Selembar Surat dari Siska

18 0 0
                                    

Seminggu setelah Bram menuai cinta Bersama, kedekatan mereka semakin akrab terlihat. Buih-buih cinta menggelora menghantam hatu yang sedang berbunga . Bram juga sudah diakui oleh Revan kaka dari Karin.

Lama Bram menunggu didepan kelas, namun bukan Karin yang ditunggu, melainkan Siska, yang tak pernah muncul. sudah satu bulan lebih Siska tidak masuk kuliah. Bram semakin khwatir dengan keadaan temannya, teman yang telah membantunya mendapatkan cinta dari Karin.
Dari sejak pertama kali Bram mengirimkan surat, sampai saat ini Siska tidak nongol-nongol. Entah kemana unta bahenol itu.

Bram berfikir sejenak, "bagaimana kalau aku datangi saja kekosnya?" Tanya Bram dalam Hati, hati yang sedengang diterjang oleh Rasa kekhawatiran .

Sepulang kuliah, Bram sudah memantapkan niatnya untuk datang ke kos Siska.

Brem.. brem .. brem..

Suara motor Bram melesat digorong-gorong bangunan yang tinggi, Bram berhenti didepan Rumah kecil yang terkesan kumuh.

Tok.. tok.. tok..

Bram mengetuk pintu sembari memanggil-manggil nama siska.
Namun tidak ada sahutan yang diharapkan, Sebentar Bram membuka
Pintu siska yang tak terkunci ,
Bram Tercengang dan sempat terkejut,
Bram melihat siska yang sedang duduk di pojok tembok, wajah Siska sembrawut seperti kehidupan Bram dahulu, Rambutnya Berantakan, Siska memandang Bram dengan tatapan yang  kosong,
Bram langsung mendekati Siska yang sepertinya sedang frustasi berat.

Sis, Kenapa lu ?
Apa ada masalah ?

Tanya Bram sopan.

Namun siska hanya terdiam tak menjawab, ia Diam seribu bahasa.
Bram mencoba mengeraskan suaranya. namun sama, siska tak menjawab.  Kekhwatiran Bram semakin menggunjang dihatinya
Bram Bingung bagaimana ia harus Bersikap dengan perempuan yang sudah hilang gairah hidupnya.

Sudah  25 menit lamanya Mereka berduaan tanpa kata.
Akhirnya Siska mengangkat kepalanya dan memandangi Bram penuh dengan kekosongan. Entah apa yang dipikirkan perempuan satu ini. Mulut Siska mulai terlihat terbuka.
Sepertinya Siska ingin bebicara untuk memecahkan susana kelam.

"Bram, semua laki-laki itu bangsat ya"

Ucap siska sendu.

Bram kaget tak menjawab, Bram semakin bingung.

"Bram aku ini perempuan yang kotor, kenapa kamu masih mau berteman denganku."

Siska melanjutkan ucapannya.

Bram ingin menjawab  Siska,  namun ucapan Bram terpotong olehnya.

"Bram aku Hamil, aku telat tiga bulan
Lantas apa yang aku harus perbuat."

Kata Siska.

Bram tercengang dan kaget , Bram bingung bagaimana ia harus membatu temannya Siska yang saat ini mengandung entah anak siapa. yang pastinya bukan Bram, sebab Bram sudah terbebas oleh otak madsunya,  tidak mungkin Bram menikahi siska sedangkan Bram sudah mempunyai pujaanHati yaitu Karin .

Wass.. wes.. woshh..

Siska Bercerita panjang lebar dengan nada yang sedu. ternyata yang menghamili siska adalah temannya sendiri yaitu Randi. Siska sempat meminta pertanggung jawaban, tapi Randi malah kabur entah  kemana.

Seketika wajah Bram memerah sepertinya Bram marah atas perlakuan Randi yang hilang setelah menikmati indah tubuh siska.

Bram mengeluarkan ponselnya dan menelpon Randi  namun tak ada hasil, sepertinya Hp Randi mati.

Bram mencoba menenangkan Siska yang sedang menangis. Bram mengangkat siska ketempat tidurnya dan menyuruh Siska untuk beristirat sembari menenangkan diri.

Bram keluar setelah berpamitan kepada Siska untuk membelikannya makanan.

Tak lama Bram pun kembali dengan wajah yang tergesa-gesa ditangannya membawa  sebuah kantong pelastik yang  berisi makanan.  Namun tak disangka betapa terkejutnya Bram melihat Siska yang sudah bergelantungan alias bunuh diri. Bram menagis dan berteriak seperti orang kesurupan, Bram berlarian keluar mencari bantuan setelah menelpon polisi. Triakan beram memecah gorong-gorong perkotaan. Semua orang berhamburan keluar setelah  melihat seorang pemuda yang berteriak meminta bantuan. Orang-orang langsung menuju kelokasi kejadian setelah Bram memberitahu bahwa ada temannya yang bunuh diri. Hari itu adalah hari tersuram bagi Bram.

Tak lama petugas keamanan datang melihat lokasi kejadian, mayat siska yang bergelantungan segera diturunkan. Polisi mencari -cari Bram yang saat itu tergeletak menangis , Bram diangkat, sedangkan jenazah Siska langsung dibawa kerumah sakit untuk di otopsi.

Kali ini Bram menjadi saksi kejadian yang amat mengerikan ini. Bram diinterviuw untuk mencari letak permasalahannya. Bram bersedia untuk  menceritakannya

Sudah setengah jam Bram bercerita tentang kronologi kejadian. Bram tidak tahu jika siska bunuh diri yang ia tahu dia, Bram membelikan siska makanan. Dan polisi menggeledah ditempat kejadian. Ia hanya menemui selembar surat dari Siska.

Bram, jika kau temui aku tak bernyawa,  jangan Bersedih sebab aku sudah tenang dengan cara seperti ini.
Maafkan aku , jika aku sering merepotkanmu.  Bram kau adalah teman yang paling istimewa bagiku, kau teman yang paling aku banggakan seumur hidupku. Jangan pernah mengeluh, gundah dan putus asa. Dan Jangan sepertiku yang lemah akan keadaan. Sekali lagi terimakasih kau telah memberikan perhatian lebih untuk ku. Selamat tinggal Bram.

Bram terdiam beribu bahasa setelah membaca surat Terakhir yang  Siska persembahkan untuk nya
Air matanya semakin deras membasahi pipi, polisi saat itu mencoba menenangkan Bram Yang sedang sendu tak tertahan. Dan membawa Bram keluar

Hari itu adalah hari yang suram Bagi Bram , kini temannya sekaligus jalan bagi Bram menumakan cinta telah tiada. Selamat jalan siska, semoga engkau tenang dialam sana . Ucap Bram sembari mengusap air mata.











Forbidden LoveWhere stories live. Discover now