Bab 6 Pulang Bareng

12 8 1
                                    

TTRRRIIINNGGG...., bel pulang sekolah pun berbunyi, Raira dan Diana akhirnya keluar dari kelas, dan saat mereka keluar dari kelas beta terkejutnya Raira dan Diana saat tahu bahwa Devan sudah berdiri di samping kanan pintu kelas mereka.

"Devan, kamu ngapain di situ?",  ( tanya Raira ), Devan pun menatap Raira.

" Kelas kalian lama banget sih keluarnya, oh ya Ra pulang bareng yuk", seketika Raira dan Diana pun terkejut saat mendengar ajakan Devan, dengan gugup Raira menjawab ajakan Devan.

"Ya, g...., gue mau pulang bareng sama Diana", seketika Devan pun berjalan mendekati Diana dan berkata, " Lo bisa kan pulang sendiri?", dan tanpa ragu Diana pun menjawab, "Iya bisa kok", seketika mata Raira membulat besar saat mendengar jawaban Diana.

" Eh, Di...., sebelum pergi meninggal kan Raira Diana sempat berbisik di telinga Raira, "Selamat bersenang - senang, dah Ra",
" Eh...., eh...., Diana...., seketika Raira pun berbalik menatap Devan, sedang kan Devan melempar kan senyum manisnya kepada Raira, setelah itu Devan pun menggenggam tangan Raira dan membawa Raira menuju tempat parkiran motor dan berhenti di sebuah motor sport berwarna putih.

"Ok ayo naik!", dengan malu - malu Raira menaiki motor Devan, namun entah mengapa Devan belum juga menyala kan motornya.

" Ra, udah siap?",
"Udah dari tadi",
" Tapi ada satu hal yang kurang", seketika Raira pun menjadi bingung dan bertanya.

"Apa yang kurang Dev?", dengan cepat Devan melingkar kan kedua tangan Raira di pinggangnya, seketika Raira pun terkejut.

" Nah sekarang baru kita bisa jalan", Devan pun menyala kan motornya dan dengan cepat Devan melajukan motornya menjauh dari sekolah

Kini pipi Raira benar - benar merah padam karena menahan malu, dan saat itu juga Raira dapat mencium aroma parfum yang di gunakan oleh Devan, sebuah parfum kalem namun memiliki harga mahal, namun tidak lama kemudian Devan meminggirkan motornya.

"Ra?",
" Iya",
"Gue lupa nanya alamat rumah lo dimana?",
" Oh, perumahan elit nomor 13",
"Ok, pegangan yang kuat ya, soalnya gue mau ngebut!", saat Raira ingin mengatakan agar Devan jangan ngebut, namun terlambat dengan cepat Devan melajukan motornya menuju rumah Raira, dengan takut Raira memeluk erat pinggang Devan.

Sesampainya di rumah Raira.

Motor Devan pun berhenti di depan rumah berwarna putih berpadu warna cream, Raira pun turun dari motor Devan.

" Makasih ya Dev", sambil tersenyum Devan membalas ucapan terimakasih dari Raira, "Sama - Sama", namun Raira belum juga masuk ke dalam rumahnya dan begitu juga dengan Devan yang belum beranjak pergi dari rumah Raira.

" Kenapa lo masih di luar, emangnya lo gak masuk?", seketika Raira pun tersenyum pada Devan.

"Kata almarhum mama gue kita harus nunggu orang menjauh dulu baru kita masuk kedalam rumah", seketika Devan pun tersenyum kepada Raira sambil mengelus rambut Raira.

"Kalo kata gue lo harus masuk rumah dulu baru gue pergi!", Raira pun tersenyum pada Devan sebelum akhirnya memasuki rumahnya dan setelah itu Raira pun mengintip Devan melalui dalam kaca rumahnya,  dan Devan yang menyadari bahwa Raira sejak tadi mengintipnya dari dalam kaca rumahnya pun langsung melambaikan tangannya ke arah kaca rumah Raira, dan barulah setelah itu Devan beranjak pergi dari rumah Raira, dengan perlahan Raira menutup kain gorden sambil tersenyum manis.

I Turned TalkativeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang