[SNAoD 09]

16 3 0
                                    

Hsudlappy readinsag guys. please, give me your vote before reading.

***

Deana menatap nanar pemandangan di depannya. Begitu turun —dari kamarnya menggunakan lift khusus menuju lantai tiga, di mana kamarnya berada— dirinya disugguhkah pemandangan yang tak terduga.

Di sana, dimeja makan, tempat keluarganya tengah berkumpul hendak sarapan pagi seperti biasa. Sebuah pemandangan yang tidak ia sangka akan terjadi tengah berlangsung.

Bukan pemandangan di mana hari ini seorang Bintang yang terlihat rapi. Tapi, pemandangan tak terduganya adalah sesosok pemuda yang mengiklami dirinya kemarin sebagai miliknya tengah berbincang akrab dengan keluargannya, seakan mereka sudah saling mengenal lama.

Shit!  Ngapapain si cowok gila itu datang ke sini? Tenang, De. Mungkin dia dateng karena dia temannya bintang– Deana membatin, mencoba menenangkan dirinya bahwa pemuda itu tidak datang untuknya.

Ya, dia adalah Erga Aleandra Dirganantara.

Mendengus kesal, Deana memilih tetap melanjutkan langkahnya.

Mendemgar suara langkah mendekat, serempak tiga kepala dimeja makan tersebut menoleh.

Deana menatap datar pemuda yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.

Menyebalkan!

"Morning, mine. "

Sialan! Apa dia mau mati.

Menajamkam tatapannya. Deana mendengus tidak suka akan kehadiran pemuda itu yang berhasil mengacaukan paginya.

Sedangkan yang ditatap malah semakin tersenyum lebar. Erga berdiri, manarik kursi yang berada di sampingnya. "Silahkan duduk, mine, " bisiknya tepat di sampingnya telinga Deana.

Gadis itu mendelik tajam, manarik napas pelan dan setelahnya memilih duduk. Mengabaikan tatapan berbeda dari Deddy, Bunda dan juga Bintang.

Deana tidak peduli.

"Jadi Deana, apa Deddy boleh meminta penjelasan tentang hubungan kalian berdua? " tanya Daniel membuka suara setelah lama hening—karena yang terdengar sadari tadi hanya detingan sendok, garpu atau pisau dan piring—,Daniel menatap lekat ke arah putri kesayangannya.

Daniel jelas merasa ada hal ganjil diantara kedua sejoli itu,  dirinya tentu saja tidak percaya akan ucapan pemuda bernama Erga di samping putrinya itu—yang mengaku sebagai kekasih dari putrinya— dia jelas tahu benar akan diri putrinya tersebut.

Deana bukan tipe gadis yang akan dengan mudah ditaklukan lawan jenisnya. Apalagi setelah melihat tatapan datar Deana saat ini,  jelas ada yang ganjil.

"Tidak ada hubungan diantara kami, Ded. Jangan mempercayai ucapan omong kosong yang dia nyatakan. "Deana menjawab dengan nada tenang, wajah gadis itu masih terlihat datar.

"Deana, " desis seseorang yang duduk di samping Deana.

Daniel melirik sekilas pemuda di samping pitrinya. Pemuda itu terlihat tidak terima akan ucapan putrinya.

Cinta bertepuk sebelah tangan, eh–batin Daniel menatap Erga prihatin.

Tapi tunggu, benarkah hanya pemuda itu yang memiliki perasaan pada putrinya? Atau malah sebenarnya putrinya juga...

Tanpa sadar Daniel mengangguk dengan senyum tipis, memikirkan kesimpulan yang terlintas dipikirannya.

Dirinya terlalu mengenal luar-dalam diri putrinya itu. Bukankah Daniel pernah menjelaskan bahwa Deana adalah tipe orang yang akan—dengan senang hati menyingkirkan orang yang dibencinya—dan sekarang, meski tatapan dan ekspresi putrinya itu datar, tapi Deana tetap memilih duduk di samping pemuda itu dengan tenang.

She's Not Angle Or Devil [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang