Chapter 9 : Asking for Help

4 1 0
                                    

Permintaan Garen agar aku bisa menemaninya pergi ke pesta topeng yang diselenggarakan oleh Toby membuatku jadi agak sibuk untuk menyiapkan beberapa hal. Selain menyiapkan apa yang akan kukenakan di acara itu, aku juga harus menyiapkan beberapa strategi agar aku bisa menyelinap dan melumpuhkan Toby tanpa dicurigai oleh siapapun, terutama oleh Garen.

Dion sendiri kaget ketika mengetahui bahwa Garen mengajakku pergi ke pesta itu bersamanya. Pada awalnya dia mau protes, tapi aku menjelaskan bahwa aku tidak melakukan apapun yang aneh terhadap Garen. Dia mengajakku sebagai teman, dan hanya itu saja. Tidak ada salahnya kan kalau aku menerimanya dan memanfaatkan kesempatan yang di lemparkan ke wajahku ini kan?

Setelahnya, Dion hanya diam, meski kelihatannya dia masih tidak begitu menerima kenyataan bahwa aku akan pergi ke pesta itu bersama Garen. Tapi, tentunya dia tidak bisa apa - apa, karena mungkin inilah cara terbaik yang kami miliki untuk saat ini.

Sehubungan dengan ide itu, kami berencana untuk memberitahu teman - teman sesama agen agar mereka bisa membantu dalam menyusun rencana. Kami akan mendiskusikannya dalam pertemuan mingguan kami berikutnya.

Seperti biasanya, para agen SAC di Paris berkumpul untuk makan malam pada hari Selasa. Kami sudah menempati posisi masing - masing, ketika Monsieur Justine datang bersama seorang wanita yang kelihatan sangat elegan.

"Ah, maaf aku agak terlambat. Oh iya, perkenalkan, ini temanku, Madame Durand," kata Monsieur Justine, sambil memperkenalkan perempuan yang datang bersamanya.

"Panggil saja aku Azurine. Salam kenal, semuanya," sahut si perempuan.

Setelah saling mengucapkan salam dan bertukar nama, aku dan teman - teman yang lainnya memperhatikan Madame Durand yang kini duduk di sisi Monsieur Justine dengan seksama. Dari pengalaman yang sudah - sudah, kalau ada seseorang di antara kami yang membawa orang asing ke dalam pertemuan mingguan, biasanya si orang asing ini tengah membutuhkan bantuan. Menyadari hal itu, kami hanya mengangguk kecil satu sama lainnya.

Karena Madame Durand ini datang bersama Monsieur Justine, aku rasa dia berasal dari kalangan atas. Kalau mau dilihat dari tingkah lakunya, memang perempuan ini punya tindakan yang nyaris sempurna, sebagaimana layaknya orang dari kalangan atas.

Tetapi aku bisa melihat sebuah ekspresi aneh di wajah Madame Durand. Mungkin dia bisa mencoba untuk menyembunyikannya sebaik yang dia bisa, tapi tetap saja aku masih bisa melihat ekspresi itu. Hal ini membuatku jadi penasaran, apa yang sebenarnya membawanya kemari?

Aku tentunya tidak langsung menanyakan hal yang mengganjal perasaanku itu. Karena cepat atau lambat, pasti Madame Durand akan segera menceritakannya kepada kami. Rasanya tidak aneh kalau ekspresinya tidak wajar, karena dia sepertinya kemari untuk meluruskan masalah apapun yang dia punya.

Jadi, aku menikmati saja hidangan yang ada di hadapanku sementara menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Untungnya, aku tidak perlu menunggu lama, karena akhirnya Monsieur Justine membuka percakapan di antara kami semua.

"Jadi, seperti yang mungkin bisa kalian duga, Azurine datang ke sini untuk menyampaikan beberapa hal kepada kita semua. Tepatnya, dia ingin meminta bantuan pada kita semua. Nah, karena itu, aku akan persilahkan Azurine untuk menjelaskan permasalahannya kepada kalian," kata Monsieur Justine.

Si wanita memandang Monsieur Justine sejenak, yang di balas si pria dengan sebuah anggukan. Kami menunggu dengan sabar, hingga kemudian Madame Durand mulai bersuara. Dia memulai ceritanya dengan menuturkan siapa dirinya terlebih dahulu.

Madame Azurine Durand adalah seorang janda kaya yang termasuk golongan kelas atas di Paris. Almarhum suaminya, Monsieur Durand, sudah meninggal di usianya yang ke enam puluh tahun. Beliau meninggalkan istrinya beserta dua orang puteri mereka yang masih bersekolah.

MasqueradeWhere stories live. Discover now