perasaan gadis itu padanya.

Dia tahu jika hati Larissa ada pada orang lain, tapi ia juga tak bisa menahan perasaan yang kian membuncah. Terlebih melihat gadis yang dicintainya menunggu tak pasti dan ditarik ulur. Rasanya menyedihkan melihat orang yang kita sayangi disakiti bukan?

Terkadang dia juga ingin berhenti dan melupakan perasaannya, karena tidak bisa membuat celah di hati Larissa untuk ia masuki. Ini juga bukan sesuatu yang mudah untuknya. Coba pikirkan, dia hanya bisa memandang dari jauh tak bisa mendekat. Diam-diam memendam rasa dan berjuang, hingga semakin hari ia dibuat jatuh cinta lebih dalam sendirian. Dia ingin berhenti, tapi bayang-bayang Larissa tak pernah luput dari indra penglihatannya yang haus mengharapkan balasan.

Ada dia yang peduli dan menyayangi gadis itu tak kalah besar dengan orang yang jauh di sana. Mengapa sang gadis tetap tak melihat dirinya di sini? Tapi dia tak bisa setengah-tengah lagi, jika dia gentar maka tak ada bedanya dengan pecundang.

Hari ini Larissa sangat cantik. Rambut panjangnya tergerai indah nampak halus tertiup angin. Senyum manisnya menarik hati menimbulkan rasa bahagia bagi yang melihat. Langit biru berawan menjadi latar yang membingkai ciptaan Tuhan itu dengan sempurna.

 Langit biru berawan menjadi latar yang membingkai ciptaan Tuhan itu dengan sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana mungkin, Mugi tak terjerat dengan pesonanya?

"Larissa Miyazaki, aishiteru!" Mugi menatap gadis yang kini mematung di hadapannya.

Larissa tahu jika Mugi menyukainya, namun tak menyangka secepat ini lelaki itu mengutarakan perasaannya.

"Mungkin bagi kamu terlalu cepat, tapi aku udah lama suka kamu, Sa. Izinkan aku untuk bahagiain kamu." Mugi menelah saliva gugup.

"Kamu tau, Gi hatiku masih untuk orang lain. Aku ga mau jadiin kamu pelarian dengan terima perasaanmu."

Lelaki itu menggenggam tangan Larissa untuk meyakinkan seraya berucap, "Kasih aku kesempatan untuk bantu hapus dia di hati kamu. Percaya aku, Sa. Aku bakal selalu usahain semua buat kamu. Aku ga bisa diem lagi liat kamu seakan-akan cuma tau satu laki-laki di dunia ini."

Larissa menatap mata Mugi yang penuh harap. Bolehkan dia begini? Apa ini pertanda Tuhan dengan menghadirkan Mugi untuk mengobati luka hatinya?

"Mugi, ada yang bilang menjadi istimewa dan setia itu cukup sebagai alasan untuk bertahan. Nyatanya itu ...."

Paris Changed My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang