Kota Pahlawan vs Kota seribu sungai

5 0 0
                                    

Kota Pahlawan

Kota pahlawan merupakan sebutan untuk salah satu kota di Indonesia yang bertepatan di ibukota Jawa Timur yaitu Surabaya.Umumnya masyarakat kota Surabaya menyebut asal nama Surabaya adalah dari untaian kata Sura dan Baya atau lebih popular dengan sebutan Sura ing Baya, dibaca Suro ing Boyo. Paduan dua kata itu berarti "berani menghadapi tantangan". Ada juga yang menyebut berasal dari kata Cura Bhaya atau Curabhaya. Namun seiring dengan perkembangan jaman ejaannya berubah-ubah. Hingga sekarang disebut Surabaya.

Berdasarkan filosofi kehidupan, warga Surabaya yang hidup di wilayah pantai, Sura (Suro) dan Baya (Boyo), menggambarkan dua perjuangan hidup antara darat dan laut. Di dua alam ini ada dua penguasa dengan habitat bertetangga yang berbeda, tetapi dapat bertemu di muara sungai. Dua makhluk itu adalah ikan Sura (Suro) dan Buaya (Boyo). Perlambang kehidupan darat dan laut itu, sekaligus memberikan gambaran tentang warga Surabaya yang dapat menyatu dan dapat hidup rukun dalam bermasyarakat, walaupun asalnya dari berbagai suku, agama, etnis dan ras.

Jika menelaah dalam sejarah, nama Surabaya terdapat pada buku: Negarakartagama tahun 1365 M. Pada bait 5 disebutkan: Yen ring Janggala lok sabha n rpati ring Surabhaya terus ke Buwun. Artinya: Jika di Jenggala ke laut, raja tinggal di Surabaya terus ke Buwun. Jenggala adalah Sidoarjo dan Buwun adalah Bawean (Gresik).

Cerita lain menyebutkan Surabaya semula berasal dari Junggaluh, Ujunggaluh atau Hujunggaluh. Tetapi, dalam sejarah pemerintahan regent atau kebupatian (kabupaten), serta keadipatian (kepatihan) Surabaya disebut Surapringga. Dari berbagai sumber, terungkap salah satu kepala pemerintahan yang cukup melegenada adalah Adipati Jayengrono. Kerabat kerajaan Mojopahit ini diberi kekuasaan untuk memerintah di Ujunggaluh. Di bawah pemerintahan Jayengrono, perkembangan pesat Ujunggaluh sebagai pelabuhan pantai terus manarik perhatian bangsa lain untuk berniaga di sini.

Suatu keanehan, ternyata sejarah Surabaya ini terputus-putus. Kalau sebelumnya Surabaya dianggap sebagai penjelmaan dari Hujunggaluh atau Ujunggaluh, namun belum satupun ahli sejarah menemukan sejak kapan nama Hujunggaluh itu "hilang" dan kemudian sejak kapan pula nama Surabaya, benar-benar mulai dipakai sebagai pengganti Hujunggaluh.

Perkiraan sementara, hilangnya nama Hujunggaluh itu pada abad ke-14. Kemudian mengapa nama Surapringga tidak begitu popular. Tetapi untuk saat ini nama ujunggaluh ditetapkan sebagai nama jembatan baru di Surabaya yang terletak di persimpangan darmokali menuju ke daerah ngagel. Ditilik dari makna, nama "Hujung" atau ujung tanah yang menjorok ke laut, yakni tanjung, dapat dipastikan wilayah ini berada di pantai. "Galuh" artinya emas. Dalam bahasa Jawa tukang emas dan pengrajin perak disebut: Wong anggaluh atau kemasan seperti tercantum dalam kamus Juynboll dan Mardiwarsito.

 Dalam bahasa Jawa tukang emas dan pengrajin perak disebut: Wong anggaluh atau kemasan seperti tercantum dalam kamus Juynboll dan Mardiwarsito

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
F.Y.I. (Fakta yang Informatif)Where stories live. Discover now