#8. pematang

344 91 13
                                    

arunika bersemi menyala, semasa pukul tujuh lewat anak dara berlari tungkainya mengejar tembok belakang lokanya menimba ilmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

arunika bersemi menyala, semasa pukul tujuh lewat anak dara berlari tungkainya mengejar tembok belakang lokanya menimba ilmu. gerbang batavia menutup diri sedari tadi. jika dari belakang gini suara mikrofon acara menaikkan bendera terdengar. masih ada waktu untuk menerobos tembok.

"mau dibantuin?"
"je, kok di sini, nggak sekolah?"

bukannya menjawab jevon melempar tanya balik, "kamu ngapain di sini?"

jehara terkekeh canggung, "telat." ucapnya singkat.

"ayo!"

jevon berjongkok menepuk bahu kanan untuk dipijak nona jehara.

"nggak papa?" tanya jehara bermimik sungkan.

"apa sih yang nggak
buat nona jehara."

tiba-tiba jehara tertawa hampir memerah jika tidak lupa bahwasannya keadaan sedang genting.

"ngalus." sindir jehara lalu naik ke bahu jevon, dalam sekejap si nona ditelan bata yang saling bahu-membahu.

"selamat belajar nona, je tunggu di pematang jalan sana!" nadanya naik satu tingkat takut-takut jehara tak mendengarkan.

sedang nona dibaliknya merona entah kenapa. seru juga berteman dengan pemuda, pikirnya.

"ra, gue minta maaf soal kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ra, gue minta maaf soal kemarin."

tenggat suara di dekat tangga kelas dua, sepasang muda mudi menoreh bincang perihal kenang.

"nggak papa, asal siyona baik-baik aja." sekali lagi si nona mengembang kurva semu.

ada yang bilang,
perempuan bukan tentang
apa yang dikatakan.
tapi perempuan, tentang
apa yang tak terucap.

"je, nyerah itu boleh nggak si?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"je, nyerah itu boleh nggak si?"

jehara memandang langkah mereka. soal pematang jalan, mereka sua kembali di sana.

kali ini jevon mengajak ke kedai kopi dekat toko buku di pusat kota, bus nomor 113 datang pukul tiga sore, dengan harus mereka mempercepat tungkai untuk sampai ke halte.

"suatu momen, pasrah lebih indah dari terus melangkah."

"tapi, je sarankan jangan menyerah. istirahat masih bisa menjadi tambat."

jehara hanya mengangguk-anggukan kepala. pandangannya menerawang.

"memangnya, kamu mau nyerah buat apa, ra?"

jehara melirik jevon yang juga meliriknya penasaran. jehara malah menggeleng cengengesan tapi ia menjawab, "buat orang."

"ganteng?"
"iya."

durja si pemuda berubah cua. mulanya ia kira perihal cita-cita nona, tahu-tahu pasal taruna pujaannya. percuma bicara fatwa jika baginya sia-sia.

a

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

a.n

/1/

selamat tahun baru!
2021 ryu tunggu kabar baikmu. ]

plano.Where stories live. Discover now