5. Sakit

233 37 0
                                    

Aku masih menangis. Kali ini tangisanku lebih terdengar menyedihkan. Aku berusaha bangkit dan mencoba membuka pintu kamar mandi.

"To..long, siapa pun, tolong aku," isakku. Suaraku serak. Aku haus.

Di kelas, mereka semua sedang belajar. Apakah guru tidak menyadari bahwa aku tidak ada?

"Selena? Dimana dia?" tanya Bu Nancy, guru Bahasa Inggris.

"Tidak tahu, bu. Dari waktu istirahat tadi dia sudah ngilang," sahut ketua kelas, Kevin.

"Ya sudah, kita lanjutkan pelajaran. Nanti akan kita cari dia," Bu Nancy menghela napas.

Sedari tadi Senja terlihat gelisah. "Bu, saya izin ke WC,"

"Baiklah Senja, hanya 5 menit,"

Senja berlari menuju WC. Firasat Senja mengatakan bahwa aku ada di sana. Saat Senja tiba di WC, ia membuka setiap pintu kamar mandi. Ketika ia mencoba membuka pintu yang ketiga, pintu itu terkunci.

Senja mengetuk pintu itu. Dua kali mengetuk tidak ada jawaban. Senja mengetuk sekali lagi, tetap saja tidak ada jawaban. Senja tampak curiga. Ia berpikir kalau Selena berada di dalam WC ini.

"Selena, apa kau di dalam?" tanya Senja sambil mengetuk.

Hening.

"Siapapun buka pintunya!" ucap Senja meninggikan suara.

Suara Senja terdengar hingga keluar ruang WC, hingga menarik perhatian siswa. Kebetulan sekali itu adalah Kak San.

"Senja kenapa?" tanya Kak San. Ia sedikit terkejut karena adiknya berada di luar kelas.

"Kak, tolong buka pintu ini,"

"Kenapa? WC yang lain masih banyak?"

"Aku bilang buka, ya buka!"

Akhirnya Kak San mencoba membuka pintu itu. Tidak bisa, dikunci. Tanpa pikir panjang, Kak San langsung mendobrak pintu itu.

Pintu itu berhasil terbuka. Kak San dan Senja sangat terkejut melihatku yang terduduk lemas tak sadarkan diri di pojok WC.

Senja panik. Kak San langsung menggendongku untuk keluar dari dalam WC yang lembab.

Senja dan kakaknya langsung membawaku ke UKS. Senja tidak peduli dengan kelasnya. Begitu pula dengan Kak San. Senja dan Kak San siap mendapatkan hukuman karena terlambat masuk ke kelas. Mereka berdua lebih mementingkanku dari pada hukuman itu.

Aku dibaringkan di kasur UKS yang sama sekali tidak nyaman. Aku masih belum sadar. Saat itu UKS kosong, dan Kak San berlari menuju ruang guru untuk meminta pertolongan.

Lalu Kak San datang bersama Bu Mina. Senja yang sudah menagis disuruh kembali ke kelas, begitu pula Kak San. Walaupun Senja tetap memaksa ingin tetap tinggal bersamaku.

Sampainya Senja di kelas, ia mendapatkan pertanyaan dari Bu Nancy. Mau tak mau Senja menjelaskan hal itu kepada Bu Nancy dengan wajah yang sembap karena menangis.

Karena Bu Nancy juga berperan sebagai guru BK, ia memanggil Kak Dessy dan teman-temannya untuk segera menemuinya di ruang BK. Ruangan yang paling dihindari oleh seluruh siswa.

gadis yang merindukan cahaya rembulan Where stories live. Discover now