Chapter 4 : Weekly Meeting

8 1 1
                                    

Pada malam harinya, aku bisa melihat Dion berada di depan rumahku. Sesuai janjinya, dia memutuskan untuk menjemputku untuk acara pertemuan mingguan kami. Jadi, tanpa banyak omong lagi, kami menuju ke tempat yang dijanjikan.

Para agen di Prancis mungkin tidak punya kantor atau perkumpulan seperti SAC, tapi kami melakukan pertemuan rutin setiap minggunya, agar kami bisa mengikuti perkembangan dari apa saja yang terjadi di Paris. Setiap hari Selasa, para agen akan berkumpul untuk sebuah acara makan malam. Dalam acara ini, biasanya akan dibicarakan banyak hal, mulai yang menyangkut soal pekerjaan sampai yang tidak.

Karena itulah aku dan Dion kini menuju ke tempat di mana biasanya kami berkumpul. Kami ingin membahas beberapa hal yang telah terjadi minggu ini, dan mungkin juga menanyakan acara apa saja yang akan mereka hadiri dalam waktu dekat ini. Selain itu, aku ingin menanyakan soal apa yang kudengar dari dua perempuan yang datang ke butik tadi siang. Mungkin beberapa dari rekan kami sudah mendengar akan kebenaran soal pesta yang akan di adakan oleh Toby.

Ada sekitar sepuluh agen yang berkumpul selain aku dan Dion di depan meja makan malam ini. Kami selalu pergi ke tempat yang sama, yang memang sudah di pesan untuk pertemuan mingguan kami. Monsieur Justine Bonnet adalah semacam "tetua" di antara kami semua, dan beliau yang mengatur agar pertemuan rutin ini bisa di laksanakan. Beliau adalah agen paling senior di antara kami semua, jadi tak heran kalau kami menganggap beliau seperti pimpinan tidak resmi para agen SAC yang berada di Paris.

Makan malam sudah di atur dengan sedemikian rupa, dan para agen mulai berdatangan. Ketika makan malam di mulai, kami menyelinginya dengan dengan beberapa diskusi soal kabar terkini. Aku duduk di antara dua wanita, di sebelah kananku ada Madame Francesta, seorang perempuan paruh baya yang menawan, dan di sebelah kiriku ada Adeline, perempuan berusia 25 - an yang berasal dari Sydney, Australia, tapi dia memutuskan untuk mengambil tugas di Paris. Beberapa agen lainnya duduk bersisian, dan para agen ini terdiri atas orang - orang dari berbagai usia dan pekerjaan.

Monsieur Justine sendiri duduk di bagian paling ujung meja. Beliau adalah seorang pria berusia 47 tahun yang masih terlihat tampan di usianya yang sekarang. Rambutnya mungkin sudah mulai memutih, tapi wajahnya masih bisa meluluhkan banyak hati perempuan. Beliau adalah seorang gentleman sejati, tidak heran kalau dia bisa berbaur dengan baik di kalangan atas kota Paris. Beliau juga banyak membantu soal penyelidikan Le Masquerade, terutama karena hubungannya yang kuat dengan kalangan kelas atas.

"Jadi teman - teman, bagaimana minggu kalian? Kuharap semuanya lancar saja, apalagi bagi kalian yang memiliki misi untuk di selesaikan," kata Monsieur Justine.

"Semuanya baik - baik saja, Monsieur Justine. Bagaimana dengan keadaanmu sendiri?" tanya Madame Francesta.

"Aku baik - baik saja, tentunya. Senang bisa bertemu lagi dengan kalian di sini, dalam acara rutin kita. Jadi, adakah sesuatu yang ingin kalian bahas?"

"Aku dengar Sherry dan Dion berhasil menangkap berandalan lainnya dari Le Masquerade?! Ceritakan semua detilnya pada kami! Aku penasaran akan apa yang terjadi!" kata Adeline, dengan penuh semangat, yang membuat aksen Australia miliknya jadi terdengar sangat jelas.

Dion melirikku, dan aku hanya mengangkat bahu, meminta dia saja yang menjelaskannya. Partnerku yang mengerti akan gesturku itu langsung memulai ceritanya. Pertanyaan dari Adeline tadi di sebabkan oleh penangkapan yang kami lakukan pada salah satu pemuka Le Masquerade, Albert Chardonnay. Dia adalah tangan kanan kepercayaan Toby, dan kami baru - baru ini berhasil menaklukannya.

Selagi mengkuti perkembangan Le Masquerade, kami memang sengaja memata - matainya, dan kami melihat ada sebuah kesempatan saat dia tengah berlabuh dengan kapal pesiarnya. Kami berhasil menyelinap sebagai pelayan, dan mendorong jatuh Albert ke laut ketika dia sudah setengah mabuk. Dia tidak bisa berenang, dan pertolongannya sendiri terlambat datang karena keriuhan pesta yang membuat teriakannya tak terdengar lagi.

MasqueradeWhere stories live. Discover now