Part 24

1.3K 223 40
                                    

Makin Hareudang problemnya

Janlup Vote Komen uga💚



Yangyang masih enggak percaya sama perkataan Pak Shindong barusan, "Pak, Bi.. bisa ceritakan semuanya enggak tentang hal ini?"

"Dulu sebelum kamu lahir saat ibumu masih mengandung kamu 9 bulan, Ayah ibu kandungmu jalan jalan naik mobil karena Ibumu sedang ngidam makanan kesukaannya. Tapi maaf, Mobil Ayah saya telah menabrak mobil orangtuamu,

Lalu orangtuamu mengalami kecelakaan dan harus di bawa ke rumah sakit. Saat di rumah sakit ayahmu sudah meninggal di tempat..

Ibumu masih mengalami koma dan kamu harus di keluarkan dari perut ibu kamu. Beruntungnya kamu lahir dengan selamat. Beberapa hari kemudian saya mewakili ayah saya menemui ibumu yg sudah sadar dari komanya,

Dia memberikan nama untuk kamu lalu menitipkan banyak pesan ke saya sebelum ibumu menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya,

Saya benar benar minta maaf atas nama ayah saya, dia sekarang juga sudah meninggal setahun yang lalu.

Pada saat itu ayah saya tidak mau bertanggung jawab bahkan tidak minta maaf pada pihak keluarga. Keluarga besarmu bahkan tidak menerima kehadiranmu.

Karena ibumu tidak pernah di restui oleh keluarga ayah. Mereka semua tidak menyukai ibumu hanya karena ibumu miskin.

Lalu kamu di putuskan untuk di asuh oleh orangtuamu yg sekarang, adik dari Ayahmu. Tapi mereka tidak mau membiayai keperluan dan kehidupanmu.

Dan yang selalu mentransfer uang untukmu dari kamu kecil adalah saya. Saya yg bertanggung jawab atas semua biaya keperluanmu, makanya pas kamu kecil kamu sudah diberi ATM" Shindong menceritakan semua kejadian pahit yg menimpa orang tua kandung Yangyang.

Dulu yg bantu Yangyang ngambil uang di ATM itu Wonwoo, yakali dia ngambil sendirian.

Yangyang mengeluarkan air matanya deras, dia enggak nyangka klo di foto itu orang tua kandungnya.

"Hiks.. Hiks.. Pa.. Paman si.. siapa nama orang hiks.. orang tua ka.. kandung Yangyang i.. ini?"

"Liu Yifan dan Liu Tao."

Yangyang menangis sangat deras bahkan dia menutupi wajahnya. "Eng.. enggak mung.. kin. Ayah ibu maafin Yangyang, ini semua hiks.. gara gara Yangyang.."

"Yangyang, saya minta maaf baru menceritakan ini semua padamu sekarang. Saya juga minta maaf atas semua perihal kematian orangtuamu." Shindong menggenggam kedua tangannya.

Yangyang mengusap air matanya, "Paman, besok antar saya ke makam orang tua Yangyang ya. Yangyang mau ketemu sama mereka." Shindong menganggukkan kepalanya, "Iya, besok pagi saya antar kamu ke makam orang tuamu."




Yangyang berjalan di koridor kampus dengan Luntang luntung, dia belum mau pulang kerumah.

Matanya merah dan sembab hidungnya juga mampet karena terlalu banyak menangis.

Yangyang sadar kenapa ayah ibu bisa sangat benci dengannya, Boomin yg dikira juga dulu kembarannya Yangyang ternyata kebetulan dulu mereka lahir di waktu yg sama.

Dia merasa menjadi durhaka sekarang. "Ini semua salah Yangyang.."

Pandangan Yangyang kabur dan jalannya hampir oleng. Dia kelelahan karena kebanyakan menangis.

"Yangyang, kamu kenapa? Kok mukamu sembab gitu?" Kun datang dan langsung menangkap tubuh Yangyang yg hampir terjatuh.

"Kak Kun.. Hiks.. hiks.." Yangyang langsung memeluk Kun untuk meredakan kesedihannya.

Domba Kecil [Kunyang]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang