Part 4 - Hukuman Pagi

5.9K 400 3
                                    

HALO, SEMUA!

JANGAN LUPA BINTANG KECILNYA SEBELUM ATAU SESUDAH BACA YA!

SORRY FOR THE TYPO...

HAPPY READING!

___________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________

PLAYLIST : Pink Sweat$- At My Worst.

"Kembaliannya buat bapak aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kembaliannya buat bapak aja. Makasih ya, pak!" Tanpa menunggu lagi, Lucya segera turun dari Taksi. Samar-samar mendengar sang sopir taksi yang berterimakasih padanya sampai berkali-kali. Padahal uang yang dia lebihkan hanya sepuluh ribu.

Lucya menghentikan larinya di depan gerbang yang sudah tertutup. Ia mengumpat berkali-kali. Dia sudah terlambat. Shit. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari satpam dan mendapati Pak Kasim yang baru saja memasuki pos satpam. "Pak! Pak! Bukain dong, pak. Pliss banget, pak."

"Yahh, neng... ini udah telat banget, kalo neng cuman telat sepuluh menitan mah masih bisa saya kasih masuk. Mending pulang aja neng, izin aja."

"Saya telat lima belas menit aja kok. Ayolah, pak, masa bapak enggak mau nolongin saya sih pak? Nanti saya beliin cokelat deh Pak, janji."

"Aduh gimana ya, neng? Seriusan neng tetep mau masuk nih? Nanti kena hukum—,"

"Gapapa, daripada saya bolos mending telat, pak. Bukain ya, pak? Tolong banget, pak."

"Nanti—-," ucapan Lucya menggantung di udara begitu sebuah suara mesin motor sport masuk kedalam indera pendengarannya. Lucya dan pak kasim menoleh pada sang pemilik motor.

Axelle Alterio, lelaki muda berjaket kulit hitam dengan lambang kepala macan dan bertulisan RANGELS di bawah kepala singa—- melepaskan helmnya dan menyugar rambutnya yang sedikit berantakan ke belakang sebelum turun dari motor merah metalic-nya.

"Pagi, pak Kasim." Sapa Axelle dengan wajah datarnya begitu ia sampai di sebelah Lucya yang masih menatapnya datar.

"Pegangin." Axelle menyodorkan tas sekolahnya pada Lucya yang mengangkat kedua alisnya.

AXELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang