#11. puisi untuk sepi

357 86 26
                                    

jehara menelungkupkan durja di atas meja kasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

jehara menelungkupkan durja di atas meja kasa. hari ini sepi pengunjung, sama seperti sang hati, sedang mendung. seminggu berlalu dan harinya semakin sendu. bukannya tenang jehara malah resah bukan kepalang. jeno rasa-rasanya semakin asing tiap harinya. sahabatnya jevon sama sekali tak menunjukkan daksa sesuai perintah si nona. menyesal rasanya jika begini akhirnya.

matanya menelusuri riuh siuh jalanan dengan pandang menerawang, pejalan kaki menapaki gili-gili menampakkan riang geligi. apa hanya nona yang berduka hatinya siang ini? apa hanyaー

"nggak berubah ya lo."

dinding ingatannya diserap tawa terpaksa di lawang loka. perihal apa lamunannya tadi, jehara mendesah usah peduli lantas menaruh perhatian penuh pada pengunjung.

“selamat datー”

jehara siap mengangkat suara untuk menyapa namun terhenti saat netra jevon mengarah padanya. hanya menatap lalu sudah. jemari jevon meraih lengan cemara di sampingnya, keduanya melenggang masuk tenggelam di barisan buku-buku baru. tak menghiraukan eksistensi puan. jehara membeku, perasaannya kembali layu, percuma temu tapi semu. jehara mendesah kecewa entah yang keberapa hari ini.




keesokannya, jehara menikmati hari sendiri lagi. bertemu jevon lagi. bersitatap menyalurkan sengsara keduanya selama tak bersama. tapi pemuda itu menyadari lalu pergi lagi. jangan lupakan nona cemara yang menggandeng lengan pemuda menambah sesak lapangnya dada. nyeri seakan disetrum setitik aliran listrik, kendati rasanya membekas.
jehara mengusak wajah kasar tapi membentuk pelangi terbalik kemudian. ia baik-baik saja. tentu, ia tidak punya rasa yang berkedok cinta pada pemuda. tapi tetap saja jehara merasa ada yang kosong dari hidupnya, jevon sudah mengisi sedikit masa dari halaman ceritanya hingga di lembar selanjutnya si pemuda sirna.



ia kehilangan je yang hangat,
semesta.

ia kehilangan je yang hangat,semesta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


rindu memecah              sendu.
retak      hingga   tak menyatu.
sobek kilas     mengatur temu.
hangat tungku kini membeku.
nyeri seolah                       paku
menancap           ulu.
bayangmu kuramu  menjamu.
menjadikan    penawar    debu
di hatiku.
wahai kamu,     aku tunggu ya.
perginya      jangan lama-lama.
sebab bukuku merindu.        ia
rindu,              tokoh utamanya.

📜] payoda buku menguning
       sobek keenam puluh./







jehara menghela napas kemudian menutup bukunya membiarkan tergeletak di atas meja. ia beranjak meraih gawai lalu merampas waktunya dengan berdiam diri di laman sosial media.

alisnya menukik. jehara mendapatkan akun media sosial jeno dan siyona mengunggah foto yang sama. entah kenapa perasaannya biasa saja tapi ada setitik emosi, tidak rela melihat mereka saling mendamba sedang nona diliput nestapa.

iri itu manusiawi.

keningnya berangsur mengendur saat menyadari loka dari pigura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

keningnya berangsur mengendur saat menyadari loka dari pigura. itu rumah sakit, tapi siapa yang sakit?

nona menggeleng enggan peduli. lalu ditekannya titik tiga di atas pigura, dengan kata report.

di            jawabnya,

it's inappropriate!

maafkan. jehara kira itu sudah benar. ia tidak ingin hatinya semakin meretak, setiap hari menyulam rasa sakit hati yang berakhir dengki.

januari 03, 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

januari 03, 2021.

plano.Where stories live. Discover now