Chapter 7

788 70 31
                                    

Sore itu, Pak Gautama terlihat menjemput Haico. Ia duduk di dalam mobil dengan kaca mobil yang terbuka dan matanya kesana kemari mencari seseorang ditengah kerumunan yang bubar meninggalkan gerbang kampus. Tak lama, muncullah Haico. Di sebelah kanannya terlihat Azof, dan sebelah kirinya ada Kevin yang berjalan menunduk seolah bete ikut Haico dan Azof. Ya, Azof, Haico, dan Kevin berjalan bareng bertiga.

“Co… lo pulang bareng gue kan?” ajak Azof sambil berhenti melangkah sejenak, lalu menatap Haico. Belum sempat Haico menjawab, Kevin menyambar,

“Coco… mening bareng gue aja yu! Gue bawa mobil hari ini, cuaca mendung… nanti lo kehujanan kalo naik motor,” sambil menggamit tangan Haico.

Haico bingung. Matanya menatap Azof dan Kevin secara bergantian.

“Emm… tapi kan hujannya juga masih belom… gue janji akan nganterin lo cepet sampe rumah sebelum hujan turun.” Azof mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya seolah berjanji “sueerrr…”

“Eh enggak…! Haico itu harus naik mobil nanti masuk angin…” ujar Kevin dengan kaki beberapa langkah maju mendekati Azof.

“Naik motor lebih cepet Vin…” timbal Azof.

“Mobil…” Kevin kekeh.

“Lo songong banget sih Vin! Mobil? Mobil juga gue punya…” seru Azof.

  Kevin dan Azof berebutan untuk mengantar Haico. Haico makin bingung.

“Heh Zof… selesai ospek lo bukan senior gue lagi yaa! Lihat ini mendung nanti kalo di jalan tiba-tiba ujan gimana? Gue takut sakitnya Haico─” omongan Kevin terpotong oleh Azof.

“Sakit???” ujar Azof sambil memandang Haico. Haico-pun kaget dan berusaha menahan Kevin untuk tidak melanjutkan bicaranya.

“Ssstt… Vin lo apaan sih?” menarik lengan baju Kevin. Kevin menoleh dan langsung diam tertunduk kesal.

  Haico ingin mencari alasan agar ia tak pulang bareng dengan salah satu diantara mereka berdua. Agar adil. Haico celingak celinguk ke arah gerbang dan berharap seseorang menjemputnya, entah Ayah atau Pak Mail, supirnya. Dan ternyata benar, Haico melihat mobil ayahnya parkir di depan gerbang.

“Eh… Ayah gue jemput! Gue pulang bareng Ayah aja ya! daaah…” Haico hendak buru-buru meninggalkan Kevin dan Azof menuju mobil ayahnya.

“Eh Co...! Co…!” Azof dan Kevin berbarengan menahan tangan Haico. Kevin menahan tangan kanannya, dan Azof menahan tangan kirinya.

“Udah… gue mau pulang sama Ayah aja… ya…” Haico berusaha melepaskan tangan-tangan mereka yang berusaha menahannya.

“Udah ya… daaah…” Haico maju beberapa langkah meninggalkan mereka berdua.

“Zof!!! ini semua gara-gara lo!” dengus Kevin sambil mendorong Azof.

“Kok gue? elo yang mulai…” Azof membalas dorongan Kevin.

***

Di kampus Hellen…

“Duh… Ayah mana sih…? Ini udah jam lima sore belom jemput juga. Katanya mau jemput!” di gerbang kampusnya, Hellen terlihat gelisah sambil melihat jam tangan ungu di tangan kirinya.

Tiba-tiba hujan turun. Hellen-pun mencari tempat berteduh. Ia berlari menuju kantin yang sudah mau tutup. Ia berteduh di sana.

“Belom pulang Neng?” tanya Mpok Cicih pedagang mie di kantin kampus.

“Belom Mpok… ikut duduk ya Mpok…”

“Oh silakan…! Emang gak dijemput sama supir atau ayahnya Neng? biasanya Mpok suka lihat Neng dijemput…”

Melodi Abu [ ✔️ Completed ]Where stories live. Discover now