PROLOG

52 7 10
                                    


at BARES PUTIH LABORATORY

noon

ILMU PENGETAHUAN di atas segalanya. Hanya ada semboyan itu saja yang menjadi penghias dinding Bares Putih Laboratory. Sebuah kaligrafi dengan tinta merah yang menggoda untuk dibaca setiap kali masuk ke sana. Bukan sekadar tulisan, para penghuni Lab pribadi itu juga sangat bangga akan semboyan tersebut. Masih mengenakan pakaian serba biru khas kedokteran, Hana dan Mike bersulang. Denting gelas kristal terdengar sesuai mengiringi terucapnya kata-kata emas itu.

"Apa kau pernah merasa bersalah?" tanya Mike yang jelas kelihatan lebih inferior dari Hana. Terbayang di benaknya sesosok perempuan berkulit sangat putih tergeletak tak bergerak di meja operasi di seberang ruangan mereka berbincang kini. Saking pucatnya sampai tidak bisa dipastikan penyebabnya. Perempuan itu pengidap albino, tak mempunyai kandungan zat warna, jadi kulitnya memang berwana seperti itu. Akan tetapi mungkin juga karena sudah tidak tersisa setetes pun darah dalam tubuhnya.

"Kenapa harus merasa bersalah? Atas nama ilmu pengetahuan tidak ada yang salah, toh kita melakukan ini demi kebaikan." Hana mentertawakan pertanyaan konyol partnernya tersebut sembari menyesap kembali gelas berbentuk segitiga terbalik yang isinya tinggal seperempat saja.

"Tentu saja, terutama demi kebaikan dompet kita." Mike mengangguk-anggukkan kepala sependapat.

"Sayangnya keberhasilan kita ini tidak akan bertahan lama. Bahan baku semakin sulit dicari sementara permintaan Ch semakin tinggi. Kalmia memanfaatkannya untuk menaikkan harga."

"Perempuan itu pebisnis sejati. Semua ini tidak perlu terjadi seandainya kau tidak kehilangan Royal Blood."

Perkataan Mike membangkitkan kenangan lama, belasan tahun lalu ketika pertama kali Hana menemukan keajaiban tetapi harus kehilangan begitu cepat sebelum dia meneliti lebih lanjut.

"Kau benar. Seandainya aku tidak kecolongan, saat ini dunia tidak akan berputar tanpa seijinku." Hana menatap hampa gelas yang telah kosong tanpa berniat mengisinya kembali. "Aku telah mengirimkan orang-orang terbaik tetapi hasilnya nihil. Seandainya kita tahu siapa pelakunya, pasti akan lebih mudah. Aku takkan bisa bahagia jika aku belum menemukan Calla Lily."

"Sebaiknya kau membersihkan dirimu sekarang, atau kita akan terlambat untuk Dinner." Mike melihat Christophe Claret di pergelangan tangan kanannya. " Kudengar ada anggota baru yang akan bergabung."

"Ya, dia salah satu orang terkaya yang akan sangat berguna untuk pendanaan kita. Dia juga pemegang media, kau tahu. Mendapatkan dia dalam klub kita adalah sebuah bonus. Aku sangat lelah tetapi sebaiknya kita bersiap sekarang," ucap Hana malas.

Dari balik pintu yang sedikit terbuka, seseorang mendengarkan pembicaraan mereka dengan seksama. Dia mencerna setiap kata. Sebelum dua orang dalam ruangan mencapai pintu, dia menghilang dalam keremangan koridor laboratorium. Dia telah mendapat satu nama, Calla Lily.


ROYAL BLOODWhere stories live. Discover now