[SNAoD 08]

13 4 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, jangan lupa follow akun wp @Cahayastarla

happy reading gengsss

***

"Mau ke mana?"

Grani membeku mendengar suara datar dari arah samping. Menoleh, gadis dengan rambut yang diikat tinggi itu menelan selvinanya susah payah.

Di sana, tepat sepuluh langkah dari tempatnya berdiri. Galaksi tengah menatapnya intens, pemuda itu terlihat tampan dengan hondle abu-abu, celana jeans hitam dan sepatu santainya. Tangan yang dilipat di atas dada memperlihatkan betapa bagusnya otot lengannya, tubuh yang bersandar menyamping ke dinding membuat Grani harus mengingatkan dirinya bahwa pemuda itu adalah kakakknya.

Tenang jantung, dia kakak lo, Grani- ia membatin

"Sudah puas ngeliatin kakak?"

Sialan!

Sejak kapan Galaksi berdiri tiga langkah di depannya, Grani menggeleng samar. "Kak laksi udah pulang?" tanyanya bodoh, salahkan aroma tubuh Galaksi yang membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

Senyum miring Galaksi tercetak. "Kamu mau ke mana, beby grils?" ulang Galaksi mengusap lembut pipi tembem Grani.

Aliran darah dan jantung Grani kembali berdesir. Tuhan, selamatkan Grani dari pemuda yang berstatus kakaknya ini.

"Kak laksi," lirihnya memohon. Galaksi selalu mampu membuatnya meremang.

"Hm?" dehem Galaksi rendah

"Aku mau nginap di rumah temen, kak. Udah ijin juga sama mama dan aku diijinin," ucapnya mendongak, Irisnya menatap Galaksi takut.

"Kakak nggak ngijin." Galaksi menatap tajam gadis mungil di depannya, mengabaikan binar harapan di mata adiknya.

"Tapi kak, aku udah janji sama temen mau nginap, kita juga mau belajar kelompok bareng," kata Grani memberanikan diri. Tangan di samping tubuhnya mendingin seiring wajah Galaksi yang mengeras.

"Ngebantah, Grani Aprilia Canava?"

Deg!

Grani menggigit bibir bawahnya, jika Galaksi sudah menyebut nama lengkapnya berarti sudah tidak ada pilihan atau harapan. Inilah yang ia tidak sukai dari Galaksi, dikekang dan tidak dibiarkan berekspersif di luar sana. Hidupnya telah mutlak di atur oleh Galaksi.

Terkadang ia muak akan semua itu, perlakuan Galaksi padanya tidak wajar, Perasaan Galaksi juga tidak wajar untuknya.

Membuatnya tidak tahu harus berbuat apa, dirinya dan Galaksi itu saudara, tapi Galaksi selalu berbuat tidak selayaknya saudara pada umumnya

"Sampai kapan kakak ngatur hidup aku?" tanyanya muak, lama lama ia bisa stresss.

Galaksi menyorot semakin tajam, kakinya melangkah maju dan mengurung Grani pada tembok. Senyum miringnya tercipta membuat Grani ketakutan.

"Cuma kakak yang bisa ngatur kamu! kamu milik kakak, Grani. Nggak ada satu orangpun yang berhak nentang hal itu, "bisiknya tepat di samping telinga Grani.

Ya, Grani miliknya. Ingat hanya miliknya! Grani adalah gadisnya!

Mata tajamnya melembut, satu tangannya menarik Grani ke dalam pelukannya, menghirup dalam aroma lily dari tubuh gadisnya. Senyumnya terukir, "Kamu milik kakak, Grani."

Sedangkan Grani hanya bisa diam dengan jantung yang berdegup kencang. Kepalanya menggeleng samar, meski rasa hangat menjalar direlung hatinya tapi ini salah. Galaksi adalah kakaknya sendiri.

She's Not Angle Or Devil [On Going]Where stories live. Discover now