Bab 12 Membuat Kenangan

3 4 0
                                    

Sejak tadi Raira terus fokus pada hpnya, jarinya mengotak atik layar di ponselnya.

Raira ; "Dev lo lagi ngapain?",

Devan ; "Lagi ngeladenin manis gue",

Raira ; "Manis siapa ?",

Devan ; " Ya lo lah bambang",

Raira ; "Oh iya ya",

Devan ; " Ra?",

Raira ; "Hmm...",

Devan ; " Selama kita pacaran kita belum
pernah jalan bareng atau buat
kenangan manis",

Raira ; "Tarus lo maunya gimana ?",

Devan ; "Gue maunya besok kita jalan
bareng dan gue mau kita harus
buat kenangan yang kalo di
ingat rasanya bahagia".

Entah mengapa saat mendengar pernyataan dari Devan rasanya Raira benar - benar akan kehilangan Devan.

Raira ; "Dev?",

Devan ; " Iya Ra",

Raira ; Lo gak bakalan ninggalin gue
kan?"

Devan ; ( Tidak menjawab )

Raira ; "Dev?",

Devan ; ( Masih tidak menjawab )

Raira ; " Dev lo udah tidur ya?",

Devan ; "Ah, sorry Ra gue tadi lagi buang
air kecil, jadi gimana lo mau gak
besok kita jalan?",

Raira ; " Mau",

Devan ; "Oke, kalo gitu besok gue jemput
lo jam tuju pagi, oke?",

Raira ; Oke

Devan ; "Ya udah sekarang lo tidur ya,
jangan lupa mimpiin gue
sebentar!",

Raira ; "Iya, selamat malam Dev",

Devan ; " Selamat malam manis".

Raira pun mematikan poselnya dan segera tidur, sedangkan Devan belum tidur dan Devan kini masih melihat chat dia dan Raira barusan, Devan masih melihat chat Raira yang bertanya apakah dia akan meninggalkan Raira atau tidak, di sisi lain Devan berharap tidak akan meninggalkan Raira tapi di sisi lain bokap Devan menyuruh Devan untuk Kuliah ke Amerika, dan tentu saja Devan akan meninggalkan Raira, kini Devan hanya menunggu waktu yang tepat buat jelasin semuanya ke Raira.

Sinar matahari menyinari wajah cantik Raira, seketika Raira terbangun dari tidurnya, dengan perlahan Raira mengusap matanya dan turun dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.

Setelah selesai mandi Raira mencoba memilih baju, dan setelah beberapa jam mencari baju yang pas buatnya akhirnya pilihannya tertuju pada baju kaos bergaris putih hitam, jaket jeans berwarna biru tua, dan celana pendek, Raira pun segera menggunakan baju pilihannya dan segera berdandan agar saat Devan datang ia sudah siap.

Beberapa jam kemudian

Ting..., tong..., bel rumah Raira berbunyi, Raira segera turun menuju ruang tamu.

"Aku udah siap",
" Waw, kamu cantik banget", Raira pun tersipu malu saat mendengar pujian dari Devan.

"Ya udah kalo gitu kita berangkat!",
Devan segera membawa mobilnya menjauh dari rumah Raira.

Selama di dalam mobil Raira dan Devan tidak banyak bicara, karena Raira merasa suasana mulai canggung akhirnya ia memberanikan diri untuk mengobrol dengan Devan.

" Dev?",
"Iya",
" Kita mau kemana?",
"Kita bakal ke pantai",
" Wah beneran",
"Iya",
" Yes akhirnya bisa lihat pantai lagi", Devan yang melihat ekspresi Raira hanya bisa tersenyum manis.

Mobil Devan pun berhenti di tempat parkiran mobil, Raira dan Devan segera keluar dari dalam mobil.

"Wah keren", Raira segera berlari kearah pantai.

" Ra tunggu!",
"Makanya jalan yang cepat dong kalo bisa kejar aku!",
" Oh jadi kamu remehin aku, awas aja ya kalo aku berhasil nangkap kamu aku gak bakalan lepasin",
"Coba", Devan segera mengejar Raira, sedangkan Raira terus berlari agar tidak bisa ditangkap oleh Devan, namun sayangnya Raira berhasil di tangkap oleh Devan.

"Dapat",
" Ah Devan curang deh",
"Enggak aku gak curang tu", karena gemas dengan tingkah laku Raira, dan tanpa memedulikan di sekeliling mereka Devan mencium pipi kanan kiri Raira secara bergantian.

" Ah, Devan malu tahu",
"Gak peduli, uma..., uma...,
" Aaaaa..., Devan", karena Devan terus mencium Raira akhirnya Raira menutup mulut Devan.

"Gak boleh ya, Devan nakal", seketika Raira dan Devan tertawa secara bersamaan, dan Raira berusaha melepaskan diri dari dekapan Devan, namun saat Raira berbalik untuk pergi saat itu juga Devan menarik tangan Raira dan kini muka Raira benar - benar dekat dengan Devan, dengan perlahan Devan memiringkan kepalanya dan satu ciuman lembut mendarat di bibir mungil Raira, dengan penuh kasih sayang Devan menangkup muka Raira dan dengan perlahan mencium dan menjelajahi bibir Raira, sedangkan Raira merangkul pinggang Devan, dan entah mengapa Raira merasa nyaman saat di dalam dekapan Devan, dan dengan respon Raira membalas ciuman Devan yang membuat Devan semakin tidak ingin terlepas dari Raira, dan momen ini tidak akan pernah terlupakan oleh Raira dan Devan.

"Gak boleh ya, Devan nakal", seketika Raira dan Devan tertawa secara bersamaan, dan Raira berusaha melepaskan diri dari dekapan Devan, namun saat Raira berbalik untuk pergi saat itu juga Devan menarik tangan Raira dan kini muka Raira benar - benar...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Turned TalkativeWhere stories live. Discover now