[SNAoD 13]

8 1 0
                                    

Happy reading

***

Deana menatap bangunan pencakar langit di depannya lama, dengan langkah pasti kakinya melangkah masuk.

Berjalan ke arah meja resepsionis. "Saya pengen ketemu bu Adela Liona Wilson, " ucapnya datar.

Sang resepsionis mengeryit mendengar nadanya namun memilih tidak peduli. "Sudah ada janji? "

Dengan mantab, kepalanya mengangguk. Setelah dipersilahkan gadis itu melangkah menuju lift.

Deana tidak butuh janji terlebih dahulu jika ingin bertemu wanita itu.

Menekan nomor lantai sembilan.

Ting!

Kakinya melangkah keluar lift, berjalan kearah satu-satunya ruangan di lantai tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu? "

Deana menyorot perempuan dewasa di depannya. "Saya ingin ketemu bu Della, " ucapnya singkat.

"Ibu Della tidak bisa di temui untuk sekarang, beliau lagi sibuk. Kalau boleh tau, anda siapanya beliau? " pertanyaan ramah tersebut, membuat Deana mengangat satu alisnya.

"Sibuk? "tanyanya yang di angguki perempuan di depannya. "Katakan padanya, saya ingin bertemu sekarang. Katakan Deana ingin bertemu, "titahnya dingin.

Perempuan di depannya terlihat ingin mengucapkan sesuatu namun memilih diam kala netra tajam Deana menyorotinya.

Entah apa yang gadis itu lakukan, tapi dia tidak bisa menolak. Seakan titah. perempuan itu mengangguk lalu melangkah ke dalam ruangan sang atasan.

Lima menit setelahnya, perempuan itu kembali keluar dari ruangan, dia mempersilahkan Deana untuk masuk.

Deana melangkah ke dalam ruangan tersebut. Ada rasa aneh yang menjalar di relung hatinya kala netranya menatap seorang wanita paruh baya yang menatapnya bingung.

Mommy?

Ah, betapa ia merindukan wanita itu, ingin rasanya  Deana berlari dan memeluk wanita itu, ingin rasanya ia berteriak mengumandangkan rindunya pada wanita yang telah melahirkannya itu.

Adela Liona, ibu kandungnya, wanita yang menyanginya dengan berlebihan namun semenjak kejadian itu, Deana bahkan lupa bagaimana rasanya pelukan mommy-nya itu.

"Ada yang bisa saya bantu? " suara ramah itu, membuat sesuatu yang menumpuk di balik dadanya mendesak ingin keluar.

Deana merindukan suara itu.

"Mom? " panggilnya, Deana bisa melihat wanita itu menegang dan terlihat sekali beliau terkejut.

Mom, kau melupakanku–batinnya

"Siapa kau? " tanya Della menatap lekat gadis yang dia tebak seumuran dengan putranya. Gadis itu terlihat familliar namun asing dalam satu waktu.

Mendengar kata mom keluar dari bibir gadis di depannya, Della kembali teringat putrinya, Alleira. Tapi tidak mungkin gadis di depannya ini adalah putrinya.

Alleira memiliki mata biru sedangkan gadis di depannya  beriris segelap malam. Kecuali rambut pirangnya, tapi Della sudah tidak bertemu dengan Putrinya selama tujuh tahun. Bukankah Alleira ada di Spanyol? -pikirnya.

Deana mendekat, tersadar akan tujuannya datang kemari. "Mommy melupakan putri mom sendiri, Deana Alleira Potenza? "

Della membeku, menatap tidak percaya gadis di depannya. Menyorot dari atas ke bawah. Benarkah gadis yang mengaku sebagai Alleira ini adalah putrinya? Anak yang dia kambung sembilan bulan dan ia lahirkan tujuh belas tahun yang lalu.

She's Not Angle Or Devil [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang