Bayi menangis? Bapukung saja!

35 0 0
                                    

Tangisan bayi baru lahir adalah anugerah. Tetapi jika tangisan itu membuat bayi itu tidak nyaman kita dapat melakukan cara ini. Mengambil dari contoh suku di indonesia, terutama suku banjar.

Suku Dayak mungkin tidak mengalami kesulitan gara-gara bayi rewel berkat cara menidurkan bayinya. Bagaimana bisa?

Tradisi Bapukung Dari Suku Banjar

Bapukung adalah teknik menidurkan bayi dengan cara mendudukkan bayi dalam ayunan klasik (ayunan yang dibuat dari kain dan tali) kemudian melilit area punggung dan leher bayi dengan selendang agar bayi tetap dalam posisi duduk. Cara ini biasa dilakukan oleh suku dayak dan banjar agar bayi cepat tertidur lelap.

 Cara ini biasa dilakukan oleh suku dayak dan banjar agar bayi cepat tertidur lelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Secara bahasa kata Bapukung berasal dari bahasa Banjar dengan kata dasar "Pukung" yang berarti membuai atau mengayun. Apabila kata "Pukung" ditambah dengan awalan "ba" maka menjadi kata Bapukung yang dalam bahasa Banjarnya berfungsi sebagai kata keterangan, yaitu menerangkan keadaan anak atau bayi yang sedang dipukung. Apabila ditambah dengan awalan "di" maka kata pukung akan berubah menjadi "dipukung" yang menjelaskan sebagai kata perintah. Sedangkan kata dasar "pukung" apabila dimbahkan lagi dengan awalan "ma" maka kata pukung akan berubah lagi menjadi "mamukung" yang berfungsi sebagai kata kerja yakni mamukung anak atau bayi.

Adapun secara istilah Bapukung merupakan suatu tradisi yang dilkukan oleh masyarakat Suku Banjar di Desa Penjuru Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dalam menidurkan sang anak dalam posisi duduk tegap, punggung serta tulang belakang lurus, lutut kaki ditekuk hampir menyentuh dada, tangan bersedekap hingga mengenai dada atau perut layaknya posisi bayi dalam kandungan, kemudian dari leher, punggung dan bagian belakang sampai kepinggang diikat dengan menggunakan kain panjang dengan ikatan yang tidak terlalu kuat dan tidak pula terlalu kendor agar bayi atau anak yang dipukung masih bisa bernafas seperti biasanya tanpa dipukung serta membuatnya nyaman.

Adapun secara  istilah Bapukung merupakan suatu tradisi yang dilkukan oleh masyarakat Suku Banjar di Desa Penjuru Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dalam menidurkan sang  anak dalam posisi duduk tegap, punggung serta tulang belakan...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bapukung merupakan cara menidurkan anak yang berusia 2 bulan sampai 1,5 tahun dalam ayunan dengan posisi duduk, punggung dan tulang belakang mesti lurus dan yang memukungnya hendaklah pandai dan telaten, tidak bisa sembarangan sebab jika sembarangan dalam mamukung anak takut sang anak sakit dan terjadi hal yang tidak diinginkan, kemudian posisi lutut dilipat hampir menyentuh dada, serta posisi tangan anak menyentuh dada atau perut. Kemudian mulai dari leher hingga belakang diikat dengan menggunakan kain panjang berukuran 1.8 meter jika mencukupi maka ikatan sampai pada pinggang si anak. Ikatan tersebut tidak boleh terlalu kuat atau terlalu kendor tapi yang sedang-sedang saja kira-kira anak nyaman dan bisa bernafas seperti biasanya tanpa dipukung lalu ayunlah sang anak.

F.Y.I. (Fakta yang Informatif)Where stories live. Discover now