Rumah Sakit

9.3K 473 19
                                    

Riefan benar benar panik menunggu penjelasan dokter. "Apa yang terjadi dengan istri saya dok?" Tanya Riefan.

"Tidak perlu khawatir tuan, nyonya baik baik saja, mungkin karna telat makan dan banyak pikiran saja."

"Selebihnya baik baik saja." Lanjut dokter tersebut.

Setelah mendengar penjelasan dokter, Riefan segera menemui Meyira di kamar nya.

"Mas" panggil Meyira saat melihat siapa yang datang.

"Kamu udah bangun sayang?" Tanya Riefan.

"Ya udah dong mas, kalo belum bangun aku ga akan panggil mas Rie." Sahut Meyira dengan manyebut panggilan sayang kepada Riefan.

Riefan sudah berda disamping Meyira. Riefan meraba raba blankar rumah sakit untuk mengenggam tangan Meyira.

Setelah menemukan tangan mungil meyira, Riefan langsung menggenggam tangan mungil Meyira.

"Dokter bilang kamu banyak pikiran. Kamu mikirin apa hmmm?" Tanya Riefan lembut.

"Dokter juga bilang lambung kamu kambuh, karna telat makan, tadi siang kamu ga lupa makan kan?" Lanjut Riefan.

"Satu satu dong nanya nya mas, Meyira pusing jawab nya yang mana dulu." Jawab Meyira.

"Ya sudah jangan di jawab, sekarang makan saja." Riefan meraba-raba meja yang ada di sebelah nya.

"Biar Meyira aja mas." Ujar nya sambil mengambil makanan yang ada di meja.

"Maafin mas, mas ga bisa ngurus kamu."

"Tuh kan mulai deh kaya gitu, udah di bilangin berkali kali jangan suka ngomong kaya gitu Meyira ga suka." Cerocos Meyira.

"Iya iya, cepet sekarang makan nya."
Putus Riefan.

Meyira pun mulai memakan makanan nya.

Huek huek huek....
Uhuk..

"Mey kenapa sayang?" Tanya Riefan khawatir.

Meyira mengambil air putih, lalu meminum nya.

"Makanan nya bau banget, ngecium nya aja mual." Ujar meyira sambil menyimpan makanan nya lagi.

"Mas panggilin dokter ya?"

"Ga usah, meyira baik baik aja ko."

"Baik baik aja gimana hmmm, jelas jelas tadi kaya mau muntah juga."

"Tapi kan aku baik ba huek...huek

Meyira langsung turun dari blankar menuju toilet.

"Bas!!!" Panggil Riefan kepada Baskara yang sedang menunggundi luar.

Baskara masuk

"Saya tuan."

"Coba lihat Meyira di toilet, habis itu panggil dokter."

Tiba tiba meyira keluar dari toilet dengan wajah seperti mayat hidup.

Baskara menghampiri Meyira "Nyonya baik baik saja?" Tanya Baskara sambil memapah Meyira menuju blankar.

Meyira hanya mengangguk, lalu dia berbaring lagi di blankar.

"Bas cepet panggil dokter!"

Baskara melaksanakan perintah Riefan.

Riefan meraba raba untuk menyentuh Meyira lalu mengusap kepala meyira lembut yang penuh dengan keringat.

"Badan kamu dingin banget mey."

"Aku gapapa kok mas." Meyira berusaha menenangkan Riefan yang dilanda kepanikan.

Tak lama kemudian dokter pun datan bersama beberapa perawat.

Lalu memeriksa Meyira. Riefan menggenggam tangan Meyira sangat erat.

"Bagaimana dok?" Tanya Riefan.

"Asam lambungnya benar benar naik tuan." Jawab dokter.

"Tapi tidak apa, hanya saja lambungnya tidak boleh kosong. Apakah nyonya sudah memakan sesuatu.?" Lanjut dokter.

Meyira menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Kalo begitu isi dulu perut nya habis itu obatnya di minum, jika sudah 3jam boleh pulang."

"Terima kasih dok." Ujar Riefan.

Beberapa jam kemudian....

Mereka sudah berada di rumah. "Mey besok ga usah kekampus."

"Ih apaan sih, baru juga masuk masa udah ga ngampus lagi, tugas aku banyak banget mas." Tolak Meyira.

"Tapi kan kamu baru pulang dari rumah sakit Mey, kata dokter juga tadi kamu harus banyak istirahat. Pokok nya besok gaboleh ngampus."

"Gak!Meyira tetep kekampus besok. Kalo Meyira ga ngampus lagi, nanti dosen Meyira marah lagi, gamau gamau pokok nya Meyira tetep ngampus titik."

"Yaudah lah tersarah."



























































*-*-*-*

Waktu terus berjalan. Pagi berganti siang, siang berganti sore, sore berganti malam. Begitulah seterusnya.

Banyak sekali perubahan dihidup mereka.
Salah satu nya Riefan, dia sudah mulai bisa berjalan tanpa bantuan alat apapun.

Namun untuk mata masih sama, mereka masih belum menemukan pendonor yang cocok.

Dan untuk telinganya, berangsur pulih dan Riefan tak lagi memakai alat bantu dengar nya.


"Meyy!" Panggil Riefan.

"Iyaaa"

"Kamu dimana?" Tanya nya.

"Di dapur, kalo mau samperin aku tungguin aja di meja makan."

Riefan pun menuju meja makan. Tak lama kemudian Meyira menghampiri Riefan.

"Kenapa?" Tanya Meyira lembut.

"Laperrr."

"Aih gemes nya suami ku, sebentar Meyira siapin yah."

Riefan hanya menganggukan kepala nya.
Hanya butuh beberapa menit saja, Meyira sudah menyiapkan makanan untuk Riefan.

Meyira duduk di sebelah Riefan. Riefan pun menghadap meyira. Tangan nya mulai terangkat dan meraba raba. Tangan Riefan mengusap lembut perut datar Meyira.

Lalu setelah itu Riefan menunduk sedikit, "hallo selamat pagi anak ayah"
"Baik baik ya disana, nanti jagain bunda yah kalo ayah lagi di kantor." Ujar Riefan lembut.

"Iya ayah, aku akan jagain bunda kalo ayah lagi dikantor." Itu suara Meyira yang menjawab ucapan Riefan.

Setelah itu mereka sama sama tertawa.

"Udah ah ayo makan nya, nanti telat lagi." Potong Meyira disela mereka tertawa.

"Walau pun telat ga akan ada yang marahin."

"Ya tetep aja, sebagai atasan mas harus contohin yang bener."

"Iya iya kanjeng ratu."

***

Hai semua nya happy new year❤

Maaf banget baru bisa up😭
Tapi sumpah ya ini itu chap paling panjang yang aku tulis.

Huaaa pada mau lanjut ga nih, kalo mau komen deh sma vote yang banyak.

Dannnn makasih banget ga nyangka udah mau dapet 1k vote. Pokoknya makasih banyak semua.

Bye see you the next part

I Love You [END]Where stories live. Discover now