Snapshot 8 : Dream

11 3 0
                                    

[Picture yeonji]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Picture yeonji]

"Selamat, akhirnya kamu mempunyai seorang anak!"

"Selamat, akhirnya kamu bisa menjadi seorang ibu!"

"Selamat, akhirnya kamu bisa menjadi seorang ayah!"

"Tunggu, apa semua ini nyata?"

"Tidak bodoh! Mana mungkin kamu bisa hamil?"

*Semua orang menjadi menatap nanar Yeonji dan ia melihat Hakyeon berada di tengah-tengah ayah dan ibunya dengan wajah yang sulit diartikan. Dia menatap Yeonji dengan tajam seolah Yeonji melakukan sebuah kesalahannya. Tunggu, apa yang sedang terjadi? Yeonji memegang kepalanya yang terasa sakit. Orang yang mengelilinginya itu menatap tajam Yeonji seolah mereka semua adalah pisau yang siap menghujam tubuh Yeonji kapan saja. Yeonji merasa sendiri, ia tidak mempunyai pelindungnya. Bahkan, Hakyeon pun menatapnya tajam. Mata Yeonji terasa sangat panas, ia pun menangis karena ketakutan. Kepalanya saja terasa sangat sakit seperti terhantam sesuatu benda yang besar di bagian belakang kepalanya. Mengapa semua orang tersenyum di kala Yeonji merasa kesakitan, mereka tidak menolongnya. Ada apa dengan mereka? Yeonji pun memejamkan kedua matanya erat dan ia merasakan seseorang memeluknya erat bahkan Yeonji bisa merasakan napasnya yang hangat. Sayang, Yeonji tidak bisa melihat wajahnya itu.*

.
..
...
....
.....

Yeonji terbangun dengan napas yang tercekat; terpenggal-penggal seperti kehabisan napas. Keringat menetes bercucuran membasahi pelipisnya dan poni rambutnya itu. Hatinya merasa sakit, merasa mimpi itu merupakan kejadian nyata. Sangat nyata hingga Yeonji pun menangis sesenggukan. Kepalanya masih terasa sangat sakit bahkan seluruh tubuhnya bergetar menjadi panas dingin.

Yeonji memaksakan bangun dari kasurnya, ingin mencari benda untuk pengalihannya itu. Ia sudah mencari di bawah tempat tidur, laci, di atas lemari juga ternyata benda itu belum ia temukan. Hakyeon menyembunyikan itu di mana? Yeonji seperti sedang sekarat, ia tidak mampu terbangun lagi. Kedua kakinya lemas seperti mati rasa. Tubuhnya yang mengeluarkan keringat dingin mampu membuatnya menggigil hebat.

Saat itu Hakyeon datang dengan tas yang berisi bahan makanan yang akan dia buat bersama Yeonji. Tetapi, saat dia memasuki kamar dia melihat Yeonji duduk di sudut ruangan dengan memeluk kakinya yang menekuk. Kepalanya tertunduk mencium lutut dan suara isak kan yang membuat Hakyeon khawatir. Bahkan, Yeonji tidak menyadari kehadiran suaminya itu.

Hakyeon menghampirinya kemudian memeluknya, memberikan kehangatan untuk Yeonji, berbagi kesedihan yang Yeonji rasakan saat ini. Tubuhnya menggigil hebat dan suhunya yang panas dingin langsung membuat Hakyeon panik. Hakyeon tidak mengerti mengapa istrinya mendadak seperti ini atau karena ia bermimpi lagi, pikir Hakyeon.

Ia menggendong Yeonji yang masih menangis dan membawa Yeonji menuju mobilnya. Dia mulai berkendara dengan laju yang cepat menuju rumah sakit terdekat, jujur Hakyeon saat ini merasa sangat khawatir dengan Yeonji yang sekarat seperti ini. Dia menghela napas perlahan berusaha menenangkan pikiran nya itu, Yeonji tidak boleh pergi dahulu. Hakyeon rasa, dia belum membahagiakan istrinya itu.

Terakhir Hakyeon melihat Yeonji seperti ini adalah karena mimpi. Hakyeon takut bahwa penyebab utama Yeonji seperti ini hanya kerena mimpi yang sama seperti satu tahun yang lalu. Sebelumnya, Yeonji pernah bercerita ia bermimpi tentang kekurangannya itu, bermimpi bahwa Hakyeon akan meninggalkannya. Hakyeon masih ingat betul. Hakyeon mendengus sambil mencengkram stir mobilnya kuat.

Sesampainya di rumah sakit, para perawat langsung membawa Yeonji memasuki ruangan. Hakyeon menunggu kabar baik tentang Yeonji di luar ruangan sembari merapal meminta pada tuhan agar Yeonji diberi kemampuan untuk menghadapi penyakitnya itu. Saat ini, Hakyeon hancur dengan begitu mudah. Matanya memanas ingin menangis tetapi dia bendung sekuat mungkin. Hakyeon mendongakkan kepalanya sembari memejamkan kedua matanya. Hakyeon terlalu takut untuk melepaskan Yeonji.

Hakyeon selalu berdoa agar semesta nya bisa melewati semua ini, melewati semua rintangan yang tuhan berikan. Yeonji adalah segalanya bagi Hakyeon.

📸📸📸

Snapshot✓ ju haknyeonWhere stories live. Discover now