Gelisah

8.2K 463 20
                                    

*3 hari kemudian.

Sesuai perjanjian, Meyira menunggu Kafka di gedung aula.
"Kafka kemana sih lama banget?" Batin Meyira.

Tak lama setelah itu, Kafka datang dengan nafas memburu.

"Sayang!" Panggil Kafka karna meyira membelakangin nya.

Meyira pun membalikan tubuh nya menghadap ke arah kafka.

Kafka menghampiri Meyira hingga hanya menyisakan jarak beberapa senti meter.

"Kamu kemana aja sayang?" Tanya kafka sambil mengangkat tangan nya untuk memegang wajah meyira.

Namun belum sempat menyentuh kepala Meyira, tangan kafka sudah di tepis oleh Meyira.

Kafka tertegun dengan menolakan yang Meyira tunjukan. "Kamu kenapa sayang?"

"Hei, dari tadi diem terus, kamu kenapa?katanya ada yang mau di omongin?ngomongin apa hmmmm?" Tanga kafka berturut turut.

Meyira berdehem untuk menetralkan kegugupan nya.

"Kamu keliatan nya gugup banget mey, kenapa hmmm?

"Aku...

"Aku kenapa Mey?"

"A a aku, u udah....
"Udah apa mey, kamu lama banget ngomong nya!"

"Aku, u udah Nikah!".

Bagai di sambar petir, itulah yang kafka rasakan. Dia menatap lekat mata Meyora yang menunduk.

Lalu dia mengangkat dagu meyira untuk membalas tatapan.

"Gak lucu tau Bercandanya!" Ujar Kafka.

"Aku ga bercanda kaf, aku minta maaf, makasih untuk semuanya, permisi." Setelah mengucap kan itu meyira langsung meninggal kan Kafka yang masih mematung.

Setelah Meyira meninggalkan kafka sendirian, kafka menangis sambil terduduk, memikirkan apa yang kurang dalam dirinya hingga membuat wanita yang sangat dia cintai dan sayangi harus menikah dengan laki laki lain.

Kafka mengambil hp nya dan langsung menghubingi seseorang yang ada dalam kontak hp nya. Dia menceritakaan apa yang terjadi padanya sambil menangis.

Sebenar nya Kafka sudah mengetahui tentang pernikahan Meyira, tapi dia berusaha untuk yakin bahwa meyira belum menikah.

Sedangkan di tempat lain*

"Bagaimana tuan, apakah masih sakit?" Tanya baskara sopan.

Riefan mengangguk sambil memegang pelipis nya.

"Sebaik nya tuan istirahat saja, mari saya antar pulang." Tawar Baskara.

"Apakah Meyira masih dikampus?" Tanya Riefan karena dia merasa gelisah.

"Nyonya Meyira masih dikampus tuan" jawab Baskara.

"Bagaimana keadaannya, apakah tidak terjadi sesuatu?"

"Tidak ada tuan, sopir yang mengantar nyonya Meyira mengatakan bahwa nyonya baik baik saja."

Riefan menghela nafas nya, tapi entah kenapa, persaan nya tetap gelisah.

"Antar saya pulang." Putus Riefan.

Baskara segera mendorong kursi roda Riefan menuju mobil. Seperti biasa Baskara membantu Riefan untuk duduk di kursi penumpang mobil.

Hanya butuh 30menit saja Riefan sudah sampai dirumah.
Setelah sampai dirumah Riefan dibaringka  di tempat tidur nya.

Karna rasa kantuk nya yang menyerang, Riefan memilih menutup mata nya.

Riefan tertidur dengan lelap nya jika saja Baskara tidak mengaggu tidur nya.

"Tuan." Baskara mencoba membangunkan Tuan nya.

Riefan bergumam sebagai jawaban nya.

"Ada kabar buruk tuan tentang nyonya Meyira" ujar Baskara hati hati.

Riefan langsung membuka matanya saat nama Meyira disebutkan.

"K kenapa?kenapa?ada apa sama Meyira?apa yang terjadi? Baskara jawab apa yang terjadi!!" Teriak Riefan.

"Nyonya dilarikan kerumah sakit tuan!"

"Nyonya pingsan saat dikampus tuan dan sekarang masih belum sadar juga" lanjut Baskara.

Riefan mencoba mengatur nafasnya karna panik. "Meyira di rumah sakit mana bawa saya kesana."

Dengan cepat Baskara memindahkan Riefan ke kursi Roda nya dan langsung menuju rumah sakit.


Hai hai😭

Sumpah gw mentok banget anjir
Sorry yah bye

I Love You [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora