|Part 45| Ini Hanya Untuk Kita

4.3K 816 312
                                    

Ini bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama, siapa yang begitu perhatian dan mencintai kita, tapi ini tentang kisah sederhana di mana yang bertahan akan tetap pada pendiriannya, bukan pergi meninggalkan semua kisah.

"Aku ada rapat OSIS, jadi gak bisa pulang bareng," ucap Ayunda ketika menemukan suaminya tengah berjalan ke parkiran berdua dengan Karina.

Ketua OSIS memang menuntut Ayunda menjadi super sibuk jika di sekolah. Segala agenda yang telah di susun rapi tak boleh ia langgar begitu saja. Bahkan ketika dirinya lapar, ia harus menahan demi keberlangsungan kepengurusan anggotanya. Sebagai ketua juga ia tak boleh lemah dan menghindar begitu saja. Ia mempunyai tanggung jawab besar atas semua anggota dan agenda yang akan dilakukan secara bersama-sama.

"Oh, gak apa-apa. Aku juga mau jalan sama Karina," balas Firlangga sembari menggandeng tangan Karina di hadapan Ayunda.

Mata Ayunda terarah pada dua tangan yang saling bertautan di hadapannya. Kemudian tatapannya terarah pada Firlangga yang tanpa dosa tersenyum pada dirinya. Lagi? Apa ini sebuah strategi untuk menyakiti dirinya? Padahal ia ingin merubah segalanya, namun lagi dan lagi masalah datang menghempas semua keinginan indah bersama Firlangga. Ia tak mengenal sosok pria yang ada di hadapannya sekarang. Sosok pria yang selalu menyakiti hatinya dan membuat ia selalu tegar untuk bertahan.

"Boleh, kan? Gue mau jalan sama Firlangga sebentar aja," tanya Karina menambah panas membara di hati Ayunda yang berusaha untuk menganggukkan kepalanya.

"Ah, iya. Gak apa-apa," balas Ayunda mau tak mau harus mengikhlaskan agar tak membuat semuanya rumit seketika.

"Ayunda," panggil seseorang membuat ia menoleh dan menatap Dani yang sedang menunggu dirinya di lapangan.

"Iya, tunggu sebentar!" balas Ayunda sedikit berteriak karena jarak mereka berdua tidak dekat.

"Aku pergi dulu, ya. Semoga acara kalian lancar. Kamu bisa jemput aku?" tanya Ayunda dengan penuh harapan.

"Gak bisa. Pulang bareng Dani aja. Biasanya juga gitu," sahut Firlangga kemudian berjalan meninggalkan dirinya yang hanya bisa diam menatap kepergian mereka yang tak tahu mau ke mana.

Firlangga tetap menggandeng tangan Karina yang justru tersenyum senang atas perlakuan Firlangga yang terlihat membela dirinya di hadapan Ayunda. Sampai ketika genggaman tangan itu terlepas begitu saja dan Firlangga menoleh tepat ke arah belakang, di mana Ayunda sudah tak lagi ada di tempatnya. Pria ini nampak terdiam kemudian menatap dirinya yang ada di sampingnya.

"Berhasil gak, sih?" tanya Firlangga pada Karina yang tak tahu apa.

"Maksudnya? Berhasil apa, sih?" Karina yang memang tak tahu apa-apa menanyakan balik pada Firlangga yang ada di sampingnya.

"Besok Ayunda ulang tahun. Malam ini gue mau bikin perayaan sebelum Dani yang duluan. Dua tahun gue gak ucapin dia, karena konflik salah paham. Sekarang gue mau membayar semuanya," ujar Firlangga menjelaskan.

Dengan menyipitkan matanya, Karina mengerti dan menatap dalam Firlangga yang ada di sampingnya. "Jadi, selama di sekolah tadi lo cuman pura-pura? Soal lo yang bela gue, soal gandengan tangan, soal yang di rumah, itu semua karena kerjaan lo buat Ayunda kesel dan nysek? Tentu aja karena dia mau ulang tahun besok? Iya?"

"Iya, abis gue gak tahu lagi mau bikin yang gimana. Mumpung ada lo, ya, kan. Lo sahabat terbaik gue, jadi gak ada salahnya gue manfaatkan lo buat bikin dia panas. Soal kita jalan hari ini, sebenarnya gue mau minta bantuan sama lo, untuk mempersiapkan kejutan buat Ayunda. Lo mau, kan?" tanya Firlangga membuat Karina terlihat mencengkeram tali tasnya erat-erat.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora