16. Kebenaran

185 26 1
                                    

Ayah dan ibu terkejut. Dari mana mereka mendapat mata itu? Siapa yang mau mendonorkan matanya?

"Bapak, ibu, saya permisi," kata dokter.

Ayah dan ibu ikut beranjak dari ruangan itu.

"Ayah, ibu Selena kenapa? Bagaimana operasinya?" tanya Kak Seonghwa khawatir.

"Operasinha berjalan lancar, hanya saja..," ayah menggantungkan kalimatnya.

"Hanya saja apa ayah?" Kak Seonghwa semakin khawatir.

"Selena buta, satu-satunya cara agar Selena bisa melihat lagi adalah donor mata," jelas ayah.

Tentu saja Kak Seonghwa terkejut. Dia benar-benar terkejut mendengar penjelasan dari ayah.

"Donor mata?" Kak Seonghwa memastikan perkataan ayah.

"Iya, Selena membutuhkan orang yang dermawan untuk mendonorkan matanya," jawab ibu yang masih menangis.

"Ayah, ibu, maafin aku, aku gak bisa jagain Selena," ucap Kak Seonghwa lirih. Kak Seonghwa sangat ingin menangis, tapi ia tidak mau menangis dihadapan ayah dan ibu, itu bisa membuat ibu tambah sedih.

"Kamu gak salah, sayang. Ini musibah, ini cobaan dari Tuhan. Kita hanya bisa berdoa untuk Selena," kata ayah sambil memeluk Kak Seonghwa yang sedang menundukkan kepalanya.

Kak Seonghwa membalas pelukan ayah.

"Sekarang Selena dimana, yah?" Kak Seonghwa bertanya setelah melepaskan pelukannya.

"Selena sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, ayo kita ke sana," jawab ayah pelan.

Kak Seonghwa melihatku yang terbaring di kasur rumah sakit. Ia menatapku dengan tatapan bersalah.

Aku sudah memakai baju berwarna biru muda yang disediakan oleh rumah sakit.

Kak Seonghwa menggenggam tanganku yang bebas dari selang infus. Rambutku terpaksa harus dipotong karena operasi. Sekarang kepalaku dibungkus oleh perban. Mataku juga masih ditutupi perban.

Sekarang sudah malam hari. Tapi Kak Seonghwa masih memakai seragam sekolah.

"Seonghwa, kamu sudah makan?" tanya ibu.

Kak Seonghwa menggeleng. "Ibu sama ayah juga pasti belum makan,"

Ibu mengangguk kepalanya pelan.

"Ayah akan pulang mengambil perlengkapan untuk di sini," ujar ayah.

"Jika ibu mau, ibu bisa pergi menemani ayah. Aku akan menjaga Selena di sini,"

"Ibu akan di sini,"

"Tapi ibu kelihatan lelah, ibu bisa istirahat sebentar di rumah, dan balik lagi ke rumah sakit,"

"Iya bu, bener kata Seonghwa. Kita pulang sebentar, terus kita balik lagi,"

Ibu masih ragu.

"Ibu percaya sama aku. Aku bakalan jagain Selena,"

"Baiklah, kamu mau makan apa, nak?"

gadis yang merindukan cahaya rembulan Where stories live. Discover now