Chapter 2 : Gift

14 1 5
                                    

Aku merasa beruntung karena aku tidak mengalami luka yang serius karena kejadian semalam. Hanya sedikit memar dan terkilir saja, di samping beberapa goresan peluru yang kuterima. Dalam dua atau tiga hari lagi, aku pasti bisa segera keluar dari rumah sakit. Aku harus menginap untuk beberapa hari untuk memastikan bahwa semuanya baik - baik saja.

Tidak banyak yang bisa kulakukan selama masih berada dalam perawatan. Hiburan yang bisa kudapatkan, ya kalau tidak berselancar di dunia maya melalui ponselku aku akan memilih untuk menonton televisi. Untungnya, kebosanan itu hanya bertahan sampai siang hari.

Terdengar suara ketukan di depan pintu kamarku. Aku mempersilahkan siapapun yang ada di depan sana untuk masuk. Saat itulah, aku bisa melihat dua generasi dari keluarga Shaun, Pak James dan Rila. Keduanya masuk, dan menanyakan bagaimana keadaanku.

Ayah dan anak yang ada di hadapanku ini tergolong sebagai pasangan yang unik. Keduanya sama - sama memiliki kulit yang kecokelatan, rambut hitam pekat, mata berwarna gelap, dengan sikap yang sama tenangnya. Walau si ayah memiliki rambut yang mulai memutih dan anaknya mengenakan kacamata, mereka tetap benar - benar terlihat sebagaimana ayah dan anak pada umumnya.

Tapi mereka berdua adalah pasangan ayah dan anak yang unik. Selain hubungan kekeluargaan mereka yang sangat kuat, keduanya punya kepintaran yang nyaris mirip. Pokoknya, mereka sangat kompak. Perbedaannya adalah, Pak James lebih bisa berperan sebagaimana pria elegan, sementara itu Rila lebih kreatif dengan penyamarannya sebagai anak muda. Tidak salah kalau keduanya di nobatkan sebagai salah satu duo paling mematikan di antara seluruh jajaran agen di Sandford Agency Corporation. Kalau saja kalian pernah melihat mereka berdua beraksi sebagai tim, maka kalian akan paham.

Setelah keduanya berbasa - basi sedikit untuk menyapaku, terdengar ketukan lainnya di pintu. Rupanya Brian dan David juga datang. Mereka masuk ke dalam ruanganku, dan mengatakan bahwa mereka baru saja selesai meninjau ulang lokasi kebakaran kemarin, dan mengamati proses evakuasi mayat yang ada.

"Semuanya berjalan dengan lancar kok. Kami akan usahakan agar keberadaan "mayatmu" tidak sampai ketahuan oleh Axel. Itupun kalau dia memang mencarimu," kata Brian.

Aku menghela napas lega. Itu adalah satu hal yang sempat kukhawatirkan saat memikirkan rencana ini. Siapa yang tahu kan kalau Axel memang berusaha untuk mencari keberadaanku? Semoga saja dia tidak melakukannya dan keberadaanku akan tetap jadi rahasia sampai saatnya aku bisa kembali lagi ke hadapan Axel. Ketika saatnya sudah tepat, barulah aku akan mengusahakan untuk kembali dan meluruskan masalah ini kepada Axel.

Basa - basi yang terjadi di antara tamu - tamuku berakhir dengan cepat, karena tentunya kami ingin untuk segera menuju ke inti permasalahannya. Aku menatap Pak James, yang juga membalas tatapanku. Semua orang kini juga ikut menatap Pak James, yang membuat beliau terkekeh karenanya.

"Oh? Jadi kalian sudah menantikannya, ya? Kukira cuma Sherina saja yang tidak sabar, rupanya kalian juga ingin tahu ya?" kata Pak James.

Tentu saja kami sudah menantikannya. Bukan hanya aku dan teman - temanku yang menganggap Le Masquerade sebagai kelompok yang harus segera di musnahkan. Keberadaan Le Masquerade sudah cukup meresahkan di Prancis, dan SAC juga sudah di minta oleh beberapa pihak untuk menghentikan kejahatan yang mereka lakukan.

Rila, yang dari tadi hanya diam saja, kini merogoh tas ranselnya dan menyerahkan sebuah map kepada Pak James. Sang ayah menerimanya, dan mengangkatnya di hadapanku. Warna mapnya merah, dengan dua strip di sisi tempat menjilidnya. Strip itu berwarna masing - masing emas dan hitam. Aku paham betul apa maksudnya itu. Sebuah misi yang langsung di berikan SAC kepadaku.

"Ini dia. Kelanjutan dari misimu yang sebelumnya. SAC mengucapkan selamat karena kau sudah menuntaskan Kyle dan menimbulkan keributan di kelompok inti Le Masquerade yang ada di Prancis. Sekarang, giliran untuk mengurus si wakil yang super licin, Toby York. Semua detilnya kurasa kau sudah tahu, dan semuanya ada di dalam map itu, untuk lebih jelasnya," kata Pak James, lalu menyerahkan mapnya kepadaku.

MasqueradeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang