Pagi yang kuharap, malah rindu ku tuai
Hujaman rasa tak menentu yang membelenggu
Aku terus terpapar oleh tangan-tangan jahil
Aku berhenti tuk sekedar meneguk pahitnya hati dan manisnya masa laluAku sedang berjalan bersama waktu
Menyusuri lorong-lorong masa lalu, begitu membekas, tak ada yg berubah
Aku hanya menatap cahaya kecil remang di ujung jalan
Apakah engkau yang selama ini ku nantikan
Diam, hasutku pada hati yang terus membuncahTak sempat ku sampaikan salam pada matahari, senja telah datang menyapa
Aku diam seribu bahasa, hatiku membutir layaknya pasir, habis sudahMaafkan aku zaman, kamu telah mengkhianati waktu
Sebenarnya tak ada alasan kita tuk berpisah walau hanya karena waktu
Namun kamu telah tergantikan
Siapa?, katanya, masa depan, jawabkuMengaumlah sudah, tak henti
Orang ramai menyaksikan, kamu bodoh karena cinta
Hancur sudah diriku, remuk, mati katanya
Yang bodoh tetap lah bodoh, kamu bisa berpikir, tapi soal perasaan kamu bodohSekarang semua berhenti, lorong itu sepi
Orang-orang bukan tak berani, tapi waktu telah membeku
Karena zaman adalah pengkhianat
Waktu pun menghilang di masa sekarang, akhirnya semua dusta, tak berkesudahan
![](https://img.wattpad.com/cover/251745961-288-k279746.jpg)
YOU ARE READING
Ranah Rasa
PoetryBuku ini akan mengguggah selera kamu soal rasa dan aroma susunan kata Setiap kata perlu kamu serapi dan berulang-ulang untuk kau icipi, bukan sekedar icip tapi perlu kau kunyah lebih lama agar paham. "Semua rasa pernah bersatu untuk menjadi cita ras...