DLUT~16

120 29 2
                                    

Tap your star!

|||

Kertas-kertas terjatuh dari tangannya. Satu pena berwarna biru juga turut jatuh menggelinding dari tempat yang sama. Gadis itu tak beranjak sedikitpun ketika angin musim kemarau membawa lembaran-lembaran kertas yang berserakan.

Tubuh gadis itu bersembunyi di balik tembok rooftop. Setelah kepergian seseorang yang ia cari selama ini, tubuhnya luruh. Ternyata memang benar, sosok yang selalu menyebalkan itu adalah orang yang ia rindukan selama ini. Benar-benar takdir yang mengejutkan.

Matanya berkaca-kaca melihat objek yang baru saja disinggahi cowok itu. Ya, Kenta adalah Matt. Matt cowok sejuta pesona yang membuatnya jatuh cinta pada pertemuan pertama. Dan ia tak menyangka, Matt bisa berubah 90% saat menjadi Kenta. Atau memang itu sifat asli Matt yang jelas ia tak tahu.

Senyumnya sedikit terkembang, tapi sedetik selanjutnya senyum itu luntur kembali. Karena ingat bagaimana ucapan kegelisahan Kenta yang jelas ia dengar. Sosok kesepian itu sudah nyata di depan mata. Dan apakah ia harus rela kehilangan kesempatan emas?

”Matt, gue akhirnya dapetin lo. Gue nggak bakal nglepasin lo lagi. Pegang kata-kata gue.” Senyum tipis di wajah cantiknya terkembang.

Tubuh rampingnya perlahan keluar dari tempat persembunyian. Nafasnya berhembus lega ketika berhasil bebas dari tempat sempit dan sangat kotor itu. Tangannya mengibaskan debu-debu yang menenpel di seragamnya.

”Mulai hari ini, perjuangan gue bakal gue tunjukkin Ken, ups Matt.” Gadis itu dengan langkah anggunnya mulai meninggalkan rooftop. Karena tak terasa bel masuk sudah berbunyi. Rambut panjangnya yang tergerai berkibar indah tertiup angin.

°°°

Sama seperti pagi tadi, Kenta tetap terlihat lesu. Dan sore ini ia bertambah lesu karena harus pulang sendiri. Seperti biasa, Hanggara dan Rey selalu ngelayap tak tahu ke mana. Sedangkan Darka, cowok dingin itu mengikuti bimbingan olimpiade yang akan segera di adakan di sekolah.

Dan karena hari ini mood nya sudah down sedari pagi, Kenta memutuskan pulang terlebih dahulu. Setidaknya ia mengembalikan tenaganya dengan tertidur sebentar sebelum petang datang.

Karena sedari tadi kepalanya hanya menunduk, ia berhenti sebentar karena melihat kaki yang berbalut sepatu menghalangi jalannya. Ia mendongakkan kepalanya. Ternyata cewek penuh kesongongan pelakunya.

”Ngapain lo? Minggir. Gue nggak ada tenaga buat debat sama lo.” Kenta berujar malas dan kembali melanjutkan langkahnya.

Si cewek songong, Shenrha. Tak menyerah sedikitpun. Dia kembali menghalang-halangi tubuh menjulang Kenta. Tak kehabisan akal, Kenta mendorong tubuh kecil Shenrha dengan mudah. Shenrha kenapa sih?

”Kenapa sih lesu banget?” tanya Shenrha penasaran. Dia berusaha melangkah sejajae dengan Kenta. Tapi dengan jahilnya, cowok itu semakin melebarkan langkahnya.

”Kepo banget lo. Ngapain juga sok akrab sama gue? Mana nih Shenrha Alcita yang harga dirinya setinggi langit? Nggak malu jalan sama anak panti kayak gue apa?” Kenta berujar ketus tanpa menghentikan langkahnya. Jangan lupakan moodnya yang semakin jatuh karena kedatangan sosok yang tak diundang.

”Perasaan buruk banget gue dari sudut pandang lo,” sahut Shenrha yang kini menyerah dan mengikuti langkah lebar Kenta dari belakang.

Dari Luka Untuk Tawa✓Where stories live. Discover now