selembar surat untuk Karin

21 3 1
                                    

Pagi yang cerah, suara burung didahan melengking nyaring, para petani berbondong-bondong untuk berangkat bekerja. Bram duduk santai merapikan baju, dan memasang sepatu barunya, hadiah dari Siska beberapa hari  yang lalu sebagai permohonan maafnya, ayahnya berdiri di sampingnya sembari memukul pundak Bram dengan manja.

"Nak, belajar yang rajin ya kau harus menjadi orang sukses" ucap ayahnya dengan segenap perhatian

"Ya , yah" jawab Bram Ramah .

Datang Rani membawa dua kopi hitam untuk ayah dan kakanya. Senyumnya melengking hingga terlihat manis. Rani memang cantik, kulitnya kuning telur, lesung pipinya yang dalam menambah kecantikannya, selaras dengan bibirnya yang tipis dan hidungnya yang mancung.

Rani Hari ini terlihat berbeda , ia mengenakan gamis panjang dan juga jilbab besar yang menghiasi indah tubuhnya

Celetuk Bram menggoda.
"Eh ustazah, cantik banget hari ini"
Ucap Bram sembari tesenyum.

Mendengar ucapan Bram, ayahnya langung mengamin kan , lantas berdoa "Semoga saja Rani kelak menjadi wanita yang solihah"

Dan Rani hanya tersenyum tersipuh malu.  sungguh keluarga mereka kembali untuh, hanya saja ibu tidak ada di sisi mereka.

Melihat Rani, ia ingat kepada gadis yang Bernama Karin, gadis yang saat itu menjadi bunga tidurnya, suaranya bagai nyanyian yang menenangkan hati. Suara yang indah, lebih indah dari kicauan  burung dikala pagi,  anggunnya  lebih indah dari lembayun senja. Itu tulisan didinding kamar Bram yang penuh akan tulisan tangan.

Jam sudah menunjukkan pukul 07:30. waktunya Bram untuk berangkat kuliah, semangatnya membara menghantam asa, sejenak ia periksa surat cinta untuk Karin ditasnya, surat Yang sudah ia siapkan tadi malam.

Bram tak sabar untuk berjumpa dengannya, ia bergegas berangkat setelah ia salaman kepada ayahnya dan mengecup kening adiknya.

Sampai didepan gerbang kampus , Bram tidak langsung kekealas ia sudah punya janji dengan Siska, tapi tidak untuk main kuda-kidaan , melainkan untuk membantu Bram untuk mendapatkan cintanya Karin.

Sampai disana, ia melihat Siska sedang duduk santai,

"Hai Sis apa kabar lu ?" ucap Bram menanyakan Kabar Siska.

"Baik" jawab Siska simpel

"Jangan bohong sama gua, gua tahu kalau lu  punya masalah" nyerocos Bram

"Benar kok, gua baik-bailk aja" Siska membela diri

Namun Bram Tidak percaya dengan Siska, Beram tahu bahwa Siska mempunyai masalah, memang begitu sifat wanita satu ini, selalu menutupi dirinya dari masalahnya.

Terlihat, wajah Siska pucat pasi  sepertinya ia ingin muntah namun,  Siska menahan nya.

"Kalau lagi sakit, lu pulang aja" ucap Bram penuh Rasa Perhatian.

Siska terdiam, ia tak menanggapi solusi dari Bram. Ia hanya menatap Bram penuh dengan kepeningan.

"Yaudah, mana surat lu , ntar gua kasih Karin." Kata Siska.

Bram Memberikan surat cintanya itu, surat yang akan mewakili Rasa yang selama ini ia pendam. Setelah itu, Siska langsung pergi Setelah berpamitan dengan temannya Si Bram yang saat ini sedang kasmaran,
busur panah cinta baru saja ia iris dengan rapi dan tajam, agar tepat mengenai sasaran. Itulah salah satu kata-kata yang ditulis di tembok kamarnya. 

Bram langsung menuju kekelas, sekonyong-konyong orang melihat Bram , Bram yang  dulu nakalnya minta mampus, Rambut yang tak pernah Rapi, baju berantakan, celananya yang bolong melintang didengkul, kini terlihat Rapi, baju kokonya yang bersih memancarkan pesona, celananya yang sedikit longgar dan panjang, sepatunya yang kilatnya bukan main. Penampilan Bram yang membuat semua orang terkesima.

Bram duduk dibangku paling depan  , dan mengeluarkan buku yang sudah ia beli tempo hari, buku dasar-dasar komunikasi, semua orang terkejut tumben banget Bram mau membuka buku dan duduk paling depan , biasanya ia tidur dibangku paling belakang, puluhan pertanyaan melintang di benak para mahasiswa , ada apa si Bram ? Apa mimpi Beram semalam? Entah bagaimana ia bisa berubah dengan signigican? Sekelas heboh dibuatnya.

Selang beberapa menit , buk dosen yang terkenal wibawanya datang  . Dan semua mahasiswa berdiri sembari mengucapkan salam. Buk Erika putri ayu ningsih SH. MH. Dosen yang akan membimbing mereka sampai mereka lulus.

"Hemz,  pagi anak-anak" salam buk dosen.

Semua mahasiswa serentak menjawab.

"Keluarkan selembar kertas, dan polpen kalian, dan tulis cita-cita kalian" perintah buk Erika.

Lantas semua mengeluarkan kertas dan Polpen termasuk Bram.
Semua menulis cita-cita nya masing-masing.

Bram terlihat bingung, entah apa cita-citanya, memang Bram tidak mempunyai cita-cita, masa depannya sempat terancam suram. Segala aspek  kehidupannya sembrawut , sejuta kemungkinan, setelah lulus ia akan menjadi pengangguran. 

Semua sudah selesai mengisi selembar kertas kosong dengan harapan dan cita-citanya, namun Kertas Bram masih terlihat Kosong, ia tergupuh-gupuh menulis apa yang ada difikirannya saat itu. Dan langsung mengumpulkannya tanpa harus mengoreksi apa yang ia tulis. 

Tiga puluh Kertas sudah terkumpul Rapi diatas meja . Buk Erika memandang wajah mahasiswanya.

"Mana Siska?"  Tanya buk Erika.

Semua terdiam, Bram yang mengetahui Keadaan Siska, langsung mengajukan tangan.

"Maaf Buk, Siskanya lagi sakit" ucap Bram.

Buk Erika hanya terdiam tanpa bertanya Siska sakit apa,  ia memberikan isyarat dengan mengnggukkan kepalanya menandakan bahwa alasannya diterima.

Buk Erika kembali ke tempat duduknya dan memeriksa kembali selembaran itu, dan membacanya satu persatu, disaat menyebut Abram Saputra dan cita-cita yang ia tulis , semua ternganga dan menggelengkan kepada, bagaimana tidak Bram yang terkenal cowboy kampus, mahluk paling koplak sedunia bercita-cita sebagai Seorang Ustadz. Bram Terkejut dengan apa yang ditulisnya. Ia hanya terdiam dan tertunduk malu disaat buk Erika memanggilnya Ust. Bram. Kini Bram sudah mempunyai Gelar Ust. Bukan hanya buk Erika semua teman sekelasnya juga memanggilnya Ust.

Aduh... masak iyya ada Ust. Koplak..
Bram Bram..



Forbidden LoveWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu