SATU HARI SEBELUM AKAD 2

10K 525 7
                                    


"Meyiraaaaaaa." Teriak Tasyi di depan kamar meyira.

"Masuk aja gua gak kunci pintunya." Balas Meyira dari dalam kamar.

Tasyi dan Emily pun masuk ke kamar Meyira yang super duper besar nya.

Tasyi langsung naik ke atas ranjang bigsize di sebelah Meyira. Sedang kan Emily duduk di sofa dekat ranjang meyira.

"Ada apa sih, rumah lu rame bener dah?" Tanya Tasyi.

Meyira pun memposisi kan tubuhnya menjadi duduk dengan bercandar ke kepala ranjang.

Meyira menarik nafas dalam dalam, dan menghembuskan perlahan.

"GUE MAU MERIED!." Ucap meyira dalam satu tarikan nafas.

"Gila lu" tasyi melitot sempurna sambil menoyor pelan bahu Meyira.

Begitu pula Emily, yang duduk di sofa seketi langsung menghampiri Meyira dengan wajah kaget nya.

"Seriusan Mey." Ujar Emily lalu duduk di samping Meyira.

"Gue serius, dan gue gak gila." Ujar Meyira.

"Kok bisa." -Emily
"Lu hamil ya Mey." -Tasyi.
"Lu kalo ngomong jangan sembarangan ya." Ujar Meyira.

"Trus kalo lu gak hamil kenapa lu nikah?" Tanya Tasyi.

"Iya Mey kamu tuh kalo ada masalah itu cerita jangan di malah kayak gini." - timpa Emilly

"Tau Mey lu anggap kita itu sahabat lu apa bukan sih?" -cerocos Tasyi.

"Apaan sih, makanya kalau orang ngomong itu dengerin, jangan asal potong." -Meyira.

"Iya trus...." ucap Tasyi Dan Emilly bersamaan.

Seketika itu juga kedua tangan meyira menutup mulut Tasyi Dan Emilly.

"Dengerin gue baik baik okee.[Tasyi dan Emilly mengangguk].
Gue Meried bukan karna gue hamil atau gue ada masalah, tapi gue Meried karna gue di jodohin.
Ngerti!" Ujar Meyira.

"Lu di jodohin sama siapa mey?"
"Siapa orang yang di jodohin sama lu?"
"Cowo nya ganteng atau engga?"
"Trus gimana sama kafka?"

Arghhhhhh

Meyira berteriak, seketika Tasyi dan Emilly langsung terdiam.

"Bisa gak sih kalian tuh gak heboh, satu satu aja kali nanya nya." Meyira benar benar frustasi.

"Yaudah cepet jawab pertanyaan gue Meyira." Jawab Tasyi.

"Pertama gue di jodohin sama bokap gue, kedua namanya Riefan syahreza Wijaya anak pewaris tunggal pemilik perusahaan Wijaya Crop dan dia punya perusahaan sendiri namaya RSW grup.
Menurut gue dia tuh ganteng. Nah soal si kafka gue juga bingung." Meyira menjawab panjang lebar pertanyaan kedua sahabatnya itu.

"Bentar bentar bukan nya Riefan Syahreza wijaya kecalakan beberapa tahun lalu kan, terus dia lumpuh, buta, sama kurang bisa denger kan mey?" Tanya Emilly.

Tasyi yang mendengarkan penuturan Emilly tercengang kaget mendengar kan nya.

"Kok lu bisa tau" Meyira mengangkat sebelah alis nya.

"Dia itu salah satu rekan kerja bokap gue." Ujar Emilly.

"Serius lu jangan ngaco kalo ngomong." Tasyi membuka suara.

"Apa sih lu, lah emang ia bahkan gue udah beberapa kali ketemu sama dia. Aduh gila sih Tas dia tuh ganteng banget parah, tapi sayang nya dia udah gak bisa ngapa ngapain lagi sekarang.

"Mey gila sih lu nikah sama pewaris, harta bokap lu aja kagak bakal abis tujuh turanan anjir." Ujar Tasyi.

"Ah apa sih lu, gue gak ngurusin harta, gue meried sama dia karna gue gak ngerti kenapa jantung gue berdebar pas liat dia pertama kali." Ujar Meyira.

"Serius lu mey, berarti lu itu cinta ada pandangan pertama!" -Emilly.

"Terus gimana sama si kafka lu udah ngasih tau dia?" Tanya Tasyi.

"Gue belum ngasih tau dia, lu tau kan kalo dia sekarang lagi di hukum sama bokap nya dikirim ke kampung, trus hp nya juga di sita jadi gue susah hubungi dia nya. Gimana dong?" Meyira mulai resah.

"Yaudah mau gimana lagi, trus lu meried kapan mey?" Tanya Tasyi.

"Besok, jadi lu semua harus nginep di sini oke." -Meyira.

"Iya tenang aja kita nginep kok disini." -Emilly.

"Iya mey, kita tau ini berat buat lu, jadi lu harus kuat okee." - Tasyi.

"Thanks, udah suport gue." Ujar Meyira setelah itu mereka berpelukan seperti teletubis.

Dilanjut kan dengan main main di kamar Meyira menghabiskan waktu lajang Meyira di dalam kamar.

To Be Continue.

Yey up juga akhir nya pada nunggu gak sih, pada kangen gak sih. Yaudah lah kalian mah pasti gak pedulia hiks😢

Trailer..
"Bagaimana para saksi sah."
"Sah."
"Alhamdulillah."
"Saya harap kamu bisa terima saya."
"Aku akan belajar menerima semua itu, dan aku minta satu hal aku gak mau kamu panggil nama kamu dengan panggikan Saya, canggung banget aku gak suka. Jadi mulai saat ini kita panggilan nya aku sama kamu ya, atau terserah kamu mau panggil apa, tapi jangan panggilan baku."

I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang