11. Keluarga Park

148 32 0
                                    

Aku sering menemani tante Hyerin di rumah sakit bersama keluargaku. Suaminya tidak pernah ke rumah sakit untuk menjenguknya. Mungkin suaminya tidak tahu bahwa tante Hyerin masuk rumah sakit.

Hari ini hanya aku yang menemani tante Hyerin. Tante Hyerin sering bercerita denganku. Dia menceritakan kisah hidup keluarganya yang jauh dari kata harmonis. Tante Hyerin kehilangan anak laki-lakinya saat anak itu berusia tiga tahun. Sampai sekarang ia tidak tahu keberadaan anak laki-lakinya. Anak itu hilang karena dibuang oleh ayahnya.

Jelas aku sangat terkejut dengan cerita tante Hyerin. Anak itu dibuang karena ia memiliki penyakit dan harus segera dioperasi. Tapi suami tante Hyerin tidak mau mengeluarkan biaya untuk pengobatan anaknya, dan dia membuang anak yang tak berdosa itu. Padahal tante Hyerin akan mencari uang untuk pengobatan itu.

Tapi semua sudah terjadi. Tante Hyerin dan Chaewon berusaha mencari informasi tentang anak laki-lakinya, tapi tidak pernah berhasil. Hingga sampai detik ini, mereka tidak tahu dimana anak itu.

"Tante, bolehkah aku bertanya?" tanyaku.

"Ada apa, sayang?" ia balas bertanya sambil tersenyum tipis.

"Emm, siapa nama anak itu?" tanyaku dengan hati-hati.

Tante Hyerin diam. Dia sepertinya sedang berpikir.

"Kalau tante tidak mau menjawab, tidak apa-apa," kataku.

"Maaf, tante lupa nama lengkapnya. Tapi seingat tante, namanya Park Seong," jawab tante Hyerin.

Aku terdiam. Park Seong?

Tidak. Tidak mungkin. Itu pasti bukan Kak Seonghwa. Aku sangat yakin.

"Park Seong?" tanyaku lagi memastikan. Tante Hyerin mengangguk pelan.

"Iya, tante sangat ingat karena nama anakku hampir sama dengan nama suamiku, 'Seong'," jelas tante Hyerin.

"Bolehkah aku bertanya lagi?"

"Tentu saja,"

"Apa anak itu ada tanda lahir?"

"Tante benar-benar lupa, nak,"

"Tante punya foto anak itu saat masih kecil?"

"Iya, tante punya. Tante sengaja menyembunyikannya dari ayahnya. Jika kamu ingin melihat, ada di sana,"

Aku menoleh ke arah yang ditunjuk tante Hyerin. Aku berjalan untuk mengambilnya. Aku membukakan album yang telah usang tersebut, namun tidak berdebu. Seperti sangat dirawat dan dijaga.

Banyak foto anak laki-laki yang masih balita. Mungkin sekarang anak itu sudah seusia anak SMA. Di halaman terakhir, ada sebuah foto keluarga. Keluarga itu terlihat bahagia. Sebuah keluarga yang lengkap, ada ayah, ibu, dan satu anak yang berada dipangkuan sangat ayah. Mereka semua tersenyum ke arah kamera.

Di album itu juga terselip satu kertas yang bertuliskan 'Anakku, Park. S'. Aku menelan ludah melihat semua foto itu. Foto anak itu, mirip seseorang.

"Apakah dia tampan?" tanya tante Hyerin sambil tersenyum hangat. 

"I-ya,"

"Dia sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang sudah membuangnya dan membunuh adiknya," tante Hyerin kembali menangis.

"Tante, maafkan aku,"

"Kenapa kau minta maaf?"

"Aku sudah membuat tante sedih,"

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Apa karena aku menangis?"

Aku mengangguk. Tante Hyerin tersenyum hangat.

gadis yang merindukan cahaya rembulan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang