#12. pilihan

273 83 69
                                    

mimpi sanak manusia mungkin tengah menggantung di awang-awang bawah sadarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

mimpi sanak manusia mungkin tengah menggantung di awang-awang bawah sadarnya. sedang nona jehara masih enggan menutup mata. atensinya berpusat pada langit langit kamar. perasaan ragu menggerogotinya tengah malam begini.

bersekat beberapa menit ia akan melihat layar ponselnya sesekali lalu menggeleng-geleng menelungkupkan wajah dibalik bantal. jehara mengerang tertahan. nona terbangun lagi, melirik ponsel yang hampir mati.

jevon, hai!|
deleted

je, ra kangen|
deleted

je, besok mau main nggak?|
00:16

cemas nona menggigit kukunya takut.
apa jevon mau balas chatnya atau setidaknya apa jevon mau membacanya? jehara berguling di atas kasur kalut sampai bunyi notifikasi menghentikan kegiatannya sontak bangun terduduk.

|boleh, mau besok lusa?

mendengar. bukan, maksudnya membaca kalimat pesan jevon, jehara spontan mengangguk terburu-buru.
lega, ternyata di balas.

jehara cekatan mengetik kata mau di papan ketik, berakhir di read oleh si tuan. jehara menghembus, bukan masalah asalkan jevon masih peduli dengan ruang pesan mereka.

selepas sekitar tiga puluh menit sebuah pesan beruntun menyentak lamunan bahagia nona. lusa akan ia persiapkan sebaik mungkin. itu pikirnya.

|ra, lo suka apa atau nggak biasanya perempuan suka apa?

jehara berharap besar pada ketikan jemari jevon. senyumnya mengembang membayangkan jevon akan memberikannya sebuah hadiah. namun semua itu pupus kendati pesan selanjutnya nona baca.

|gue mau nembak cewek nih!
|gue takut dia nggak suka hadiahnya

|lusa bantuin nyari sesuatu ya
|ra, tidur?
read


sejak kapan jevon mengganti nada bicaranya menjadi lo-gue?











je, nggak bisa ya? sukanya sama aku aja|
deleted

iya je semoga diterima ya!|

lisan bersiar layaknya surya, namun mereka lupa bahwasannya perasaan bersembunyi layaknya sang surya dibalik payoda.

perempuan itu perasaan, bukan ketikan pun lisan.

"ra, let's break up

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ra, let's break up."

jeno melepas genggamannya saat membawa atma jehara ke taman belakang sekolah.

sedang si nona terpaku mendengar kalimat jeno. sebenarnya jehara muak dengan hubungan mereka tapi ia masih berharap pada si pemuda bahwasannya mereka bisa merakit romansa lagi seperti dahulu kala.

dan sekarang sesuatu yang ia takuti terlontar juga dari bibir jeno. jehara tengadah menahan bendungan yang ingin merembes ke sisi muka. semudah itu berkata setelah kenang mereka menjarah seisi kepala.

jehara mencoba agar terlihat biasa kendati bibirnya bergetar saat berucap, "kenapa?"

dan jeno takut memandang jehara. "y-ya karena kita nggak ditakdirkan bersama, ra. mengertilah." jeno terlihat ingin cepat cepat menyelesaikan urusan dengannya dan pergi. sebegitu enggankah untuk bersitatap dan bercakap.

"takdir itu sesuatu yang pasti." sembari ngusuk wajahnya agar terlihat lebih baik. meski sedikit memerah di bagian tertentu.

jeno mengerutkan alis tak paham lantas menghela napas berat membiarkan gadis itu berbicara semaunya.

"kisah bulan dan matahari yang tak bisa bersama itu takdir."

"kata je, hidup itu pilihan." sejenak jehara mengendus, teringat setiap bincangnya dengan pemuda dendalion. rasanya semakin sesak saat tahu orang orang terdekatmu mulai menjauh satu persatu.

"maka segala yang terjadi adalah pilihan kita sendiri. mengenai yang tak kita pahami, mungkin campur tangan bumi dan seisi.

putusnya kita bukan takdir. tapi itu pilihan dua manusia yang menjalin romansa dengan segala dustanya."

jeno malah mengerut tidak suka mendengar nada bangga di sana saat jehara menyebutkan je.

"siapa je?"
"pacarku." celetuk nona asal.

jeno melotot tajam seakan belati yang siap untuk menancapkan diri ke tenggorokan jehara saat pemudi itu menklaim sosok je sebagai kekasihnya.

"lo selingkuh ra?" pemuda itu tiba-tiba mencengkram kedua bahu Jehara hingga sang empu meringis kesakitan. jeno diliput amarah sampai air mukanya berubah merah.

jehara malah bertanya lain hal, "jen, wajar 'kan menyesal itu?" nona tengadah, netranya berair saat membalas tatapan jeno. pria yang ditanya hanya bergeming bodoh.

"aku menyuruh jevon menjauh hanya untuk menjaga perasaan kamu. ternyata pemuda yang selalu aku damba tengah menjaga hati orang lain."

"dan sekarang aku menyesal, menyia-nyiakan yang selalu ada hanya karena yang istimewa. tapi, nggak tau diri!" sungguh jehara ingin berteriak agar setiap sudut ruang rungu jeno mendengarnya dengan jelas.

cengkraman pemuda di bahunya berangsur mengendur. "r-ra, nggak gitu!" jeno berubah gelagapan sendiri, netra yang tadi marah berubah gelisah.

"makasih ya, karena kamu aku jadi tau perasaanku." jehara menyeka sisa-sisa air matanya kemudian tersenyum.

nona buru-buru menyela saat jeno ingin mengatakan sesuatu. "aku ke parkiran dulu. cara katanya mau ditemenin ke toko musik."

jehara meninggalkan rerumputan taman belakang namun terhenti ketika menginjak langkah kelima.

"oh iya, kita jangan temenan ya jangan musuhan juga, cukup jadi asing satu sama lain." ucap nona kemudian melanjutkan langkah mulai menjauh. punggung rapuhnya tampak bergetar.

sedangkan sosok di belakangnya, jeno menggeram mengacak surai legam kasar. bukan, bukan seperti ini yang ia inginkan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


a.n

/2/

gatau nulis apaan. voment ya
semangat ryu mulai turun TT
.
januari 12, 2021

plano.Where stories live. Discover now