41. Serangan Dadakan

147K 18.7K 4.8K
                                    

Buat yang masih nungguin cerita ini absen dulu dong kalian dari kota mana aja? Aku kepo nih wkwk.

Vote sebelum membaca! Biar ngga jadi pembaca ghaib :') ghaib kek doi :v

"Auhh..." desis Gala. "Sakit, Ri."

"Makannya diem dulu, ih!" ketus Riri. "Ini belum masuk."

"Aaaaaaa..." jerit Gala.

Gala menoyor kepala Riri hingga terhuyung ke belakang. "Pelan-pelan masukinnya."

Riri mendengus. "Susah, ih! Gala jangan gerak terus!"

"Jangan diteken-teken woi!" teriak Gala. "Pelan-pelan ngga bisa apa?"

"Gala kenapa bawel banget sih?!" Riri berdiri sembari berkacak pinggang. Mata bulatnya menatap Gala penuh emosi.

"Nih, obatin aja sendiri!"

Riri melempar kotak P3K ke pangkuan Gala. Dengan bibir bawahnya yang mencebik kesal. Riri berjalan meninggalkan Gala. Ia lebih memilih duduk di teras markas.

Hari ini Gala sangat menyebalkan. Yang pertama, tadi tangan Riri dibuat ngupil. Yang kedua, dengan seenaknya Gala pergi meninggalkan Riri di apartemen sendirian. Yang ketiga, Riri dijemput Ilham. Riri diajak untuk ke markas Drax. Bilangnya Gala pingsan karena kalah baku hantam dengan Volker. Ternyata Gala hanya babak belur biasa dan tentu saja tidak sampai pingsan. Yang terakhir, Gala terus mengomel saat Riri membantunya mengobati luka-luka di wajahnya. Ada saja salahnya Riri.

Maunya Gala itu apa sih?

Harusnya Riri tadi tidak perlu percaya dengan ucapan Ilham. Mana ada ketua geng berandal seperti Gala bisa pingsan gara-gara baku hantam.

"Loh, Riri mana?" tanya Ilham tampak kebingungan. Pasalnya Gala duduk sendiri sambil mengobati lukanya.

Gala mengedikkan bahu. "Ngga tau. Dia ngambek."

"Kok lo santai?"

Gala berdecak. Melempar kapas ke wajah Ilham. "Lo lupa kaki gue sakit? Gimana gue mau ngejar dia?"

"Jagoan kok bisa cidera," ledek Ilham.

"Gimana ngga cidera? Tadi kita baru mau nyusun rencana buat balas dendam ke Volker. Eh taunya si Leon sama Dewa anjing ajak pasukannya nyerang kita dadakan."

"Ya gue kaget lah. Apalagi tadi kepala sama kaki gue langsung ditimpuk pake balok," tambah Gala.

Ilham ikut duduk di sebelah Gala. "Menurut lo ucapan Leon sama Dewa tadi beneran atau cuma anceman?"

"Kalo gue anggep ucapan Leon sama Dewa tadi cuma anceman. Gue ngga bakal nyuruh lo buru-buru jemput Riri ke apartemen buat dibawa kesini." Gala menjeda ucapannya. "Gue tau, Leon sama Dewa ngga pernah main-main sama ucapannya."

"Terus apa rencana lo selanjutnya?" Ilham menautkan sebelah alisnya.

"Yang jelas, gue bakal lindungin Riri dulu. Gue ngga bisa maafin diri gue sendiri kalo sampe Riri kenapa-kenapa."

Ilham tersenyum samar. Tangannya menepuk-nepuk pundak Gala. "Gue bakal bantuin lo semaksimal mungkin."

"Thanks," ucap Gala. "Liatin Riri dong. Ntar tuh bocah pulang sendiri. Lo juga yang bakal repot karena gue suruh nyusulin."

Ilham mendengus. "Untung temen."

"Untung lo jenglot!" balas Gala.

*****

Ilham mengernyitkan dahinya saat melihat Riri dan Alan mengobrol di teras markas. Tumben sekali. Padahal sebelumnya mereka berdua tidak pernah terlihat seakrab sekarang.

MY CHILDISH GIRL [END]Where stories live. Discover now