4

32 4 0
                                    

Hello, good night

Hope you are in good and healthy condition

Please enjoy this story

Happy reading

😊😊😊








🌹🌹🌹🌹🌹










Aku teringat ucapan teman kerjaku dan keluargaku, bahwa perbuatanku tidak baik. Karena aku selalu memberikan uang kepada Qonita setiap bulannya. Mereka mengatakan kalo aku terlalu baik sampai selalu memberikan uang, padahal kita cuman pacaran belum menikah.

Tapi aku hanya berpikir ‘tidak apa-apa, kan dia pacar aku dna kita pasti akan menikah.’

Tapi terkadang aku juga sedikit ragu dengan Qonita. Padahal sudah hampir setahun aku selalu memberikan dia uang setiap bulannya, tapi setiap kami bertemu, dia terlihat biasa saja. Tidak terlihat memakai baju, tas, sepatu atau barang yang baru. Dia selalu memakai barangnya yang dulu yang terlihat sederhana.

Aku mulai curiga padanya, uang yang aku berikan, digunakan untuk apa? Apa digunakan untuk bertemu dengan laki-laki lain? Atau sebenarnya dia mempunyai pacar lain?

Aku sudah mulai tidak percaya padanya. Hari ini kami bertemu seperti biasa. Kami bertemu setiap awal bulan, karena aku akan akan mengajaknya berjalan-jalan dan memberikan uang padanya. Jadi saat ini adalah waktu yang tepat untukku bertanya padanya, digunakan untuk apa saja uang yang sudah aku berikan?

“ini uang untuk kamu,” kataku sambil memberikan amplop cokelat padanya

“ngga usah, kamu simpan aja,” tolaknya

Selalu seperti itu, dia akan selalu menolak seperti sebelumnya, tapi aku pasti akan memaksanya dna kemudian dia akan menerimanya. Aku tidak tahu, dia hanya basa basi atau apa, tapi aku sudah muak padanya

“ngga apa-apa, buat kamu.” Kataku memaksa

“ya udah kalo gitu,” jawabnya dan oti membuatku geram

“ngomong – ngomong, uang yang aku kasih ke kamu, kamu gunakan untuk apa?” tanyaku

“iya… “ dia terkejut dengan pertanyaanku

“…  uang yang kamu berikan ada. Aku gunakan untuk kebutuhanku,” Lanjutnya sambil dengan gugup dan tersenyum

“untuk beli apa? Setiap ketemu, aku ngga pernah liat kamu pakai sepatu, baju atau tas baru. Pasti kamu pakai bajumu yang itu-itu saja,” kataku ingin tahu

“ hah… ada pokoknya. Kan barang yang aku beli ngga harus aku pake terus kan, nanti dikira pamer lagi hihi….. “ jawabnya sambil nyenggir

Aku menjadi sedikit curiga padanya. Bagaimana bisa dia menjawab seperti itu. Padahal masksud aku memberikan uang kepadanya agar setiap kami bertemu dia akan menggunakan apa yang dia beli dari yang aku berikan. Apa lagi cara menjawabnya yang terdengar ragu dan gugup.

Aku mengeluarkan ponselku dan mencari chat wa dari teman kantorkku. Aku membuka media pada chat nya dan mencari foto yang pernah dia kirimkan padaku.

Bukannya cewek ini pacarmu ya? Aku ga sengaja melihatnya di mall. Aku kira laki-laki yang bersamanya adalah kamu, ternyata laki-laki itu bukan kamu.

Itu adalah pesan yang dikirim oleh Sandi ketika dia sedang berada di mall. Pesan tersebut juga menampilkan foto Qonita dengan laki-laki. Mereka berjalan berdampingan.

Sandi adalah salah satu teman kantorku. Semua teman kantorku tahu jika Qonita adalah pacarku. Aku pernah memperkenalkannya melalui foto. Aku juga bercerita bahwa setiap bulan aku selalu memberinya uang Setiap nerima gaji.

“bisakah kamu jelaskan apa ini?” tanyaku sambil menunjukkan foto di ponselku

“kamu dapet foto ini dari siapa?” tanyanya

“ngga penting darimana foto ini, yang aku ingin dengar yaitu, maksud dari foto ini apa?” tanyaku dengan nada setenang mungkin

“emmm…. “ dia terlihat ragu untuk menjawab

“apakan uang yang aku berikan, kamu gunakan untuk pergi dengannya? Untuk bersenang – senang dengannya?” kataku ketika dia tidak juga menjawab

“hah… apa maksudmu?” tanyanya dengan nada terkejut

“tidak perlu berpura-pura, dari foto ini sudah terlihat jelas kalo kalian memang sedang bersenang – senang,” Kataku dengan nada marah

“bukan seperti itu, ini salah paham, kamu harus dengar penjelasanku!” katanya

“penjelasan apa lagi? Apa kurang jelas lagi foto yang aku tunjukkan padamu?” kataku

“bukan seperti itu,” jawabnya dengan suara pelan

“sudah lah, aku sudah muak mendengar semua ucapanmu. Kamu yang selalu menolak uang yang aku berikan, ternyata malah uang yang aku berikan untuk bersenang – senang dengan laki-laki lain,” Kataku

“aku selalu menutup telingaku ketika teman-temanku mengatakan kalo kamu itu perempuan tidak benar. Mereka selalu menyuruhku mengakhiri hubungan kita karena kamu itu perempuan matre, maunya senangnya sendiri perempuan tidak benar.” Lanjutku sambil melihat dia yang memandangku dengan ekspresi terkejut

“mereka juga menggataiku laki-laki bodoh dan terlalu baik karena dengan mudahnya memberimu uang seperti seorang suami memberi nafkah kepada istri, padahal kita masih berstatus pacar,” Kataku

“aku bukan perempuan seperti itu,” katanya pelan dan menundukkan kepalanya

“ternyata aku memang bodoh dan begitu mudahnya memberimu uang,” Kataku sambil menertawakan diriku sendiri

“aku berusaha untuk membuatmu nyaman denganku. Aku melakukan semua yang terbaik semampuku. Aku begitu menyayangimu… “ kataku

Aku terdiam sejenak sambil menatap perempuan di depanku yang menunduk. Mencoba menjernihkan pikiranku. Aku tahu ini adalah pilihan yang harus aku pilih. Aku sudah memutuskan sekarang. Menarik napas panjang untuk meyakinkan diri atas pilihanku sekarang.









🌹🌹🌹🌹🌹










Enough for today

Don't forget vote and comment

Follow my account

Thank you have vote and comment my story

Thank you have read my story

Have a nice day

😉😉😉

AM I LATE? - EndWhere stories live. Discover now