Snapshot 4 : Remain

20 5 0
                                    

[Picture hakyeon]

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


[Picture hakyeon]

Sehari merasa baik, sehari merasa buruk, begitu lagi setelahnya itu seolah sudah menjadi perasaan yang Yeonji alami akhir-akhir ini karena suaminya mendapat tugas pergi ke negeri tirai bambu untuk mengurus perusahaan orang tuanya yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas. Yeonji paham betul kesibukkan yang dialami suaminya itu tetapi apa salahnya untuk memberitahunya lebih dulu.

Pagi itu Yeonji terkejut karena Hakyeon yang mendadak menghilang sampai ia menemukan sebuah note yang menempel di kulkas. Yeonji membaca itu.

Mianhae, aku pergi begitu saja. Kamu tidur sangat nyenyak jadi aku tidak membangunkan mu, mianhae. Aku ada jadwal mengatur perusahaan ayahku di cina selama satu bulan. Jaga dirimu baik-baik, aku sudah siapkan masakkan ku untukmu.

Ju Hakyeon,
SARANGHAE❤️

"Nado saranghae, Hakyeon." Gumam Yeonji setelah membaca surat itu, ia menghela napas kemudian ia berpikir apa yang ia lakukan selama satu bulan di sini? Ia tidak begitu dekat dengan orang tua Hakyeon karena ia masih sakit hati sejak insiden mereka mengetahui bahwa Yeonji tidak bisa mengandung. Yeonji memaklumi hal itu.

Yeonji sangat merindukan kedua orang tuanya yang sudah tuhan jemput lebih dulu. Tuhan begitu adil dengan menjemputnya lebih dulu untuk menguji kesetiaan umatnya agar tetap berada di jalannya. Yeonji sadar akan hal itu tetapi imannya kadang tidak terlalu kuat kala masalah yang ia alami itu kadang membuat Yeonji menyerah lebih dulu dan beralih dengan self harm agar membuatnya tenang.


Tuhan begitu sayang pada umatnya sehingga ia menguji kesabaran umatnya lewat beberapa ujian di hidupnya. Yeonji bersabar, ia masih ingat ia mempunyai tuhannya. Yeonji masih sabar untuk menghadapi ujian hidup apalagi yang tuhan berikan padanya.

Sebaiknya, ia pergi keluar untuk memberi bunga di pemakaman orang tuanya itu. Yeonji bersiap dengan pakaian serba hitam kemudian ia memilih untuk berjalan kaki menuju seoul national cemetery dan bercerita kepada orang tuanya itu bagaimana Yeonji bisa bertahan hidup diantara orang-orang yang membenci dirinya.

Ia sudah sampai di pemakaman, ia duduk di antara makam kedua orang tuanya. Yeonji mendengus kesal sebelum ia bercerita saja cairan bening dari matanya tiba-tiba keluar tanpa izin hingga membasahi pipinya itu.

Di saat itu Yeonji bercerita tentang dirinya yang dilamar oleh Hakyeon di menara namsan dengan sangat romantis. Hakyeon memang sangatlah romantis hingga mampu memikat seorang Yeonji yang tidak pernah memusingkan soal pacaran atau semacamnya. Hakyeon adalah cinta pertamanya, ia tidak mempunyai mantan. Hakyeon adalah pria kdua yang begitu Yeonji sayangi selain ayahnya.
Hakyeon adalah segalanya untuk Yeonji, Hakyeon adalah dunianya Yeonji.

Setelah selesai bercerita, Yeonji pun terbangun lalu mengusap air matanya itu. Ia sampai sesenggukan, hidung dan matanya merah seusai dirinya menangis. Ia masih sedikit terisak namun ia melihat ada seseorang yang menyodorkan sapu tangan putih padanya.

Yeonji mendongak menatap seseorang yang memberinya sapu tangan itu.

Sangyeon. Temannya semasa kuliah dulu.

📸📸📸

Snapshot✓ ju haknyeonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora