Part 41 (Mario Poligami?)

17.3K 1.4K 124
                                    

Mario sengaja pulang lebih awal di karenakan hari ini ia akan mengantarkan Seza ke rumah sakit untuk USG

Begitu sampai di rumah untuk menjemput Seza. Mario melihat istrinya itu sudah cemberut

Apa Seza terlalu lama menunggunya?

Mario pun mengisyaratkan pada Seza untuk masuk ke mobilnya

"Ya sayang terusin. Majuin aja bibirnya biar kayak bebek" Mario berujar jenaka. Melihat Seza yang cemberut ia merasa gemas

Mendengar ledekan yang Mario lontarkan untuknya dengan sebal Seza menggeplak Mario dengan tas nya.

Spontan Mario mengaduh kesakitan. Memegangi sisi wajahnya yang barusan di geplak Seza

"Aih kenapa di geplak" sungut Mario sebal. Seketika ia melihat spion dan untung saja tak ada bekas akibat timpukan Seza

"Maksud akutuh, kamutuh imut. Gituloh" Mario berujar lagi. Nada suaranya di buat manja

Seza mendesis.

"Istriku jangan galak galak dong. Ntar kalau Mario junior muncul jadi galak juga dong? Apa kamu mau anak kita jadi macan?" Sungut Mario sambil menyalakan mesin mobilnya

Lalu...

"Adaw!" Mario mengaduh lagi tatkala
Seza memberikan cubitan dahsyat di lengan Mario. Seketika tanda biru langsung tergambar di sana

"Ya ampun bini!! Ini sakit tauu"

Seza tak menggubris. Tentu ia merasa kesal akibat ucapan Mario yang sembarangan tadi

Bagaimana mungkin Mario malah menyamakan calon anaknya dengan seekor macan?

Astaga!

Dasar bapak tak ada akhlak!

Hingga dua puluh menit waktu berjalan akhirnya Seza dan Mario telah sampai di Rumah sakit. Mereka langsung menuju ke bagian kandungan.

Tanpa di duga banyak ibu ibu lainnya yang terlihat mengantri. Jumlahnya ada sebelas orang!

Ya ampun!
Kalau tau begini seharusnya pagi-pagi sekali Mario sudah daftar lewat telepon.

Kalau antriannya saja seperti ini makan jam berapa ia dan Seza akan pulang?

"Apa mungkin malam ini kita akan menginap disini?" Mario langsung bertanya pada Seza  yang ikut berjalan di sampingnya

"Kau saja. Aku akan pulang setelah pemeriksaan" sahut Seza sekenanya

Mario menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kikuk...

"Antriannya sepanjang ini pasti kita akan kemalaman"

Begitu Mario menyelesaikan kalimatnya. Sesaat setelahnya Seza langsung mengeluarkan secarik kertas. Menyodorkannya pada Mario

"Aku sudah daftar lewat ponsel dan mendapat urutan ke tujuh"

Mendengar ucapan Seza beserta bukti pendaftaran membuat Mario sontak takjub.

Istrinya itu memang sangat cerdas.

Seza lalu ikut duduk di salah satu kursi kosong yang tersedia dan Mario langsung mengikutinya

Setelah duduk, Mario langsung kembali mengamati sekelilingnya. Ia merasa takjub dengan mayoritas ibu ibu  berperut buncit.

Mungkin para ibu-ibu disini kebanyakan sudah mau melahirkan. Memikirkan hal itu Mario jadi ngeri. Ia takut jika tiba-tiba saja salah satu dari para ibu-ibu itu pecah ketuban. 

Ah Mario jadi ngilu sendiri membayangkan darah berceceran saat ada lahiran!

Hingga tak berselang lama saat masih menunggu antrian, tiba-tiba saja ada seorang wanita hamil yang menghampiri Mario.

Two Wedding {Sudah Terbit}Where stories live. Discover now