Chapter 2

911 73 2
                                    

Pagi itu, seluruh anggota BEM Universitas Harmoni Husada mengadakan rapat untuk pembahasan acara ospek minggu depan. Azof, di sana ia menjabat sebagai Ketua BEM, dan Kirana sekretarisnya. Di mana ada Azof, di situ ada Kirana. Mereka memang selalu berdua. Di rumah, di kelas, juga di kepengurusan BEM.

Kala itu, Azof memimpin rapat BEM.

"Ya, intinya dibutuhkan kekompakan untuk semua anggota senior BEM. Tingkat tiga, kita di sini hanya sebagai pengawas, dan untuk yang tingkat dua, kalian harus siap jadi mentor!" Azof berbicara di hadapan seluruh anggota.

"Oh iya, Zof, ini sebagai seksi lapangan yang terpuji, gue siapin peraturan dan hukuman buat calon mahasiswa kalo nanti ngelanggar!" Melza menyodorkan kertas pada Azof. Azof-pun membacanya. Saat Azof membacakan peraturan hasil konsep dari Melza, semua berteriak tidak setuju.

"Huuuu...... Apaan tuh? Gak terlalu kejem apa?" ujar salah satu anggota.

"Iya... kejem tuh!" David menambahkan.

"Gue rasa juga gitu." Kirana ikut menambahkan.

"Mel, apa ini gak terlalu kejam? Inget kata Pak Ronald pas rapat dosen dan BEM kemaren, dalam memberi hukuman jangan terlalu kejam. Lo gak salah? cuma datang terlambat aja hukumannya lari lima puluh keliling. Lo gila!" Azof seolah menolak keras. Melza terdiam, dengan raut wajah juteknya. Ia kesal karena semua anggota tidak setuju.

"Elo ya. Kejemnya melebihi kejamnya ibu tiri tau gak?" Indra nyeletuk, sambil menyodorkan kamera ke wajah Melza dari dekat. Seolah ingin mengcandid.

"Apaan sih lo gendut?" teriak Melza.

"Siafa yang gendut? Emang kenafa kalo gue endut?" mendekati muka Melza seolah ngotot.

"Iiiiiihhh... muncrat tahu. Stop lo deket-deket gue!" Melza mengelap mukanya seperti yang terkena cipratan ludah dari mulut Indra.

Sontak semua tertawa dan meledek "huuuuu..."

Indra memang paling kocak diantara yang lain.

"Ih... sayang... dia gangguin aku..." Melza menggeliat manja sambil menggandeng tangan Azof.

Azof-pun berusaha melepaskannya. Terlihat juga Kirana memasang wajah kesal melihat pemandangan ini.

"Hadehhh mulai gak waras ni orang," dalam hati Azof sambil geleng-geleng kepala.

"Apaan sih lo?" Azof melepaskan gandengan Melza.

Melza memang menyukai Azof. Ia sering menggoda Azof, bahkan mengganggu kedekatan Kirana dengan Azof. Namun, Azof sama sekali tak menyukainya, selain karena Melza itu bukan tipenya, Melza juga punya sifat jutek dan jahat. Ia selalu berbicara tak sopan dan semena-mena terhadap siapa saja. Selain itu, Melza adalah wanita yang centil. Hobinya berdandan berlebihan jika berangkat ke kampus, ia ingin menjadi pusat perhatian.

Azof akhirnya mengakhiri rapat. Semua kembali ke kelas.

"Oke, kita lanjut pulang kuliah nanti!" ujar Azof.

***

Terlihat Hellen sedang membaca komik kesukaannya. Ia membaca sambil ngemil. Sedangkan Haico, ia dengan santainya bermain gitar sambil bernyanyi. Sejak kecil, Haico memang hobi menyanyi dan main musik. Ia sangat menyukai piano klasik dan gitar akustik. Bahkan di kamarnya pun disimpan piano dan gitar. Ia ingin di kamar tempat ia beristirahat itu ditemani barang kesayangannya.

Ditengah keseriusan Hellen membaca, Haico mengganggu Hellen dan ingin curhat padanya.

"Ellen..."

"Hmm?" matanya tetap tertuju pada komik.

"Len ih..." Haico mencubit tangan Hellen dengan manja, seolah bicaranya ingin didengarkan.

Melodi Abu [ ✔️ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang