38. Anak haram

160K 19.4K 4.2K
                                    

Vote dan komen dong, jangan jadi sider. Aku ngga minta banyak kok. Cuma minta vote dan komen aja biar tau kalo kalian masih nungguin cerita ini :')

Antusias dari kalian itu moodbosterku :'))

"Pinjem buku PR lo dong, Nen."

"Ngga Ndu, lo itu kebiasaan banget selalu aja nyontek," tolak Nenda.

Choline yang duduk di depan Nenda ikut mencibir. "Lagian lo itu curang banget. Giliran pak Surya tahu ada dua murid yang hasil PR-nya sama. Lo ngga mau ngaku kalo nyontek. Lo malah nuduh Nenda."

Pandu berdecak. "Elah, gitu doang. Pelit amat sih sama temen sendiri."

"Helooo!!! Sejak kapan kita temen?" sarkas Choline memutar bola matanya malas.

"Pandu itu ketua kelas, harusnya ngasih contoh yang baik dong," ucap Riri.

Pandu menoleh pada Riri yang duduk bersebelahan dengan Nenda. "Diem lo. Gue ngga ngomong sama lo."

"Riri punya salah ya? Jahat banget ngomongnya."

Tidak memdulikan ucapan Riri. Pandu terus memohon agar Nenda mau meminjamkan buku PR miliknya. Di kelas ini hanya Nenda, si gadis baik hati yang selalu mau meminjamkan buku PR pada Pandu. Tetapi sejak kejadian kemarin, Nenda tidak mau lagi berbaik hati pada Pandu. Nenda yang susah payah mengerjakan malah Nenda yang dituduh nyontek. Ciri-ciri manusia yang tidak tahu diri ya seperti Pandu ini. Sudah dikasih hati malah minta jantung.

"Ayolah, Nen. Biasanya lo ngga pelit sama gue," mohon Pandu. Cowok itu masih kekeuh, tidak mau menyerah.

"Ngga, Ndu," tolak Nenda. "Kerjain aja sendiri."

"Ngga bisa. Udah mepet waktunya. Gue janji ngga bakal kaya kemarin lagi deh."

Nenda menggeleng tegas. "Sekali gue bilang engga, ya engga, Ndu."

"Elah, bentar doang, Nen," ucap Pandu. "Mana sih, buku lo?"

Tangan pandu bergerak mengambil tas Nenda secara paksa. "Nah, ini." Pandu tersenyum senang saat berhasil mendapatkan buku PR Nenda.

"Jangan, Ndu. Siniin!" kesal Nenda berusaha mengambil bukunya dari tangan Pandu.

Choline berdiri sambil berkacak pinggang. "Bener-bener ya lo Ndu, nantangin gue."

"Siniin bukunya!" bentak Choline.

"Santai aja kali. Ntar juga gue balikin," balas Pandu santai. Pandu berjalan ke arah tempat duduknya tapi baru beberapa langkah lengannya ditarik oleh Choline.

"Siniin, Ndu!"

Pandu berdecak sembari menggerakkan lengannya agar tangan Choline terlepas. "Udahlah Lin, lo ngapa sih ribet amat?"

"He! Gimana gue ngga ribet? Lo itu keterlaluan, Ndu!" geram Choline menunjuk wajah Pandu. "Definisi manusia ngga tau diri, ya lo itu!"

"Udah, Lin. Ngga papa. Yang penting dia udah janji ngga kaya kemaren," Nenda mengalah. Ia menarik tangan Choline. Takut jika cewek itu kelepasan dan malah berujung pertengkaran yang lebih serius.

"Ngga bisa, Nen. Pandu kalo ngga diginiin, dia bakal seenaknya!"

"Ngga papa, Lin, udah."

Pandu tersenyum miring. "Tuh dengerin! Nenda aja ngga papa. Kenapa lo yang ribet?"

"Siniin! Itu bukunya Nen, Nen!" Riri merebut paksa buku bersampul cokelat yang saat ini sedang Pandu pegang.

"Ck, apaan sih lo? Ikut campur mulu?! Gue ngga ada urusan sama lo!" dengus Pandu menatap tajam Riri.

MY CHILDISH GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang