|Part 6| Warna Tanpa Suara

5.6K 771 123
                                    

Kalau tidak bisa mewarnai hidup seseorang Setidaknya jangan merubah warna aslinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau tidak bisa mewarnai hidup seseorang
Setidaknya jangan merubah warna aslinya.

Jam makan malam sudah menyapa mereka semua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam makan malam sudah menyapa mereka semua. Malam ini makan malam tampak berbeda, karena dua keluarga tengah mempersiapkan juga membicarakan sesuatu yang tak di sangka-sangka. Lampu kristal yang bergelantungan tepat di atas kepala pun tak bisa menerangi kembali hatinya yang kelam karena suatu hukuman yang datang. Pepohonan yang biasanya memberikan hawa sejuk di ruangan kini membuat ia panas dan tak nafsu makan.

Semua makanan sudah tersaji di depan, namun tak satu pun dari mereka yang mengembalikan nafsu makan. Kembalinya ia ke ruang makan hanya menimbulkan kesesakan semata yang tak akan pernah hilang. Berulang kali ia berusaha untuk tersenyum, tegar, dan mengatakan pada diri sendiri bahwa ini hanya akan hilang, bukan menetap dalam kehidupan. Rasa dan sinkronisasi hidup tak bisa di paksa untuk baik-baik saja. Sekuat-kuatnya ia pada saat tertentu ia juga bisa merasakan bahwa hidupnya tak lagi berharga di dunia. Semua yang ia inginkan tak bisa tercapai yang ada hanya gerbang gelap menuju masa depan.

"Kenapa tidak makan?" tanya Lembayung membuat Ayunda tersadar dari lamunan.

Ayunda tampak tersenyum dan menoleh tepat ke arah sumber suara. Sekali lagi ia mengeluarkan senyuman yang menutupi rasa sakit dan kecewanya di dasar hati. "Ayunda gak lapar."

"Kamu pulang sekolah belum makan, loh. Bunda buat salah? Sampai kamu gak mau makan?" tanya Lembayung membuat semua orang memusatkan pandangannya pada mereka berdua.

"Enggak. Ayunda cuman gak lapar."

Firlangga yang melihat itu merasa berhasil dan tentu saja senang. Perlahan-lahan musuhnya ini akan tumbang dan pergi dari kehidupan. Sebenarnya ia hanya ingin memberikan pelajaran saja atas kemaluan yang sering ia dapatkan di sekolah. Bagaimana bisa? Seorang wanita telah menjatuhkan harga dirinya. Merasa bahwa ketampanan yang ia punya tiada harga dan nilainya. Selalu memandang ia sebelah mata dan tak melihat ia sebagai pria. Ia heran kenapa Ayunda mempunyai pikiran untuk terus mempermalukan dirinya di depan semua murid yang biasa memuja dan mengomentari penampilannya. Dulu ketika ketua OSIS bukan Ayunda, ia selalu di puji dan tak pernah di ketahui kelakuan dirinya yang sebenarnya, tapi sekarang apa? Semua guru tahu bahwa sekarang ia adalah biang kerok di sekolah. Ini tidak adil baginya. Baginya sebuah hukuman harus satu sama. Tidak boleh hanya ia yang merasakan, tapi Ayunda juga harus merasakannya.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Where stories live. Discover now