3. Birthday?!

283 39 5
                                    


"Selena, ayo bangun," panggil ibu sambil menepuk pelan pipiku.

Jujur saja aku masih sangat mengantuk gara-gara semalam aku tidur larut karena asyik memandang bulan.

Tapi aku tetap bangkit dari tempat tidurku yang sangat nyaman.

Selesai bersiap, aku pergi ke dapur untuk sarapan.

"Selamat ulang tahun anak ayah, semoga jadi anak yang pintar dan jadi kebanggaan keluarga ya, nak," ucap ayah saat aku duduk di bangku. Aku hanya tersenyum seadanya.

"Selamat ulang tahun anak ibu yang paling cantik. Selena mau kado apa?" tanya ibu. Sama seperti tadi aku hanya tersenyum tipis.

"Happy birthday adek kesayangan kakak, hehe. Nanti kakak beli kado, ya. Hmm, pasti Selena mau album Ateez kan?" sambung Kak Seonghwa.

Kali ini aku mengangguk semangat karena Kak Seonghwa bilang mau membelikan aku album Ateez. Soalnya baru-baru ini grup Korea kesukaanku comeback. Hehe... Kesempatan.

"Beneran Kak Seonghwa mau beliin album Ateez?" tanyaku penuh harap.

"Hehe, iya. Soalnya kakak tau kamu pengen banget albumnya,"

"Waah, makasih banyak Kak Seonghwa!!" teriakku sambil memeluk Kak Seonghwa.

"Sama-sama, Selena," Kak Seonghwa membalas pelukanku.

●●●

"Nih anak dari tadi datang udah senyum-senyum aja, kenapa sih?" tanya Senja. Benar sih kata Senja, dari tadi aku nggak berhenti senyum-senyum. Habisnya, Kak Seonghwa bilang mau beliin album Ateez. Hehe...

"Senjaaa, Kak Seonghwa mau beliin aku album Ateez dong. Mana dia bilang semua versi," kataku.

"Enak banget kamu Selena. Kalau Kak San mana mau beliin aku album Ateez," ucap Senja sambil cemberut.

Kami berdua menyukai Ateez. Kami sering fangirling bersama.

"Ya minta dong,"

"Nggak ah, takut. Oh iya, kamu kan lagi ultah," kata Senja seakan ingat sesuatu, "met ultah ya, bestieku. Maaf ya aku lupa. Kadonya nyusul ya, manis,"

"Makasih, Sen. Kamu nggak ngucap juga nggak apa-apa,"

"Nih anak dari dulu selalu sama," omel Senja. Aku hanya menyengir.

Saat aku berjalan menuju ke kelas, banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun dan aku hanya mengucapkan 'terima kasih' sambil tersenyum tipis.

Bahkan saat aku tiba di kelas, teman-temanku menyiapkan kejutan untukku. Lagi-lagi aku hanya berterima kasih untuk menghargai mereka. Tak ada reaksi spesial dariku. Untungnya tidak ada orang yang peduli akan hal itu

●●●

Belum istirahat berbunyi. Aku dan Senja pergi ke kantin karena perut kami lumayan lapar. Energi kami terkuras gara-gara mengerjakan tugas yang sangat banyak.

Di kantin terlihat Atees yang sudah memboking salah satu meja favorit di kantin. Meja yang dekat dengan gerobak bakso.

Melihat kami datang, Kak San langsung melambaikan tangan ke arah kami. Seakan memberi kode agar janu duduk bersama dirinya dan yang lain. Kamu yang peka terhadap lambaian tersebut langsung menghampiri meja itu.

gadis yang merindukan cahaya rembulan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang