18. Angel (END)

325 26 14
                                    

Dada Kak Seonghwa terasa semakin sakit. Kemudian Kak Seonghwa pergi ke kamar mandi. Ia mengeluarkan cairan berwarna merah dari mulutnya.

"T-tolong a-aku, ayah, ibu, eomma," Kak Seonghwa berbisik.

Kak Seonghwa membasuh mulutnya yang penuh darah dengan tangan yang bergetar. Napasnya terasa sesak.

Ayah yang menyadari Kak Seonghwa yang sudah tidak ada di sampingnya langsung terbangun.

"Kenapa, yah?" tanya ibu berbisik.

"Seonghwa mana?" ayah balas bertanya.

"Mungkin lagi di WC," jawab ibu.

"Oh yaudah,"

Tiba-tiba ibu merasa khawatir dengan Kak Seonghwa. Tapi ibu tetap berpikir positif.

Setelah beberapa menit kemudian, Kak Seonghwa tak kunjung kembali. Ibu beranjak dan menghampiri kamar mandi yang tertutup. Pintunya tidak dikunci.

"Seonghwa, kamu di dalam?" ibu mengetok pintunya perlahan.

Suasana hening.

"Seonghwa?!" ibu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Kamu kenapa, nak?"

Tak ada jawaban dari Kak Seonghwa. Ia hanya menatap ibu dengan tatapan sendu. Ibu segera menghampiri Kak Seonghwa yang terduduk lemas.

"Bersihkan dulu mulutmu, nak," ibu membantu membersihkan mulut Kak Seonghwa dan tangannya.

"B-bu, sakit,"

"Apa yang sakit, sayang?"

"P-penyakit i-tu...datang l-lagi,"

"A-ap?! Ayo kita keluar! Kamu bisa berdiri?"

Kak Seonghwa mengangguk. Ibu terlihat benar-benar panik.

"Kanapa, bu? Astaga Seonghwa!" ayah terkejut.

"Ayah, panggil dokter!" seru ibu.

Kak Seonghwa langsung dilarikan ke UGD. Ayah menunggu Kak Seonghwa di ruang UGD, sedangkan ibu menunggu dengan cemas di ruang rawat inapku.

Kak Seonghwa mengalami penyakit yang cukup berbahaya. Aku juga tidak tahu penyakit apa yang dideritanya.

Jantung Kak Seonghwa berdetak sangat lemah. Ayah masih menemani Kak Seonghwa di dalam ruangan UGD.

"Ayo nak, kamu kuat, ayah yakin itu," ucap ayah memberi semangat kepada Kak Seonghwa yang jantungnya sedang dipompa menggunakan alat.

"Nak, kamu harus sembuh. Kamu ingat janji-janjimu pada Selena? Ayo, kamu pasti kuat,"

Mendengar perkataan ayah, jantung Kak Seonghwa sedikit membaik. Kemudian matanya perlahan terbuka.

"A-yah, S-selena?" kata Kak Seonghwa sangat pelan hingga suaranya nyaris tidak terdengar.

"Iya, nak. Selena pasti nungguin kamu untuk sembuh,"

"J-jika ini ma-lam terak-hirku, izinkan m-mataku tetap bersama S-selena,"

"Seonghwa, kamu pasti sembuh,"

"S-sampaikan surat yang a-da di tas p-pada Sele-na, a-dikku,"

Ayah mengangguk samar. Ayah mati-matian menahan agar air matanya tidak turun.

"S-semoga Selena segera sem-buh. T-terima kasih, a-yah."

Kak Seonghwa menutup matanya sambil tersenyum kecil. Ia tertidur untuk selama-lamanya.

gadis yang merindukan cahaya rembulan Where stories live. Discover now