56. Teror Pertama

162K 17.9K 5.2K
                                    

Hari ini upnya agak lama, soalnya otakku lagi buntu 🤣

Eh gatau kenapa ya, masih suka keinget sama orang yang pernah bilang. "Pantes upnya tiap hari, orang dia ngga mikir."

Bukannya dendam atau ngungkit-ngungkit tapi kesel aja gitu. Gatau apa kalo aku lagi buntu kaya gini, buat haluin lanjutan cerita ini tuh sampe jungkir balik. Haha engga deh 🤣 ya intinya aku selalu berusaha up tiap hari selagi aku bisa. Gamau kalian kecewa aja sih 🥺

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Oh ini yang namanya Riri."

Pria paruh baya dengan setelan jas hitam rapi lengkap dengan sepatu pantofelnya berjalan menghampiri gadis yang sejak tadi hanya duduk berdua bersama Danis.

"Cantik," lanjutnya.

"Ini papa aku, Ri," jelas Danis menjawab kebingungan Riri.

"Halo, saya Eza papanya Danis."

Riri menyambut uluran tangan Eza dan mencium punggung tangan pria itu dengan sopan.

"Riri, om," balas Riri tersenyum manis.

"Kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Eza sembari mengingat-ingat. Entah mengapa Eza merasa ini bukan pertama kalinya ia bertemu dengan Riri. Rasanya wajah Riri tidak asing lagi di mata Eza.

"Haduh, papa ini gimana. Ini 'kan baru pertama kalinya papa ketemu sama Riri. Ada-ada aja, papa ini," sahut Vina--mama Danis--yang baru datang dan langsung mengandeng lengan Eza.

"Oh iya. Mungkin karena mama kemaren cerita tentang Riri. Jadinya papa ngerasa ngga asing."

"Pa, ma itu dicar...." Dewa mengernyitkan dahinya. "Lo ngapain di sini?" bingung Dewa. Menatap Riri terkejut.

"Kak Dewa?!" ucap Riri.

"Loh kalian saling kenal?"

Vina memandang Riri dan Dewa bergantian.

"Dia saudara kembar gue, Ri," kata Danis kemudian menarik Riri pergi. Riri yang masih bingung hanya bisa membulatkan matanya.

"Ma, pa, Danis ke sana dulu."

"Kamu kenal dia bang?" tanya Vina pada Dewa setelah kepergian Danis dan Riri. Dewa hanya mengangguk sekilas.

"Papa sama mama dicari oma," kata Dewa kemudian pergi.

*****

"Jadi kak Dewa itu saudara kembarnya kak Danis, ya?"

Danis mengangguk pelan. Matanya masih fokus pada laju mobil.

"Tapi mukanya ngga sama, ih! Upin ipin kembar, mukanya sama."

"Namanya juga bukan kembar identik, Ri. Kalaupun mirip juga dikit doang. Kaya kakak adek biasa," jawab Danis kemudian terkekeh saat mengingat sesuatu.

"Lo mah upin ipin mulu yang diinget. Segitu cintanya lo sama dua botak itu?"

"Mereka lucu tau, kak."

"Tapi lucuan lo. Gimana dong?" goda Danis.

"Padahal Riri ngga ngelawak."

Danis menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Iya juga sih. Susah ya gombalin cewek polos kaya lo. Aturannya lo itu tersipu malu karena gue bilang lucu," kekeh Danis.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang