Snapshot 9 : Yeonjin

12 3 0
                                    

[Picture Yeonji]

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

[Picture Yeonji]

Malam itu, Hakyeon dengan segala perasaannya yang tidak tenang dan pikiran nya yang kacau harus menerima kabar bahwa Yeonji belum siuman sejak awal Hakyeon membawanya ke rumah sakit. Keadaan Yeonji membuat Hakyeon tak tenang, ia menggigiti kuku jarinya dengan kakinya yang berjalan di sekitar ruang rawat Yeonji, menunggu kedatangan dokter.

Dokter pun mengatakan bahwa kondisi Yeonji tidak baik. Bukan berarti terlalu buruk juga, hanya karena Yeonji yang jarang meminum obat penenang yang biasa diberi Hakyeon. Dokter pun memberikan obat penenang (Fluoxetine) lagi pada Hakyeon, setelah mengetahui bahwa Yeonji tidak meminum obatnya itu. Hakyeon merasa perhatiannya pada Yeonji ternyata belum cukup membuat Yeonji sadar akan pentingnya menjaga tubuhnya dan mencintai dirinya sendiri. Dia terlalu teledor pada istrinya itu, Hakyeon menyadari bahwa dirinya memang workaholic yang payah dalam mengurus istrinya. But sometime he's should take a break in home.

Melihat istrinya berbaring lemah pada hospital bed membuat Hakyeon merasa sangat sedih. Istrinya sedang berjuang keluar dari problem circle yang telah menjadi kebiasaan buruknya. Hakyeon duduk di samping bed itu, hold her hand tight to give warmth. Tangannya sangat dingin, bibirnya pucat pasi, hingga kantung matanya menghitam sudah nampak jelas di wajahnya itu. Hakyeon menciumi tangan istrinya itu hingga tak terasa air matanya turun membasahi punggung tangan Yeonji. Hakyeon mencoba menjadi sosok yang tegar, dia tidak boleh menangis di depan istrinya itu.

Dia segera mengusap air matanya lalu mendengar pintu ruangan terbuka kemudian tertutup kembali lantas Hakyeon pun menolehkan kepalanya menatap kedatangan eomma nya itu. Wanita yang berusia memasuki kepala 5 itu menghampiri Hakyeon dengan raut wajah khawatirnya.

"Hakyeon apa kamu tidak apa-apa?" Sepertinya eomma--Ju Mina--datang sendiri tanpa suaminya itu. Hakyeon pun menyunggingkan alisnya lalu menanyakan mengapa ia bisa kemari dan dengan siapa eomma nya kemari.

"Hanya eomma sendiri, appa mu sedang sibuk." Hakyeon pun mengangguk kemudian melihat eomma nya yang sama sekali tidak menanyakan kabar Yeonji itu membuat sebuah tanda tanya pada Hakyeon.

"Eomma nya tidak menanyakan kabar Yeonji? Dia sedang sakit sekarang."

"Eomma kemari hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Eomma akan pergi."

Hakyeon menahan tangan eomma nya itu, bermaksud meminta penjelasan lebih mengapa sikapnya tidak berubah pada Yeonji. Hakyeon memaksa eomma nya untuk menjelaskan mengapa ia tidak berubah sikap pada Yeonji, Ju Mina pun meminta Hakyeon untuk berbincang itu di luar saja. Mengingat takut Yeonji tersadar dan mendengar itu semua bisa membuat keadaannya terpuruk. Hakyeon menyetujui itu dan memilih rooftop rumah sakit ini sebagai tempat yang tepat untuk mereka berbincang lebih tentang Yeonji.

Rooftop

"Eomma, aku minta padamu untuk percaya pada Yeonji, untuk tidak memandangnya seperti seorang musuh, untuk percaya padanya bahwa ia bisa mengurusku, eomma. Aku sangat mencintai Yeonji, eomma tahu itu."  Hakyeon menatap mata eomma nya itu dengan tatapan berharap tetapi eomma nya itu menggelengkan kepalanya lemah. Ia tetap pada pendiriannya yaitu tidak menganggap Yeonji sebagai istri sah Hakyeon.

"Dia belum bisa memberikan eomma cucu, eomma hanya ingin pewaris dari darah daging mu. Eomma hanya ingin menjadi nenek." Ju Mina meneteskan air matanya, sebenarnya hanya itu permintaannya terlihat sederhana namun sepertinya Hakyeon sulit untuk melaksanakan keinginan ibunya itu. Tangannya pun bergerak mengusap air mata eomma nya. Hakyeon mengatakan permintaan maaf pada eomma nya itu.

"Tenang saja, eomma sudah menjodohkan mu dengan seorang gadis anak dari teman appa mu. Kamu bisa meninggalkan Yeonji dan memulai hidup baru mu dengannya." Perkataan eomma nya itu sungguh membuat Hakyeon terkejut, ia menjadi bungkam seketika. Lidahnya menjadi kelu, permintaan macam apa itu? Hakyeon segera menggelengkan kepalanya bermaksud menolak perjodohan itu namun Ju Mina memaksakan hal itu dan jika Hakyeon tidak menyetujui itu maka nyawa eomma nya adalah taruhan nya.

Hakyeon tidak bisa diam saja, eomma nya sudah bertindak di luar batas. Emosinya mulai memuncak hingga yang ia katakan terdengar seperti bentakkan."Hal gila apa ini?! Eomma sudah gila? Aku sangat mencintai Yeonji."

"Cinta tidak akan cukup membuatku bahagia, Ju Hakyeon. Eomma hanya meminta cucu dari mu. Bukan anak pungut. Nikahi dia atau nyawa eomma mu akan menjadi taruhannya!"

📸📸📸

Snapshot✓ ju haknyeonWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu