Part 23 (Hilang)

17.1K 1.5K 479
                                    

Seva masih tidak tau. Makanan apa yang paling disukai Romeo. Sebenarnya Seva ingin bertanya pada Mama mertuanya segala hal tentang Romeo, tapi Seva takut disangka jika hubungan rumah tangganya tidak harmonis.

Kalau bertanya pada Romeo, Seva yakin jika pertanyaannya akan di acuhkan. Menyedihkan ya...

Tapi Seva yakin jika makanan kesukaan Romeo adalah hal yang berhubungan dengan Ayam! Tentu saja kan? Mengingat Ayam adalah lauk sejuta umat. Berbagai kalangan dan umur pasti sangat suka dengan yang namanya ayam!

Yasudah Seva tadi kepikiran untuk membuatkan Romeo Ayam goreng saja. Mengingat waktu makan siang sudah mepet.

Kalau untuk bumbu Seva tak perlu risau karena sudah banyak bumbu instan. Untung saja Seva sepintar itu!

Seva sudah selesai membuat bekal makan siang Romeo, sekarang dia ingin mengantarkannya. Romeo pasti senang!

Dan kali ini Seva yakin masakannya enak. Tadi Seva sudah mencicipinya, dan Seva yakin masakannya kali ini bisa dimakan manusia manapun!

***

Mario cengengesan. Dan sudah bisa di tebak jika dihadapannya Seza menatapnya tajam.

Wanita itu terlihat sangat kesal.  Sudah pasti karena sedari tadi Mario menggodanya habis-habisan.

"Kau bagaikan sebuah jari-jari,
yang memegang erat sebuah paku.
Kau sama seperti pencuri,
yang telah mencuri hatiku."

Seperti sebelumnya Mario kembali dengan rayuan mautnya. Kalau di total sebenarnya itu pantun yang kesebelas hari ini.  Pria itu berujar manis mengikuti gaya para pujangga yang sedang beraksi.

Raut wajah Mario berbanding terbalik dengan raut wajah Seza. Wanita itu sedari tadi sudah menekuk wajahnya karena kesal.

Bagi Seza gaya yang di tampilkan Mario itu sungguh sangat lebay sekali. Apakah mario tidak sadar jika dia bukan lagi bocah smp yang bisa bergaya seperti itu?

Seza bosan!
Dia ingin sekali keluar dari kamar ini. Tapi si pria bawel itu tentu saja mengunci pintu dan menyembunyikan kuncinya. Dan kalau Seza lewat jendela itu tidak mungkin. Jendela kamarnya berada di lantai dua. Mungkin bisa saja Seza lompat asal ia siap menerima resiko jika akan patah tulang. Ah tidak bisa!

"Sayanggggg jawab dong kenapa diam saja,"

Itu Mario yang berbicara. Seza  meliriknya singkat kemudian berujar datar. "Soal?" Tanya Seza

Mario mencebik kesal. Wanita ini...
Istrinya siapa sih kenapa tidak peka dan menyebalkan sekali?

"Balas dong rayuanku sayang. Masa di cuekin gak romantis banget kamu,"

Dan seza yang mendengar ucapan Mario spontan memutar bola matanya sebal

"Hari minggu hari yang indah
Kita habiskan bareng family
Meskipun kata-katamu begitu indah
Tetapi aku tidak peduli,"  balas Seza akhirnya.

Dan kali ini Mario yang dibuat mengaga oleh istri juteknya itu.

Astaga!
Kok seperti itu jawabannya?
Padahal maksud Mario, Seza menjawab gombalan mautnya dengan hal-hal yg menggetarkan jiwa dan raganya bukan malah meluluhlantakan romantisme cinta dihatinya yang sangat rapuh.

"Cepat buka pintunya. Aku lapar,"  seru Seza tiba-tiba.

Mario langsung mengambil kunci pintu kamarnya yang dia selipkan di celana dalamnya.

Melihat hal itu membuat Seza terbelalak.

Ya ampun!
Tempat itu sama sekali tak Seza duga. Pantas saja tadi dia sempat berkeliling kamar namun tak juga menemukan keberadaan benda itu. Ternyata...

Two Wedding {Sudah Terbit}Where stories live. Discover now