13. Kembali Sekolah

127 27 0
                                    

Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalan kota. Aku masih duduk dengan ketakutan di dalam mobil. Aku berusaha mengintip dari jendela belakang. Tidak ada lagi mobil yang ditumpangi keluargaku.

"S-siapa k-amu?" tanyaku dengan suara bergetar.

"Kau tah perlu tahu siapa aku. Jika kau ingin selamat, kembalikan anakku!" katanya dengan suara yang dingin.

"Turunkan aku! Aku ingin pulang!" Aku berteriak. Aku sudah tidak peduli dengan orang itu.

Tiba-tiba mobil berhenti di suatu tempat. Aku tidak tahu ini dimana. Dia mengeluarkanku secara paksa, dan memasukkanku ke dalam tempat itu. Tempat itu sangat kotor dan bau. Kotak-kotak dimana-mana.  

Aku dipaksa duduk disebuah kursi. Tangan dan kakiku diikat. Aku tidak bisa melawan. Orang itu jauh lebih kuat dari pada aku.

"Nih makan," dia melemparkan roti padaku.

Aku kebingungan menatapnya.

"Sudah diberi makan, kenapa tidak dimakan? Kamu jangan cerewet di sini atau aku akan membunuhmu," dia mengancamku.

Dasar bodoh. Apa dia tidak menggunakan otaknya? Dia tidak berpikir bagaimana aku makan.

"Bagaimana aku bisa makan, tangan dan kakiku diikat," celetukku.

Dia menghela nafas. Dilihat dari gerak-geriknya, sepertinya dia malu.

Orang itu melepaskan maskernya. Betapa terkejutnya aku saat tahu wajah orang yang menculikku. Dia orang yang mengejarku di Sungai Han! Apa maunya dia menculikku? Apa maksud kata-katanya? Menyusul Chaewon? Kembalikan anakku? Dia juga orang yang ku lihat saat di rumah sakit. Jangan-jangan dia adalah suami  tante Hyerin?

"K-kamu?" aku masih terkejut.

"Kenapa aku?" dia berjalan ke arahku.

"M-au apa kamu?" aku ketakutan setengah mati.

"Aku mau apa? Aku mau anakku kembali padaku," dia semakin mendekat.

"Jangan dekati aku, pembunuh!" aku berteriak sekuat mungkin.

"Apa? Pembunuh katamu?" tanyanya dengan senyuman yang sangat menyeramkan.

"Jangan dekati aku!" aku berteriak lagi, "tolong! Siapapun, tolong!"

"Selena, bangun. Hey, Selena," terdengar suara Kak Seonghwa.

Aku tersadar dari tidurku. Aku mengatur nafasku yang menggebu-gebu.

"Ada apa Selena?" tanya Kak Seonghwa khawatir.

"Kakak, aku diculik," aku masih ketakutan.

"Kamu gak diculik, kamu aman di sini. Mungkin itu hanya mimpi," ucap Kak Seonghwa menenangkanku.

"Kak, orang itu, orang itu muncul dimimpiku," kataku.

"Orang itu? Siapa?" Kak Seonghwa kebingungan.

"Pria yang bertemu dengan kita saat di Sungai Han dan rumah sakit,"

Kak Seonghwa terdiam. Raut wajahnya Kak Seonghwa berubah. Kenapa setiap aku membahas pria itu, wajah Kak Seonghwa jadi sedih? Aku urungkan niatku untuk bertanya. Pasti jawabannya akan sama seperti yang diberikan sebelumnya.

gadis yang merindukan cahaya rembulan Where stories live. Discover now