5. Mogok

145 18 0
                                    

Hal yang paling Meza sesali adalah mengikuti Carlin ke salon. Pantas saja Arlan sering menolak untuk mengantarnya, ternyata ini alasannya.

Mereka pergi ke salah ke salon dari pukul 7 pagi sampai pukul 2 siang sekarang belum selesai. Cewek itu sudah bosan duduk dan bermain game, sesekali melirik Carlin yang sedang merawat rambutnya.

"Lama banget sih ege, kapan selesainya?" dumel Meza.

"Sabar, sisa kuku aja," sahut Carlin.

Meza berdecak, cewek itu melihat jam lalu membaca pesan dari Jo. Anak-anak Padteam sudah menunggunya, dia bilang akan ada pertandingan seru yang tidak boleh Meza lewatkan.

"Gue balik ajalah," putus Meza sambil berdiri. Seorang pegawai datang menghampiri Carlin, dia menatap Meza sebentar lalu menunduk. "Baliknya sama Arlan aja."

"Ih, sisa bentar doang padahal," cetus Carlin.

Meza meraih jaketnya di sofa. Cewek itu memakainya dan merapihkan rambut. Dia bisa gila lama-lama di sini. Bokongnya bisa kempes.

"Gak bisa, gue udah ditungguin anak-anak," balas Meza. "Duluan."

Salon ini cukup sepi sedari pagi. Entah karena mahal, kurang bagus, harus pesan dulu, atau yang lainnya Meza tidak tahu. Namun dilihat dari fasilitas, cukup bagus.

Hari ini Meza tidak membawa vespa kesayangannya karena pergi bersama Carlin. Cewek itu masuk ke dalam mobil milik Gevan yang dia pinjam lalu pergi menuju tempat di mana teman-temannya berada.

Musik R&B adalah musik favorit Meza. Dia mengetuk-ngetuk jarinya di atas setir dan menikmati musik. Saat di pertigaan mobil Meza berhenti. Cewek itu melotot kaget, dia berdecak lalu melepas sabuk pengamannya dan turun.

Ban aman. Dia membuka bumper mobil dan mengecek sesuatu di sana. Sial, sepertinya oli mobilnya habis! Meza menutup bumper mobil itu kembali dan mengeluarkan ponselnya dari saku jaket.

"Halo, Bang." Meza menghubungi Gevan, "Mobil lo abis oli anjir. Kok gak bilang dari awal sih, tau gini gue gak akan minjem dah," gerutu Meza.

"Ya gue nggak tau," sahut Gevan. "Bawa bengkel aja coba."

"Jauh ege," sungut Meza. "Lo ada kenalan gak, siapa git ...."

Meza teringat sesuatu, dia langsung mematikan teleponnya sepihak lalu menelpon Abay.

"Kenapa, Za? Tumben call?" tanya Abay.

"Lo bisa ke sini nggak, Bay? Mobil gue abis oli," balas Meza. "Jalan Margonda."

"Hah? Tumbenan bawa mobil? Abis dari mana emang?" Di seberang sana terdengar suara benda jatuh. "Sendiri?"

"Iya, gue abis nganter temen," ujar Meza. "Bisa gak? Takut hujan, di sini sepi lagi."

"Share loc ... sabar tai, gue lagi call ini. Share location, coba," suruh Abay.

Meza hanya bergumam, dia mematikan sambungan teleponnya dan mengirimkan lokasinya pada Abay. Cowok itu langsung membalasnya dan menyuruh Meza menunggu.

****

Suara alat-alat untuk membongkar mesin motor yang berjatuhan membuat Abay berdecak. Dia mencuci tangannya dan mengambil ponsel yang ada di atas kursi untuk melihat pesan dari Meza.

RationemWhere stories live. Discover now