Part. 1 - Madam Rose Apps

20K 1.9K 152
                                    

Surprise!

Biarkan cerita ini sebagai jalan pembuka untuk dimulainya project series ini.
Buat kamu yang mau tahu cerita siapa aja yang terlibat dalam project ini, bisa cek di lapaknya karospublisher 😊

Jadi, udah siap terima serangan dari Jerome lewat cerita ini?
Yuk, kita kenalan dengan Luna.


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Hidup adalah sebuah pilihan, termasuk dengan bertahan dalam kesendirian. Sama halnya seperti Luna, yang sebenarnya tidak mempermasalahkan soal statusnya yang masih sendiri. Baginya, yang terpenting dalam hidup adalah menjadi bahagia. Tanpa perasaan seperti itu, hidup seperti mati rasa.

Sebagai seorang wanita mandiri, Luna terlalu banyak bekerja hingga lupa waktu. Bukan hanya tentang waktu makan, tapi waktu bersosialisasi dan menjalani hidup normal seperti yang lainnya. Tadinya, dia tidak mempermasalahkan semua hal itu, tidak sampai dia harus menerima semua berondongan pertanyaan dari para tetua, alias Om dan Tante dari kedua pihak orangtua saat merayakan ulang tahunnya yang ke-27.

Baiklah, kata merayakan rasanya tidak pantas untuk Luna yang merasa sudah terlalu renta untuk perayaan hari jadi yang hanya mengingatkan status yang sudah melewati standart kadaluarsa ala budaya Timur. Katanya, wanita yang sudah berumur lebih dari 25 tahun dan belum menikah adalah perawan tua.

Haish, Luna selalu menggeram dalam hati setiap kali mendengar ungkapan konyol seperti itu. Apakah tidak boleh jika wanita diberi kebebasan untuk memilih hidupnya tanpa perlu ada batasan umur seperti itu? Kenapa pria boleh, sedangkan wanita tidak? Semakin tua, konon katanya pria semakin matang. Sebaliknya, wanita bukannya matang, justru menua dengan kemungkinan seperti kondisi rahim yang kurang baik, dan segala macam persoalan yang sepertinya memang dicari-cari.

Sebagai seorang anak yang berusaha berbakti kepada keluarga, khususnya orang tua, Luna selalu menghadiri berbagai macam acara keluarga, salah satunya adalah makan malam untuk merayakan ulang tahunnya. Sebenarnya, Luna sudah tidak setuju dengan rencana makan malam itu. Namun, seperti biasanya, Mama akan selalu menyibukkan diri dengan memasak berbagai macam masakan, dan Luna tidak akan tega untuk menyia-nyiakan kasih sayangnya seperti itu.

"Menurut gue, mau lu kesel atau ngedumel sekali pun, tetep nggak akan ada jalan keluar selain bawa calon gandengan," cerocos Cella, temen seumuran yang akhir tahun ini akan segera menikah.

"Cari dimana, Cell? Cari koin aja susah di jalanan," sewot Luna sambil mengunyah ayam geprek level lima-nya dengan bernapsu.

Baru semalam bertambah usia, dan hari ini sudah merasa kesal karena pertanyaan-pertanyaan mereka yang memicu orangtuanya untuk menanyakan hal yang sama. "Kapan punya pacar? Umur segitu masih aja sendirian?"

Mengingat semua itu, Luna mendengus kasar dan semakin bernapsu dalam menghabiskan ayam gepreknya sebagai pelampiasan. Cella yang sedang duduk di depannya, hanya menggelengkan kepala dan menatapnya prihatin.

"Kalau emang niat cari mah, pasti dapet aja. Lu yang terlalu serius kerja dan jadi cupu di rumah, yah mana bisa ketemu pujaan hati? Kerjaannya senderan mulu sama tembok sambil ongkang-ongkang kaki," cetus Cella dengan alis terangkat lantang.

"Kalau lu ikutan bikin gue tambah kesel, mendingan diem aja deh, Cel. Gue masih keki banget nih," tukas Luna sewot.

"Gini, gini, gue punya solusi," ucap Cella yang langsung berpindah duduk ke sebelah Luna, lalu mengeluarkan ponselnya.

THE ULTIMATE FUCKBOY (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now