Shall We (20) 🔞

1.1K 62 8
                                    









Menghabiskan akhir pekan bersama keluarga adalah moment paling berharga untuk dilakukan. Kediaman keluarga kecil Seulgi tidak pernah sepi mulai dari tangisan anak-anak yang bertengkar berebut mainan dan benda lainnya, teriakkan saat bermain di halaman rumah, bermain basket dengan Seulgi, semua masa lalu yang menyedihkan seakan tak pernah terjadi di keluarga mereka. Mungkin jika ditanya apa kunci kebahagiaan yang ada didalam kehidupan Seulgi, jawabannya adalah keluarga.

"Sepertinya kurang ramai rumah ini, sedikit tidak pas."

"Apanya??." tanya Irene menyerengitkan matanya bingung kemana arah obrolan Seulgi.

"Bukankah kita perlu menambah anggota agar rumah ini semakin hidup(?)."

Irene yang langsung paham hanya bisa memejamkan dan menggeleng pelan kepalanya.

"Kenapa harus membuat alasan setiap ingin melakukannya??."

"Kamu tidak suka kan jika aku menyerang secara mendadak, kamu sering memarahiku jika aku melakukannya."

"Aku mudah kaget jadi aku tidak bisa mengontrol diriku, jika aku terlalu kaget jantungku sedikit ngilu."

Seulgi yang awalnya terbaring disofa depan tv langsung berhambur ke tempat tidur dengan perasaan khawatir.

"Apa kita ke dokter saja? Masa dikagetkan seperti itu langsung ngilu. Kalau dibiarkan juga bahaya, lebih baik kan kita periksa dulu. Kita tidak tau kapan terjadi serangan jantung." ujar Seulgi panik.

Irene tertawa melihat kekhawatiran suaminya. "Tidak, aku tidak punya penyakit jantung, aku masih muda. Hanya saja aku stres sedikit."

"Sakit jantung tidak melihat umur sayangku cintaku. Kalau bisa kan kita antisipasi dulu."

"Tidak. Kalau aku kesakitan aku bakal langsung bilang ke kamu."

"Wajb. Tapi apa yang buat kamu stres? anak-anak? Pekerjaan kamu makin banyak?."

"Mungkin ke pekerjaan, anak-anak bukan sebuah masalah untukku. Justru kita sudah terbiasa kan."


Terlalu banyak bicara Seulgi langsung mencium bibir Irene lembut, hingga ciuman itu menjadi lumatan Satu persatu bajunya ia buka dan yang terakhir membuka baju Irene yang tanpa dalaman. Irene menangkup wajah Seulgi, menghisap bibir bawah Seulgi cukup lama. Lalu gadis itu membuka mulutnya lagi memberi celah untuk lidah Seulgi masuk mencicipi sensasi didalam mulutnya. Tak bosan Seulgi untuk selalu mengeksplore lebih dalam ciuman itu. Mereka kehabisan nafas, dan kembali mengaturnya.

Seulgi menidurkan badan Irene ketempat tidur, tapi ciuman itu tidak pernah lepas sedikit pun.

Irene terus melumat bibir Seulgi yang sangat manis untuk dirasakan. Ciuman Irene sempat membuat Seulgi kesusahan untuk menyeimbanginya.

Irene mengusap tubuh bagian belakang Seulgi, merasakan tubuh atletis itu. Tangan Seulgi tak tinggal diam, dia membuka pengait bra Irene diwaktu yang sama.

Irene melepaskan ciuman dibibir, memberi kissmark dileher dan dada Seulgi. Berganti Seulgi mengecupi kedua payudara sintal milik Irene yang terpampang sangat jelas dikedua matanya.

"Arghhh Seulgi...."

Seulgi masih terus menghisap kedua gunung Irene dengan kuat, dan satu tanganya lagi meremas payudara yang satunya. Membuat Irene melenguh kenikmatan dan terus memanggil nama Seulgi.

"Ahhh....Kang Seulgihh...." lenguhan Irene semakin membuat Seulgi menjadi buas.

"You want more?" tanya Seulgi berbisik ditelinga Irene.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Dec 19, 2022 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

Shall We [SEULRENE] NC++Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ