33. Gala Ngegombal

166K 19.9K 4.3K
                                    

Seneng banget sama antusias kalian semuaaa!!! Part sebelumnya, Votenya udah 1k :') Makasih banyak pokoknyaa! Aku sayang kalian!!!

Maaf agak lama, sebenernya udah selesai ngetik dari tadi tapi tiba-tiba pengen ubah beberapa adegan :'))

"Tadi kenapa sih? Tumben banget minta dijemput bunda?"

Riri memandangi bundanya yang sedang sibuk mengaduk susu dalam gelas. Aktivitas rutin Desi setiap malam yang tidak bisa ditinggalkan, membuatkan susu untuk putri kesayangannya.

"Pengen aja dijemput sama bunda," bohong Riri. Padahal sudah jelas kalau hal itu ia lakukan karena Riri tidak mau pulang bersama Gala.

Desi menghampiri Riri. Meletakkan segelas susu di hadapan anak manjanya itu. "Diminum sampe habis." Tangan Desi terulur mengusap puncak kepala Riri dengan sayang.

Desi duduk di sebelah Riri. Memerhatikan anaknya yang asyik meneguk susu dengan rakus. "Pelan-pelan, Ri," tegur nya. "Tadi kasihan loh, masa Gala kamu tinggalin gitu aja? Kalian lagi berantem ya?"

"Engga kok," geleng Riri.

"Bunda liatnya ngga tega. Pas kamu tinggal tadi, muka Gala sedih banget. Udah kaya pemeran protagonis dalam sinetron yang kena siksa gitu," kekeh Desi.

Riri meletakkan gelas kosongnya ke meja. Beralih menatap bundanya yang masih tertawa tidak jelas. "Iya kaya sinetron yang bunda tonton tiap hari."

"Apaan? Bunda ngga pernah nonton sinetron ya. Tontonan bunda itu berfaedah. Bunda nontonnya berita-berita penting sama debat politik."

Riri berjalan ke sofa sambil memutar bola matanya malas. Bundanya ini memang ngada-ngada saja. Jelas-jelas Riri sering memergoki bundanya menangis saat melihat adegan sedih di sinetron.

"Riri sering denger ada lagu, ku menangis, membayangkan, betapa kejamnya dirimu atas diriku. Riri belom budek loh bun."

Desi tertawa keras. Wanita paruh baya itu ikut duduk di sebelah Riri. Menoel pipi anaknya. "Kirain bunda, anaknya bunda ini budek." Desi terkikik geli saat melihat wajah Riri yang cemburut.

"Bunda ih! Jangan ngadi-ngadi deh," protes Riri. "Masa anaknya sendiri dikatain budek."

Mendengar dering ponsel berbunyi. Mata Desi langsung terfokuskan pada ponsel yang ada di atas meja. "Tuh, Gala telfon kenapa ngga diangkat?"

"Ngga mau! Riri sebel sama Gala!" balasnya cuek. Riri malah mengalihkan pandangannya ke film kartun di layar televisi.

"Katanya tadi ngga berantem? Kenapa sebel?"

"Ya pokonya Riri sebel! Udah deh bunda diem aja," ketus Riri. "Gala itu jahat sama Riri."

"Jahat gimana? Setau bunda Gala itu sabar banget loh ngadepin kamu yang sering kumat-kumatan ngga jelas."

Mata Riri langsung berkaca-kaca mendengar perkataan bundanya yang terdengar seperti membela Gala. "Bunda ih! Kenapa bela Gala sih?! Riri sebel tau ngga?!"

Riri menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. Ia pergi ke kamar dengan mengantongi ponselnya di baju tidur berkarakter doraemaon yang ia kenakan malam ini.

"Kenapa sih telfon-telfon! Sok penting banget!" Riri melempar ponselnya yang terus berdering.

Merebahkan tubuhnya di atas kasur. Riri menutupi mukanya dengan bantal. Suara dering ponsel itu benar-benar mengganggu telinga. Sebenarnya Riri ingin mengaktifkan mode hening ponselnya. Tapi karena malas mengambil ponsel yang sudah ia lemparkan entah kemana. Riri mengurungkan niatnya. Memilih menuli saja.

MY CHILDISH GIRL [END]Where stories live. Discover now