|Part 38| Bahagia Berujung Masalah

5.4K 1K 673
                                    

Yang sepele bagimu sangat berarti bagi orang lain
Ada baiknya kita menghargai sudut pandang dan orang yang ada di sekitar.

Tok ... Tok ...

Suara ketukan pintu sangat terdengar kuat di penjuru ruangan dan pintu halaman. Rumah ini berpenghuni, namun tak ada satu pun nyawa yang menyapa mereka disini. Sudah lebih dari lima ketukan terdengar nyaring, tak ada satu pun manusia yang keluar. Merasa tak ada orang, Zidan dan Lembayung memiliki inisiatif untuk masuk lewat pintu belakang. Yap! Pagi ini Lembayung sudah diperbolehkan pulang. Tentu saja dengan anak perempuan lucu dan menggemaskan di gendongannya.

Semua asisten rumah tangga memang ia liburkan dan akan masuk kembali besok. Hanya ada satpam dan dua anaknya yang ia paksa menginap di dalam. Namun kenapa tak ada satu pun yang keluar? Menunggu itu kurang menyenangkan untuk dilakukan, saat ini mereka mencari cara untuk tak menunggu lebih lama lagi.

"Astaga," ucap Lembayung kemudian mendekati ruang televisi. "Ternyata mereka tidur di sini dari semalam."

Zidan yang merasa penasaran ikut serta menengok kedua anaknya yang sedang berpelukan dengan wajah yang saling berhadapan. Senyuman manis yang ia miliki berkembang, seiring melihat anaknya yang bahagia bersama menantu idaman. Ia melihat meja yang berserakan akan makanan, minuman bersoda, dan keripik pisang yang tak lain adalah stoknya kosong tak tersisa. Kalau sudah begini ia tahu apa yang mereka lakukan hingga tidur di sofa seperti ini.

"Mereka abis nonton bola. Wajar aja, Bun. Ayunda dan Firlangga suka bola. Diberi kesempatan nonton sampai malam jadi lanjutkan," ucap Zidan sembari terkekeh.

"Badan mereka bisa sakit, loh, pa. Untung sofa lumayan besar, kalau tidak Ayunda bisa jatuh ke bawah," balas Lembayung ingin membangunkan Ayunda, namun tangan kekar milik Firlangga menghentikan aksinya.

"Mereka butuh waktu berdua. Biarkan saja Bun. Mending bunda masuk, biar papa yang masak untuk sarapan," sahut Zidan membuat Lembayung pergi dan meninggalkan Zidan yang terus menatap anak perempuannya sayang.

Zidan tersenyum senang. Ia tak menyangka bahwa pernikahan ini akan mendatangkan kebahagiaan bagi anaknya. Melihat Ayunda yang tak terluka sedikitpun membuat ia kagum pada Firlangga yang menjaga anaknya. Ia mengerti bahwa pernikahan muda tak gampang dan lumayan susah untuk dijalani mereka yang tak punya rasa satu sama yang lainnya. Dibalik itu semua ia bersyukur, setidaknya anak perempuannya bisa mendapatkan suami yang baik dan sayang padanya.

Jika mengingat masa lalu, ia hanya menjadi pria bodoh yang menyakiti wanita demi menahan gengsi rasa yang ada dihatinya. Berulang kali ia bertanya pada dirinya. Ada apa? Kenapa ia terlalu mengekang Lembayung untuk merasakan bahagia? Namun dibalik itu semua ia menemukan sebuah fakta. Fakta di dalam hati yang hanya bisa di rasa namun sulit untuk dicerna. Ia mencintai gadis cupu yang jauh dari kata sempurna jika dilihat dari penampilannya, namun ketika ia masuk lebih dalam di hati sana, ia menemukan mutiara indah di dalamnya.

"Papa senang lihat kamu bahagia," lirih Zidan sembari mengelus rambut anaknya.

Merasakan elusan di kepala ditambah dengan sinar matahari yang menerobos masuk di sela-sela ventilasi rumah membuat Ayunda membuka matanya. Remaja ini mengerjapkan matanya berkali-kali, sampai ia tersadar akan posisinya saat ini. Ketika kepalanya menoleh secara sempurna, sosok pria yang ia rindukan tengah menatap dirinya dengan senyuman dingin yang selalu ia nantikan setiap harinya. Ayunda pun bangun. Dengan rasa canggung yang ada, ia mulai mengumpulkan nyawa sembari memeluk papanya yang terlalu sibuk berkerja.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Where stories live. Discover now