Api cemburu

20 2 2
                                    

Keesokan harinya , setelah Bram di berikan gelar ust. Oleh buk Erika dosen pembimbing dikelasnya.
Ia mencari-cari Siska namun tidak ketemu. Kata temennya dia pulang dan menitipkan surat dari Karin. Sontak Bram terkejut , ternyata surat yang ia berikan terbalas. Detak jantung Bram memopa keras layaknya dentuman mariam. Bunga dihatinya semakin mekar. Sejenak ia duduk dikantin sembari memesan Es paporitnya. Dan membuka surat itu, surat yang wanginya semerbak bunga kasturi. Tak henti-henti surat itu diciumnya hingga lusuh. Pelan ia membuka surat yang mungkin membuat Bram Tersenyum sepanjang hari atau cinta naas yang akan membuat Bram bungkam tertunduk malu.

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Maaf sebelumnya, saya telah menerima surat yang kanda Bram kirimkan dan saya menerimanya dengan sepenuh hati. Setelah saya baca dan tela'ah apa isi surat yang kanda tuliskan. Jujur, saya bingung bagaimana saya harus menyikapinya. Disisilain ada seorang pemuda yang datang melamar saya. Dan masih saya pertimbangkan. Dan kemarin, kanda mengirimkan surat dengan perihal yang sama . Saya mohon pengertian kanda akan posisi saya . Semoga Allah Swt. Memberkati kanda. Sekian wassalam

Ttd
Karin Zayyina Kamila

Stelah membaca surat balasan dari Karin, Kelopak mata Bram membendung kuat, batinnya tersayat, bunga yang tadinya mekar kuyup seketika, jantung Bram tak lagi terpompa normal, matanya berkaca-kaca seakan hendak meneteskan air mata kegagalan cinta. Api cinta melahap batinnya. Setelah ia tahu, ternyata Karin gadis yang ia puja selama ini sedang dipinang oleh seorang pemuda. Yang mungkin lebih tampan darinya, namun ia mempunyai satu harapan, yaitu menunggu pertimbangan dari Karin.
Mungkin saja karin menolaknya.

Sejenak ia berfikir, mungkin pemuda yang ia maksud adalah presiden mahasiswa yang beberapa bulan lalu Bram melihat mereka mesra-mesraan ditaman .

Lantas Bram ingin menemui Presiden Mahasiswa itu. Amarah Bram menjadi, api cemburu yang kedua kalinya membuat Bram tak bisa membendung emosi.  Ia langsung Beranjak dari duduknya dan meninggalkan Es yang belum diminum dan belum sempat dibayar.

Ia mencari nama Revan laksamana
Namun tidak ketemu. Negatif thingking terus menggelepar diotaknya. Ia menanyakan disemua mahasiswa yang ia jumpai, namun tetap, tidak ada yang memberi jawaban pasti. Setelah lelahnya mencari musuh bebuyutannya, Bram duduk Didepan Parkiran. Hari ini ia membolos untuk belajar , sifat koplaknya kambuh.
Semua teman kelas yang memanggilnya ia tidak hiraukan.

Ia kembali kedepan setelah lebih dari setengah jam duduk diparkiran. Ia melihat didepan ruang kesehatan milik kampus, berdiri Revan Laksamana. Segera Bram mengampirinya dan menghantam kepala Revan hingga terjatuh. Mahasiswi yang tadinya disamping Revan teriak histeris. Sehingga mahasiswa berkumpul dan melihat Revan yang terjatuh dan Bram dengan emosi yang membara masih memukuli kepala Revan bertubi-tubi.
Segerombolan mahasiswa Langung melerai Bram yang sedang mengamuk. Revan yang terkapar langsung dimasukkan kedalam, diruang kesehatan. Dan Bram diamankan kekantor urusan mahasiswa yang mempunyai kasus. Bram diduduki. didepannya ada kepala dekan yang akan menangani kasus Bram mahasiswa terkonyol didunia , sekonyong-konyong  mahasiswa melihatnya. Tak terkecuali Karin yang sedang mengangkat kedua tangannya sepertinya sedang berdoa. Diam-Diam Karin mempunyai sedikit Rasa untuk Bram.

Seorang mahasiswi mendekati Karin yang sedang berdiri di sela-sela keramain yang sedang menonton Bram yang sedang di eksekusi oleh dosen pembimbing buk Erika dan kepala Dekan. Karin dibisiki, yang dihajar oleh Bram ternyata Revan laksamana , mendengar hal itu, Karin langsung menuju ke Ruang kesehatan. Ia tidak menyangka bahwa Bram seganas itu. Andai saja Bram sedikit Sabar pasti cintanya akan Diterima.

"Bram kamu kenapa ? Apakah ada masalah ?"

Tanya kepala dekan dengan tegas

"Nak, jika ada masalah, kamu cerita. Nanti kita bisa omongin baik-baik"

sambung Buk Erika Ramah .

Bram hanya terdiam tak berkata apa-apa, ia bingung bagaiman cara menjelaskan masalah nya .

Lima menit Berlalu, Bram tak menjawab apa-apa ia hanya  menundukkan kepalanya.
Melihat Bram diam tak bisa menjawab apa-apa dekan memanggil salah satu mahasiswa dan menyuruhnya agar Revan datang kemari .

Mendengar perintah dari kepala dekan, mahasiswa itu langsung memanggil Revan yang sedang berada diruang kesehatan. Untuk menuju ke kantor. Revan yang masih sedikit pusing, berjalan lunglai dibantu oleh mahasiswa yang tadi dan juga Karin

Sampai mereka disana , dan Revan duduk didekat kepala dekan dan disampingnya ada Karin.  Bram yang masih menunduk tidak mengetahui bahwa Revan sudah berada didepannya, sejenak Bram mengangkat kepalanya. Terkejut Bram melihat Revan yang sedang didampingi Karin. Rasa marah dan malu bercampur. Sesekali ia mengenggam tangannya yang berurat. Mata Bram merah , marah nya semakin menjadi namun ia sempat tahan.

"Revan, kamu ada masalah dengan Bram ?"

Tanya kepala dekan.

"Setahu saya,  saya Tidak pernah berurusan dengan Bram."

Jawab Revan.

"Bram tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, jika tidak kami terpaksa mengeluarkan kamu dari kampus ini. Kami tidak peduli jika kamu semester akhir" 

Kepala dekan memberikan sedikit ancaman pada Bram.

Mengdengar ancaman itu, Karin langsung memandangi Bram, dan Karin mengnggukkan kepalnya pelan. Menandakan Bram mau untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Bram menarik nafas perlahan dan menghembuskannya pelan-pelan

Was... wes... wos...
Bram bercerita panjang lebar pastinya dengan nada yang terbata-bata menahan Rasa malu.
Sampai diakhir cerita Buk Erika Tercengang menahan tawa, kepala dekan menunduk dan memukul pahanya, tidak menyngka ada mahasiswa semester akhir sekonyol Bram, Karin tersipu malu, Revan tetap dengan wibawanya sebagai presiden mahasiswa.

"Maaf mas Bram, Karin ini adik kandung saya, jadi kami satu keluarga"

ucap Revan menjelaskan.

"Makaknya Nak, kamu harus cari tahu dulu , jangan asal main hakim dan juga kalau masalahnya seperti ini hendaklah dibicarakan baik-baik"

Sambung buk Erika.

"Ya Bram, lain kali kamu harus lebih dewasa lagi, udah semester akhir kok masih aja seperti anak-anak sebentar lagi kamu akan lulus, diluar sana banyak cobaan yang menunggu, jadi ubah sifatmu maka kamu akan menjadi orang yang lebih baik lagi"

ucap kepala dekan menasehati Bram yang saat itu tertunduk malu.

"Yaudah sekarang Bram minta maaf ya sama Revan, ibu tidak mau lihat mahasiswa pembimbing ibu seperti preman"

ucap buk Erika menyuruh Bram minta Maaf.

"Ya bu, maaf ya van, tidak seharusnya aku bertindak kasar"

kata Bram sembari menyodorkan tangannya yang hendak bersalaman

"Ya , aku maafin, lain kali jangan begitu lagi ya tidak baik"

ucap Revan memaafkan Bram, yang sudah menghakiminya.

Karin yang melihat mereka berdua berdamai, senyum seketika. Sejenak Bram memandang Karin. Ada hal yang berbeda , ada Rasa yang tersimpan didalam benaknya Karin.
Bram merasakan itu, seakan hati Bram diketuk oleh puing cinta Karin.

"Ehemzz.. ehemzz..
Udah pandang-pandangannya, Bram kamu masuk kelas , lima menit lagi ibu akan masuk, ingat kamu duduk paling depan ya."

Celetuk Buk Erika merusak susana hati Bram.

"Siap buk"

ucap Bram semangat .

Forbidden LoveWhere stories live. Discover now